Universitas YARSI (UY) bekerja sama dengan Rumah Sakit (RS) YARSI dan Keluarga Besar Bulan Bintang menggelar Panel Diskusi dengan tema “Kesiapan Masyarakat dan Pemerintah dalam Menghadapi Ancaman Covid-19 (Coronavirus), di ruang Auditorium Ar-Rahman, Menara YARSI Lantai 12, Cempaka Putih, Jakarta Pusat (Jumat, 21 Februari 2020).
Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Rektor Universitas YARSI – Prof. dr. Fasli Jalal, Ph.D. dalam sambutannya mengatakan corona virus atau virus corona menjadi masalah kesehatan dunia mengawali tahun 2020 yang telah menginfeksi ratusan orang sejak diketahui menyerang Wuhan, China. Corona virus adalah kelompok besar virus yang umum ditemukan pada hewan dan bersifat zoonotik. Menurut US Centers for Disease Control and Prevention (CDC), virus tidak hanya menyebar antar hewan. Artinya, virus corona atau corona virus bisa menyebar dari hewan ke manusia.
Dulu, kata Prof. Fasli Jalal dunia dikejutkan dengan penyebaran virus MERS adalah kasus epidemi pertama, kemudian datang lagi virus SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) yang bermula di China juga yang membesar di Hongkong dan ditutup habis pada waktu itu. Singapura menjadi sangat sepi, sehingga terjadi perubahan yang sangat mendasar pada perekonomian membuat mereka berfikir keras bagaimana caranya meng-containing penyakit-penyakit yang tidak terduga.
“Pada akhirnya kedua kasus epidemi tersebut ditemukan cara-cara penanggulangannya dan dapat dicegah serta dikontrol hingga tidak lagi jadi masalah,” terang Prof. Fasli Jalal.
“Tuhan Maha Kuasa yang mungkin sudah memberikan peringatan kepada kita agar selalu waspada bahwa ada risiko-risiko dalam kehidupan saat kita tidak menjaga kesimbangan, akhirnya datang sebuah penyakit baru yang hampir sama dengan MERS dan SARS, namun virus sejenis ini baru ditemukan yang berpusat di kota Wuhan, China. Dalam jangka waktu yang cukup singkat, Wuhan diblokir,” urai Prof. Fasli Jalal.
Di Wuhan, menurut Prof. Fasli Jalal yang sudah 2 (dua) kali ke sana menyatakan ada sekitar 2000 orang pelajar/mahasiswa Indonesia S-1 sampai S-3 yang sedang mengenyam pendidikan, sebagian besar diantaranya memperoleh beasiswa dari pemerintahan China. Dengan mengetahui kasus pneumonia Wuhan disebabkan virus corona, semua berhasil dipulangkan ke tanah air dan tidak satupun dari mereka yang terjangkit.
“Meskipun Indonesia belum ada kasus virus corona ini yang terkonfirmasi secara positif, namun kewaspadaan selalu terus kita tingkatkan. Nanti kita akan sama-sama mendengar bagaimana kesiap-siagaan negara kita secara nasional dari Kemenkes RI dan di tingkat daerah dari Dinas Kesehatan DKI,” jelas Prof. Fasli Jalal.
“Begitupun dengan IDI yang di dalam hal ini ibaratnya memegang pisau bermata dua, tugas pertama untuk menyehatkan masyarakat, namun dia sendiripun bisa tidak luput dari ancaman tertular penyakit tersebut,” pungkas Praf. Fasli Jalal.
Dikusi Panel ini menghadirkan 6 (enam) Narasumber yaitu: 1) dr. Anung Sugihantono, M.Kes. (Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI/Dirjen P2P) “Kesiapan Kemenkes dalam Upaya Kesehatan Komprehensif, Prefentif, Diagnosis Terapy dan Rehabilitative” (Regulasi, Sarana, Prasarana, dan Pembiayaan); 2) dr. Widyastuti, MKM. (Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta) “Kesiapan Pemda DKI sebagai Salah Satu Tempat Masuk Pertukaran Manusia dari dan ke Luar Negeri”; 3) Dr. Daeng M. Faqih, SH., MH. (Ketua Umum IDI/Ikatan Dokter Indonesia) “Kesiapan Dokter Indonesia dalam mencegah ancaman Corona virus (SDM, Skill and Knowledge); 4) Dr. Ir. Mohammad Yunus,M.Eng. (Taprof Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Lemhannas) “Pandangan dan Kajian Lemhannas sebagai Lembaga yang Menkaji IPOLEKSOSBUDHANKAMAS (Ilmu Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya, dan Pertahanan & Keamanan Masyarakat) terhadap Ketahanan Nasional”; 5) Prof. Yusril Ihza Mahendra (pengacara, pakar hukum tata negara, politikus, dan intelektual Indonesia) “Pandangan hukum tatanegara dalam kebencanaan dan wabah, bagai mana sikap Negara dan bagaimana seharusnya sikap warga Negara”; dan 6) KH. Drs Masrur – Ketua Forum ‘Salaman Merapi’ (Silaturohmi Alim Ulama dan Tokoh Lintas Iman) “Pandangan Fiqih Islam dalam Menghadapi Ancaman Wabah. Acara ini dipandu oleh Dr. dr. Norman Zainal, Sp.OT, M.Kes. (RS YARSI) sebagai moderator.
Setelah ceramah dan pemaparan dari semua narasumber acara dilanjutkan dengan penandatanganan MoU (Memmorandum of Understanding) antara Rumah Sakit YARSI oleh Direktur RS YARSI dr. Mulyadi Muchtiar, MARS dengan Keluarga Besar Bulan Bintang oleh Prof. Yusril Ihza Mahendra. Pada kesempatan itu juga diserahkan Kartu Khusus RS YARSI bagi Keluarga Besar Bulan Bintang dengan fasilitas diskon bila dirawat di RS YARSI. Kemudian Prof. Yusril menyerahkan kartu anggota Family Card Bulan Bintang secara simbolis kepada Perwakilan BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) YARSI dan Perwakilan BEM se-Jabodetabek. Diakhiri dengan penyerahan Plakat oleh Rektor UY – Prof. Fasli Jalal kepada seluruh narasumber pada acara ini. (ART)
“Universitas YARSI, Islami dan Berkualitas”