Dalam pendidikan di rumah ataupun di pendidikan anak usia dini (PAUD) didorong agar para pendidik mengajak anak belajar dari keseharian. Justru belajar dikaitkan dengan aktivitas sehari-hari anak membuat mereka merasa tidak asing dan semangat mengembangkan rasa ingin tahu dan mengeksplorasi.
Satu contoh, seorang beranggapan anak belajar matematika saat melihat gambar dengan angka -angka. Padahal , dengan membuat kue, misalnya anak justru bisa belajar matematika dan lebih baik. Belajar matematika keseharian di rumah dapat meningkatkan pencapaian matematika disekolah.
Itulah bagian kecil materi presentasi Guru Besar Tsinghua University dari Beijing Tiongkok Prof Stella Christie pada Seminar Nasional Pengasuhan Positif Agar Anak Sehat, Cerdas ,Ceria dan Berakhlak Mulia, di Universitas Yarsi, kemarin.
Dalam seminar ini banyak ilmu pengetahuan diutarakan Prof Stella didepan para peserta seminar.
Selanjutnya, Alumnus Program Doktor Northwestern University menyatakan,mengajak anak kecil belajar matematika tidak perlu dengan problem matematika .” Lewat ngobrol anak bisa berpikir matematika , karena anak-anak bayi punya pengetahuan dasar tentang jumlah,” Ujar Prof Stella.
Selain Prof Stella , Rektor Universitas Yarsi,Prof.dr.Fasli Jalal,Ph.D juga jadi pembicara menerangkan, dalam PAUD peran orang tua sangat penting mendukung perkembangan fisik, emosional, dan intelektual seorang anak sejak bayi hingga dewasa. Hal ini jadi tanggung jawab orang tua,sebab orang tua merupakan guru pertama untuk anak dalam mempelajari banyak hal.
Lebih lanjut Rektor Universitas Yarsi menyatakan, pemahaman itu udah dianggap biasa dan kadang-kadang karena kurang pengetahuan bahwa langkah-langkah itu tidak tepat. “Hal itu yang membahayakan anak, padahal dampaknya pada anak luar biasa,” kata Alumnus Doktor Cornell University.
Menurut Prof Fasli, kini kemajuan teknologi harus diimbangi dengan pembatasan, pendampingan dan komunikasi bersama orang tua. karenanya, sangat penting tumbuh kembang anak bagi orang tua.
“Kalau kecanggian teknologi itu membuat orang tua terkadang interaksi dengan anak itu semakin kurang dengan kondisi saat ini. Yang pertama dia perlu keteraturan, perlu batasan. Cuma harus diperkenalkan. Kemudian komunikasi dan kehadiran orang tua pada waktu mereka dengan gadget pun kita harus dampingi,” ingat Prof Fasli.
Ia menegaskan, karena pentingnya tumbuh kembang anak, maka Universitas Yarsi bekerjasama HIMPAUDI akan menggelar seminar internasional di Bali untuk mencari solusi bagi Pengasuhan Positif agar anak sehat, cerdas, ceria dan berakhlak mulia.” Intinya Yarsi support PAUD,”tegas Rektor Universitas Yarsi.
Ketua Pengurus Yayasan Yarsi, dr.Shanti Jurnalis,Sp.A,M.Kes menambahkan, PAUD itu sangat bagus dan penting bagi masa depan bangsa Indonesia. Untuk itu pihaknya mensuport penuh kegiatan ini.
Yarsi punya Preschool , jadi kami sangat men-support dan apa yang disampaikan para narasumber tadi itu luar biasa dan up to date ya dengan apa yang dibutuhkan untuk anak-anak masa depan. “Kegiatan ini tidak berhenti sampai di sini,” harapnya
Menurut dr Shanti, akan ada program-program lanjutan. Ia menilai pengasuhan positif harus dilakukan orang tua yaitu ayah dan ibu, untuk mendapatkan tumbuh kembang anak secara optimal.
Sedangkan Ketua Umum HIMPAUDI Pusat, Dr Beti Nur Aini mengatakan, kedepan akan selalu melakukan seminar hingga pelatihan, tujuannya menyebarkan program pemerintah, terutama bagi program anak usia dini. Bahkan pihaknya tengah merumuskan grand design pengasuhan usia dini.
Penasehat HIMPAUDI dan Pengurus Yayasan Citra Pendidik Indonesia, Dr.Gusnawirta T.Fasli,M.Pd menjelaskan, kegiatan ini hasil kerjasama Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia(HIMPAUDI) dan Yayasan Citra Pendidik Indonesia bersama Universitas Yarsi
Sebagai panitia mengucapkan terima kasih kepada para pembicara telah memberikan pencerahan dan pengetahuannya.
Begitupula kepada panitia dan mitra kerja dan khususnya kepada keluarga besar Universitas Yarsi telah membantu menjadi tuan rumah seminar sehingga seminar ini sukses (usman)