Universitas Yarsi Kerjasama BAMUIS BNI Wujudkan Usaha Ultra Mikro Naik Kelas

Universitas Yarsi membantu usaha mikro kecil menengah tidak omon-omon alias retorika saja.  Lewat Tim Pengabdian Masyarakat  Program Studi Magister Manajemen (Prodi MM), bekerja sama dengan Yayasan Baitulmal Ummat Islam Bank BNI (BAMUIS BNI) memberdayakan pelaku usaha ultra mikro (UMI) agar naik kelas. menjadi usaha lebih sukses   .

Dosen Prodi MM Universitas Yarsi, Dr.Ir.Any Setianingrum,M.E. Sy mengatakan, UMI  merupakan lapisan ekonomi terbawah masyarakat, seringkali diwakili pedagang keliling atau usaha kecil minim modal dan dukungan serta harus dibantu permasalahan penguasaan teknologinya.

Melihat situasi ini, Prodi MM Universitas Yarsi bekerja sama dengan Bamuis BNI  memberikan monitoring, edukasi, dan pelatihan bagi pelaku UMI, sehingga mereka dapat mengembangkan usahanya secara optimal dan terwujud kesejahteraannya. naik kelas.

Bamuis BNI menyalurkan zakat dan donasi lainnya secara produktif untuk mendukung pengembangan UMI. Zakat diberikan tidak dimaksudkan untuk konsumtif, tetapi disalurkan sebagai hibah dengan syarat  dana tersebut digunakan untuk kelancaran usaha, bukan untuk keperluan lainnya.

Menurut Doktor Any, di sinilah peran Universitas Yarsi menjadi penting, memastikan penyaluran zakat ini tepat sasaran dan berkelanjutan.

Ditambahkannya, banyak pelaku UMI menghadapi tantangan besar dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, termasuk untuk kesehatan dan pendidikan. Bahkan, pemberian pinjaman dengan bunga rendah sering kali tidak bisa membantu karena mereka tidak memiliki cukup profit untuk menutupi kebutuhan dasar.

Lebih lanjut, kerja sama ini juga mengimplementasikan konsep Kampus Merdeka. 13 mahasiswa Universitas Yarsi dan 5 mahasiswa penerima beasiswa dari Bamus BNI dilibatkan dalam program ini.

Para mahasiswa diharapkan tidak hanya mempelajari teori dalam kelas, tetapi juga turun ke lapangan memahami lebih dalam tentang kewirausahaan dan jiwa filantropi.

Menurut Alumnus Doktor Universitas Airlangga, lewat kegiatan ini, mahasiswa juga didorong mengembangkan ekonomi berbagi atau sharing economy, yang menjadi salah satu fokus utama program ini.

Sedangkan dalam proses penyaluran dana zakat, Prodi MM Universitas Yarsi bekerja sama dengan pihak kecamatan untuk memastikan bahwa data persebaran UMI dan kendala dihadapi mereka dapat diatasi dengan baik.

Pendataan dan pendaftaran UMI dilakukan melalui sistem klustering, di mana satu kluster terdiri dari 5 hingga 10 pelaku usaha.” Setiap kluster akan dipantau secara ketat untuk mencegah adanya penyalahgunaan dana,” imbuhnya.

Ibu berhijab ini menuturkan, tantangan lain dihadapi UMI ketidakmampuan mereka mengikuti pelatihan karena harus meninggalkan usaha mereka. ” Solusi hal ini, saat pelatihan berlangsung , mereka diberikan uang saku sebagai pengganti penghasilan yang hilang selama mengikuti pelatihan,” ucapnya.

Selain itu, banyak pelaku UMI tidak memiliki ponsel atau rekening bank, sehingga menjadi hambatan dalam proses penyaluran dana zakat. Namun program ini telah membantu sebagian dari mereka untuk membuka rekening bank, sehingga dana zakat dapat disalurkan dengan lebih mudah.

Program ini juga dilengkapi dengan evaluasi sebelum dan sesudah pemberdayaan UMI, untuk mengukur motivasi, tingkat keputusasaan, dan perkembangan usaha mereka. ”Hasil survei menunjukkan bimbingan yang diberikan telah meningkatkan optimisme pelaku UMI,” cakap doktor Any.

“Semangat, optimasi, dan pendampingan adalah tiga faktor utama dibutuhkan agar UMI dapat naik kelas dan berkontribusi lebih besar bagi perekonomian Indonesia,” tutupnya.

Sisi lain Direktur Eksekutif BAMUIS,Drs.Sudirman,MBA melengkapi BAMUIS punya dana, tapi  tak bisa membina dan tak bisa melahirkan mental wiraswasta.”Alhamdulillah  dengan kerjasama Universitas Yarsi mereka ikut dalam kegiatan ini  kondisinya  sudah terwujud dan sukses.

Ditambahkannya, BAMUIS kini Fokus pada pemberdayaan umat. BAMUIS  tak memberikan sembako tetapi orang yang tadinya tak pintar jadi pintar. Semua itu lewat beasiswa dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi.

Sumber dana BAMUIS dari zakat. Kini yang dibina BAMUIS usaha kecil menengah dan harus sukses dan sejahtera. ”Kerjasama Universitas Yarsi berharap jumlahnya bertambah,” tutup Sudirman (usman)