Universitas Yarsi Siap Terima Mahasiswa Prodi SpKKLP pada Tahun Depan

KOMPAS.com Universitas Yarsi menerima Surat Keputusan (SK) Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi No. 680/E/O/2022 tentang Izin Pembukaan Program Studi (Prodi) Spesialis Kedoketran Keluarga Layanan Primer (SpKKLP).

Izin yang diberikan itu lewat Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah III (LLDikti III) DKI Jakarta pada 22 September 2022.

SK itu diserahkan Kepala LLDikti III Dr. Parisyanti Nurwardani di Kantor LLDikti III kepada Rektor Universitas Yarsi Prof. Fasli Jalal.

Penyerahan itu juga disaksikan oleh Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi Prof. Rika Yuliwulandari, Wakil Dekan I FK Universitas Yarsi Miranti Pusparini dan Dr. Erlina Wijayanti.

Dekan FK Universitas Yarsi, Prof. Rika Yuliwulandari mengatakan, setelah menerima SK Prodi SpKKLP, Universitas Yarsi akan segera mensosialisasikan kepada masyarakat tentang berdirinya prodi.

“Lalu akan dibuka penerimaan mahasiswa baru pada 2023,” kata dia dalam keterangannya, Sabtu (15/10/2022).

Dia mengungkapkan, Universitas Yarsi sangat siap menyelenggarakan Prodi SpKKLP.

Kini, sebut dia, Universitas Yarsi memiliki 9 SpKKLP dan 15 pembimbing klinis.

Sarana dan prasarana, lanjut dia, juga sangat memadai di kampus maupun wahana atau rumah sakit pendidikan.

Rumah sakit pendidikan utama adalah RS Yarsi, sedangkan RS jejaring adalah RS Muh. Ridwan Meuraksa.

“Untuk wahana pendidikan ada Puskesmas Kecamatan Kemayoran dan Klinik Yarsi,” jelas dia.

Prof. Rika menjelaskan, Universitas Yarsi mengajukan permohonan Prodi SpKKLP pada 2020.

Setelah 2 tahu berjalan, SK itu telah diterima langsung oleh Universitas Yarsi.

Selanjutnya, dia mengaku, kehadiran spesialis ini di Indonesia atau di kota besar memperkuat layanan primer, dengan mengedepankan diagnostik holistik (menyeluruh), pelayanan paripurna, dan berkesinambungan.

Tak lupa, pelayanan Spesialis Kedoketran Keluarga Layanan Primer berupaya membina keluarga dan berorientasi komunitas.

“Karenanya dapat mengisi kesenjangan pelayanan di tingkat primer,” ungkap Guru Besar FK Universitas Yarsi ini.

Dari nilai keekonomian, tambah dia, kehadian SpKKLP menguntungkan. Apabila pengelolaan penyakit mengedepankan aspek manajemen diri pasien dan keluarga, akan menguangi pembiayaan kesehatan. Sebagai contoh, penderita diabetes melitus.

“Pasien dan kelaurga perlu memiliki pengetahuan, sikap, dan perilaku untuk mendukung pengelolaan penyakit sehingga kadar gula darah dapat terkontrol. Di sini dokter keluarga sangat berperan,” tukas dia.