Webinar Nasional “Manajemen Big Data: Strategi Mengolah dan Menggunakan Big Data di Era AI” dalam Rangka Peringatan HUT FPPTI ke-24

Jakarta – Senin, 14 Oktober 2024, Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia (FPPTI) menggelar webinar nasional bertajuk “Manajemen Big Data: Strategi Mengolah dan Menggunakan Big Data di Era AI” dalam rangka peringatan Hari Ulang Tahun FPPTI yang ke-24. Acara ini berlangsung secara daring melalui Zoom Meeting dan dihadiri oleh berbagai kalangan profesional di bidang perpustakaan dan pendidikan tinggi.

Rektor Universitas YARSI, Prof. dr. Fasli Jalal, Ph.D, hadir memberikan sambutan dalam pembukaan acara tersebut. Ia menyampaikan beberapa poin penting terkait peran perpustakaan di era digital.

Prof. Fasli Jalal mengucapkan selamat atas peringatan HUT FPPTI ke-24, sekaligus menyampaikan apresiasi terhadap peran perpustakaan perguruan tinggi yang terus mendukung dunia pendidikan.

Fasli Jalal menekankan bahwa perpustakaan memegang peran sentral dalam mendukung pendidikan tinggi sebagai sumber daya pengetahuan yang sangat penting.

Dalam sambutannya, Prof. Fasli Jalal menyoroti pentingnya perpustakaan beradaptasi dengan kemajuan teknologi, termasuk pemanfaatan Big Data dan kecerdasan buatan (AI) untuk meningkatkan pelayanan informasi.

Beliau juga menegaskan bahwa kolaborasi antara perpustakaan dan inovasi dalam pelayanan informasi menjadi kunci untuk menghadapi tantangan di era digital ini.

Webinar ini diharapkan dapat membuka wawasan peserta mengenai strategi yang efektif dalam mengelola dan memanfaatkan Big Data, terutama dalam konteks perpustakaan dan institusi pendidikan di Indonesia.

Sementara,  Mariyah, S.Sos., M.Hum, Ketua Umum FPPTI menyoroti peran penting FPPTI sebagai wadah untuk memperkuat perpustakaan perguruan tinggi di Indonesia, khususnya dalam pengelolaan informasi dan akses pengetahuan.

Ia menegaskan bahwa FPPTI berkomitmen untuk terus meningkatkan literasi informasi di kalangan mahasiswa dan akademisi, agar mereka mampu bersaing di era yang semakin berbasis data ini.

Tantangan di era digital menjadi perhatian utama. Mariyah menyebutkan bahwa perpustakaan harus bisa menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi seperti Big Data, agar tetap relevan dan mampu memberikan layanan terbaik.

Setelah sambutannya, Mariyah secara resmi membuka rangkaian acara webinar ini, yang akan menghadirkan para pakar untuk membahas lebih dalam tentang strategi pengelolaan Big Data.

Sesi utama webinar diisi oleh keynote speaker Ida Fajar Priyanto, Ph.D dari Universitas Gadjah Mada. Ia membahas beberapa poin penting terkait peran dan transformasi perpustakaan di era digital:

Ida Fajar menekankan pentingnya perpustakaan sebagai pusat informasi yang mendukung riset akademis dan publikasi ilmiah. Perpustakaan berperan dalam menyediakan sumber daya yang kredibel dan akses yang mudah untuk para peneliti.

Ia menambahkan perlunya perpustakaan meningkatkan literasi informasi bagi mahasiswa dan dosen, agar mereka mampu memanfaatkan teknologi dan data secara efektif dalam penelitian.

Perpustakaan saat ini harus bertransformasi, tidak hanya menjadi tempat penyimpanan informasi, tetapi juga pusat inovasi dalam pemanfaatan teknologi digital, seperti Big Data, untuk mendukung pengembangan ilmu pengetahuan.

Melalui paparannya, Ida Fajar Priyanto memberikan pandangan strategis tentang bagaimana perpustakaan dapat berperan aktif dalam mendukung pendidikan dan riset di tengah pesatnya perkembangan teknologi.

webinar ini juga menghadirkan narasumber dari Perpustakaan Nasional RI, Irhamni Ali, Ph.D. Dalam pemaparannya, ia membahas beberapa hal penting terkait dukungan dan tantangan yang dihadapi perpustakaan perguruan tinggi di era digital:

Irhamni Ali menjelaskan bahwa Perpustakaan Nasional RI terus memberikan dukungan kepada perpustakaan perguruan tinggi melalui berbagai layanan digital, pelatihan sumber daya manusia, dan penyediaan sumber daya informasi yang dapat diakses oleh mahasiswa dan dosen.

Ia juga membahas tantangan yang dihadapi perpustakaan dalam menyediakan akses informasi di era digital, terutama untuk wilayah-wilayah terpencil. Irhamni menyoroti pentingnya infrastruktur teknologi yang memadai untuk memastikan semua mahasiswa, di mana pun mereka berada, dapat mengakses informasi yang dibutuhkan.

Dalam sesi ini, Irhamni menegaskan pentingnya kolaborasi antar perpustakaan di seluruh Indonesia, serta kerjasama dengan perpustakaan internasional. Kolaborasi ini dinilai krusial untuk memperkuat jaringan informasi, meningkatkan kualitas layanan, dan mengatasi keterbatasan sumber daya lokal.

Pemaparannya memberikan perspektif mengenai peran strategis Perpustakaan Nasional dalam mendukung transformasi perpustakaan perguruan tinggi di Indonesia, terutama dalam menghadapi era digital yang terus berkembang.

Salah satu narasumber penting dalam webinar ini adalah Mohamad Mostafa dari DataCite untuk wilayah Timur Tengah dan Asia. Dalam presentasinya, Mohamad Mostafa membahas sejumlah topik penting terkait pengelolaan data ilmiah dan penerbitan akademik, khususnya penggunaan DOI (Digital Object Identifier) antara lain:

  • Penggunaan DOI (Digital Object Identifier) dalam Publikasi Akademik: Mostafa menjelaskan bahwa DOI memainkan peran penting dalam menjaga keaslian dan aksesibilitas karya ilmiah. DOI berfungsi sebagai identifikasi unik yang memastikan setiap karya akademik dapat dilacak dan diakses dengan mudah di seluruh dunia. DataCite, sebagai penyedia DOI, berperan penting dalam menyediakan layanan ini bagi institusi akademik dan peneliti.
  • Manfaat DOI bagi Perpustakaan dan Akademisi: Beliau menyoroti manfaat besar dari penggunaan DOI bagi perpustakaan dan akademisi. DOI membantu perpustakaan dalam pengelolaan data penelitian dan meningkatkan kemudahan akses ke publikasi ilmiah, sekaligus memberikan legitimasi pada karya ilmiah yang diterbitkan.
  • Kolaborasi Internasional dalam Penyediaan Data Ilmiah: Dalam pembahasannya, Mostafa juga menguraikan bagaimana perpustakaan di Indonesia dapat memanfaatkan kolaborasi internasional untuk mengakses dan mengelola data ilmiah yang terintegrasi melalui platform DataCite. Ini akan memperkuat jaringan akademik global dan memfasilitasi pertukaran informasi yang lebih baik antara para peneliti di berbagai negara.

Dengan penjelasan yang komprehensif, Mohamad Mostafa memberikan pandangan strategis tentang bagaimana penggunaan DOI dapat meningkatkan kualitas publikasi akademik dan memperluas akses global terhadap penelitian ilmiah. ( Zuhri Gayo)