Sebanyak 418 Wisudawan/wati Sarjana dan Pascasarjana dalam Sidang Terbuka Senat Universitas YARSI (UY) Semester Genap Tahun Akademik 2018-2019 mendapat pencerahan dari Prof. Dr. H.C Ary Ginanjar Agustian, yang dikenal sebagai seorang motivator dan pendiri Emotional Spiritual Quotient (ESQ) Leadership Center melalui Orasi Ilmiah (Sabtu, 26/10/2019) di Auditorium Ar-Rahman, Menara YARSI lantai 12, Cempaka Putih-Jakarta Pusat.
Suatu kehormatan bagi UY atas kehadiran Prof. Ary dan berkenan memotivasi hadirin terutama wisudawan/wati dalam orasi ilmiahnya berkesempatan menyuguhkan pemutaran video Sophia sebuah robot humanoid yang dikembangkan oleh perusahaan berbasis di Hong Kong, Hanson Robotics. Robot sebuah kecerdasan buatan yang akan menggantikan posisi manusia apabila terus ketinggalan dalam hal apa saja khususnya ilmu pengetahuan dan penguasaan teknologi.
Dulu orang ingin bekerja di perbankan, sekarang kata Prof. Ary sudah digantikan dengan Aaps (aplikasi). Begitupun dengan profesi dokter sekarang juga sudah digantikan dengan ‘halodoc’. Lawyer di Amerika juga sudah diganti dengan Apps.
“Begitulah pada akhirnya, kalau kita tidak bisa bersaing maka akan digantikan oleh robot Sophia,” ucap Prof. Ary serius.
Jadi, hari ini adalah hari yang sangat penting, wisuda yang paling istimewa. Kalau seandainya kita diwisuda 10 atau 20 tahun yang lalu, maka sudah jelas posisi pekerjaannya. Tapi 5 sampai 10 tahun ke depan saya tidak tahu posisi apa yang akan kita miliki,” urai Prof. Ary.
Teknologi berubah sangat cepat, jadi tanpa disadari kata Prof. Ary sekarang kita sudah berada pada suatu era atau masa yang dinamakannya VUCA Era. Dijelaskan bahwa VUCA adalah singkatan dari Volatility (perubahan yang super cepat), Uncertainty (Ketidakpastian), Complexity (Kompleksitas), dan Ambiguity (Kemenduaan), sedangkan Era adalah sebuah masa atau kondisi.
Tantangan Indonesia ke depan, kata Prof. Ary sudah seperti mobil Ferrari yang lajunya sangat cepat mencapai 400 km per jam dan memiliki kapasitas mesin 6300 cc, sementara kita baru Karimun 1000 cc. Untuk menjawab tantangan itu yang harus dilakukan adalah mampu mengganti seher atau pistonnya. Dengan kata lain, kita harus mampu mengganti cara berpikir kita yang selama ini sudah tidak relevan dengan kondisi saat ini.
“Saya ingin sampaikan dari 100 orang yang ingin sukses di dunia hanya 5% yang betul-betul ingin sukses bahkan yang benar-benar sukses dan menjadi hebat tidak sampai 5%,” terang Prof. Ary.
Pada kesempatan itu pula, Prof. Ary menjelaskan bagaimana caranya agar masuk ke dalam 5% itu dan yang disampaikannya tersebut adalah berdasarkan pengalaman hidupnya bukan teori serta bukan pula dari buku.
Prof. Ary berpesan kepada hadirin terutama wisudawan/wati agar jangan sampai bernasib sama seperti si Joker di film Batman. Ia meminta supaya tidak gagal memahami apa yang akan dsampaikannya nanti, sehingga tahu bagaimana caranya punya ‘vaksin’ anti Joker.
“Pertama kuatkan dulu cc mesin kita, ibaratnya tantangan sudah segede gajah di depan mata tetapi diri kita masih sebesar panci. Kita harus mampu meluaskan panci itu atau kapasitas diri dan mental,” urai Prof. Ary.
“Tidak mungkin kita meminta supaya gajah itu diet agar muat di panci yang kita miliki. Sudah makannya rumput masih disuruh diet, diet apalagi?,” kelakar Prof. Ary yang disambut tawa hadirin.
Kuncinya adalah kata Prof. Ary harus mampu memiliki tiga hal yaitu pertama harus memiliki kompetensi yang diperoleh saat berada di bangku pendidikan seperti pelajaran fisika, matematika, kedokteran, ilmu hukum, ekonomi, dan lain sebagainya.
Kedua, agility atau kemampuan menahan tekanan yang datang dari manapun juga. Menurut Prof. Ary tidak ada mata kuliah di perguruan tinggi yang mengajarkan agility (kelincahan). Agility pertamakali dikeluarkan oleh George Stout tentang AQ (adversity quotient) yaitu sebuah kecerdasan yang dimiliki seseorang untuk mengatasi kesulitan dan sanggup untuk bertahan hidup, tidak mudah menyerah dalam menghadapi setiap kesulitan hidup atau ketahanan (daya tahan seseorang) ketika menghadapi masalah. Namun, sebenarnya hal ini sudah diajarkan oleh Nabi Ibrahim 5000 tahun yang lalu kepada Siti Hajar yang berlari dari Bukit Shafa ke Marwah.
Sedangkan yang ketiga capability, yakni sebuah kemampuan memiliki hati yang luas. Seperti luasnya Danau Toba atau Maninjau apabila garam masuk ke dalam danau tersebut maka garam itu akan tawar. Tetapi kalau hati yang dimiliki sebesar gelas, dikasih garam satu sendok saja maka langsung terasa pahit dan asin, itulah Joker.
Sebelumnya, secara resmi, Prof. Hj. Qomariyah RS, dr., MS., PKK., AIFM (Ketua Senat Univeristas) selaku pemimpin sidang membuka acara wisuda dengan anggota terdiri dari Prof. dr. Jurnalis Uddin, PAK. (Ketua Pengurus Yayasan YARSI), Prof. dr. Fasli Jalal, Ph.D. (Rektor UY), dr. Miranti Pusparini, MPd. (Ked) (Wakil Rektor/ Warek I), Dr. Tripanjiasih Susmiarsih, S.Si, M.Biomed, PA (Warek II), Dra. Himmi Marsiati, MS (Warek III), Dr. Vitri Tundjungsari, S.T., M.Sc (Warek IV), Dr. Hj. Rika Yuliwulandari, M.Hlt, Ph.D (Dekan FK), Dr. Ummi Azizah Rachmawati, S.Kom, M.Kom (Dekan FTI), Dr. Ir. Verni Yuliaty Ismail, MM, MSi (Dekan FE), Dr. Hj. Ely Alawiyah Jufri, SH, MH (Dekan FH), Dr. Octaviani I. Ranakusuma, Psi, BA(Hon), M.Si (Dekan FPsi), Prof. Dr. drg. Bambang S. Trenggono, M.Biomed (Dekan FKG), dan Direktur Sekolah Pasca Sarjana Prof. dr. Abdul Salam M. Sofro, PhD., Sp.KT(P), serta anggota lainnya.
Wisuda kali ini dihadiri oleh Dr. M. Samsuri, S. Pd , MT. (PLT. Kepala LLDikti Wilayah 3 Jakarta), Hj. Ratna Maida Ning (Ketua Pembina Yayasan YARSI), dr. Shanti Jurnalis, Sp.A, M.Kes. (Sekretaris Pengurus Yayasan YARSI), Ny. Zuraida Jurnalis Uddin, Dr. Gusnawirta T. Fasli, M.Pd., dan Dr. Erman Syamsuddin, S.H, M.Pd. (Direktur Direktorat Pelayanan Terpadu). Turut hadir salah seorang wakil dari Badan Musyawarah (Bamus) Masyarakat Bengkulu – Jabodetabek dan lebih dari 900 orang para kerabat (orangtua/saudara/istri/suami) wisudawan/wati berikut panitia penyelenggara memadati ruangan wisuda.
Wisuda kali ini telah menambah komunitas lulusan Universitas YARSI menjadi 9.929 orang yang dipersembahkan kepada Indonesia dan dunia. Sesuai dengan visi ‘Mewujudkan perguruan tinggi Islam yang terpandang, berwibawa, bermutu tinggi dan mampu bersaing dalam fora nasional maupun internasional dan termasuk dalam kelompok 500 perguruan tinggi terbaik dunia’ Universitas YARSI membekali para lulusannya dengan keilmuan dan keterampilan sesuai dengan bidang ilmu yang diambilnya yang selaras dengan nilai-nilai Agama Islam.
Selain acara wisuda yang ditandai dengan prosesi penyerahan tabung ijazah oleh Dekan masing-masing Fakultas dan pemindahan kuncir oleh Rektor UY, juga dilakukan penyerahan penghargaan terhadap 10 wisudawan terbaik tiap-tiap program studi yang ada, serta memberikan apresiasi kepada mahasiswa UY yang telah menorehkan prestasi di tingkat nasional maupun internasional. (ART)
“Universitas YARSI, Islami dan Berkualitas”