Yarsi Punya Acara Ngisi , Bahas Sains dan Islam, Kemasannya Populer

Kemampuan sesorang mengatasi dengan berbagai tantangan muncul untuk bangkit kembali ditengah kemalangan atau kesulitan dialami dalam hidup . Itulah resiliensi psikologis.

Islam mengenal resiliensi psikologis (resiliensi psikologis Islam) diantaranya, kesabaran ( kisah nabi Ayyub), taubat (kisah Nabi Adam) dan tawakal ( kisah nabi Ibrahim). Sedangkan ikhtiar, ikhlas, syukur dan istiqomah merupakan resiliensi terkait Islam.

Dosen Fakultas Psikologi Universitas Yarsi, Ratih arrum Listiyandini,M.Psi.,Ph.D.(Psikolog Ratih)  menyatakan dalam Acara Ngaji Integrasi Sains dan Islam (Ngisi) Keluarga Besar Yarsi, Jumat,29 Nopember 2024.

Psikolog Ratih dalam Ngisi membawakan materi Resiliensi Psikologis dikaji dalam Perspektif Islam dan Sains. Banyak wawasan mencerahkan disampaikan. Diantaranya untuk menumbuhkan resiliensi dalam Islam dengan Dzikir, Self Reflection (evaluasi dan pemahaman pikiran , perasaan dan tindakan) Muroqobah(tingkatkan hubungan dengan Allah) , baca Alquran

Kepala Pusat Kajian dan Pengembangan Ruhul Islam Universitas Yarsi, Dr. Karimulloh, M.A (doktor Karimulloh) menjelaskan Ngisi digelar dua minggu sekali , membahas seputar integrasi sains dan Islam dengan sasaran utama dosen, namun boleh diikuti oleh tendik dan mahasiswa.Pembawa materi dosen ilmu dan dimoderatori dosen agama Islam.

”Setiap tema diangkat merupakan hasil evaluasi dari peserta (request) dan juga dari permasalahan sedang diperbincangkan (hits),” terang doktor Karimulloh

Ngisi sudah lama digelar di Yarsi. Selama tahun 2024 sudah beragam materi dibahas. Terkait kesusastraan seperti Sastra Islam dan Dilema Bacaan Sastra, dibawakan dosen fakultas teknologi informasi, Heri Samtani,S.Pd., M.Hum. Terkait ekonomi dan  bisnis seperti  Investasi Aman dan Bahaya Perspektif Ilmu Manajemen dan Islam, dipaparkan dosen fakultas ekonomi dan bisnis, Ananta Hagabean, SE., M.BA. Terkait kesehatan, Agar Sehatmu Berbuah Nikmat Syukur, dikupas dosen Fakultas Kedokteran gigi ,drg.Ufo Pramigi.

Kemudian terkait Biologi, seputar Serba Serbi Polemik Nasab dari Tinjauan DNA, diuraikan dosen magister biomedis  , juga Wakil Rektor II , Ahmad Rusdan H.Utomo, Ph.D. terkait ilmu kedokteran , Telomer, Penuaan dalam  Perspektif Islam, di utarakan  Dosen Fakultas Kedokteran Herliansyah,Ph.D, terkait reproduksi seperti Menghindari Penyakit Keganasan Reproduksi dalam Tinjauan Medis dan Islam, dikupas dosen  fakultas kedokteran, dr.Fita Maulina,Sp.OG.

”Pokoknya tema diangkat menarik dan menjadi perbincangan,” seru alumnus Doktor Omdurman Islamic University, Sudan

Selanjutnya Doktor Karimulloh menjelaskan, kegiatan kajian ini merupakan bagian kegiatan Wakil Rektor V bidang Ruhul Islam.Universitas Yarsi. ”Sekali lagi acara Ngisi selalu bahas sains dan Islam, kemasannya populer bersifat dialogis,”tegas dosen Ruhul Islam

Universitas Yarsi menginternalisasi ruhul Islam dalam rangka penghayatan nilai Islam  membentuk insan intelektual memiliki kepribadian wawasan pengetahuan dan berketrampilan sesuai Islam

Internalisasi ruhul Islam dilaksanakan segenap sivitas akademika dan tenaga kependidikan di lingkungan Universitas Yarsi.

Pendidikan  Ruhul Islam menjadi ciri khas Universitas Yarsi. Lewat pendidikan Ruhul Islam seluruh mahasiswa Universitas Yarsi akan menjiwai nilai-nilai Islam dalam kehidupannya.”Pendidikan Ruhul Islam ini dalam rangka mencetak intelektual Islam,”Tutup Doktor Karimulloh.

Sementara Rektor Universitas Yarsi ,Prof.dr.Fasli Jalal, Ph.D mengatakan, Ruhul Islam bukan hanya ditempel-tempelkan sebagai mata pelajaran. Pembelajaran agama Islam  di Universitas Yarsi diajarkan setiap semester semua program studi. sehingga akhirnya laporan penelitian dan skripsinya harus punya kajian berkaitan dengan Islam.”,” ujar Rektor Universitas Yarsi

Wakil Rektor V Universitas Yarsi (Pemimpin Pendidikan dan Kajian Ruhul Islam) Dr.dr.Endy Muhammad Astiwara, MA(Doktor Endy) menambahkan setiap mahasiswa Yarsi dipersiapkan menjadi intelektual Islam.  proses pendidikannya diajari setiap semester dan saat skripsi harus ada sentuhan keislamannya. Sebelumnya dari semuanya ini disusun kurikulum dan silabus para mahasiswa mencapai tujuan. “Jadi setelah lulus dari Yarsi sudah terbentuk intelektual islami,” cakap Wakil Rektor V (Usman)