“Assalamualaikum warrahmatullahi wabarrakatuh, maaf, dengan tujuan kegiatan keliling Indonesia, kami dari Anggota Pramuka Tuna Rungu Indonesia ingin bertemu dan berfoto dengan Bapak Rektor disertakan dengan pemberian surat keterangan. Adapun contoh-contoh surat keterangan dapat dilihat di dalam buku yang kami lampirkan. Terima kasih.” Demikian sepenggal isi yang tertulis di dalam surat kecil yang dilaminating dan disodorkan kepada Rektor Universitas YARSI, Prof. dr. Fasli Jalal, Ph.D. oleh Resi Muin (20) salah satu Anggota Pramuka Tuna Rungu Indonesia Perwakilan Sulawesi Selatan bersama temannya Endang Marlina (47 tahun) saat kunjungannya di Univ. YARSI Jakarta (Rabu, 10/4/2019)
Dengan perasaan bangga bercampur haru, Prof. Fasli menyambut kedatangan 2 (dua) orang perwakilan itu sambil berjabat tangan dan menanyakan kabar mereka di lobby utama Univ. YARSI. Dengan wajah berseri-seri dan antusias walau tanpa bersuara, hanya dengan menggerak-gerakan bibir, tangan, dan jari mereka menjawab pertanyaan Bapak Rektor menggunakan bahasa isyarat.
Endang Marlina, perempuan kelahiran Kota Gudeg, Yogyakarta ini membuka tas ransel yang dibawanya. Kemudian dia mengeluarkan sebuah binder berplastik yang di dalamnya terdapat surat-surat keterangan mengenai kunjungannya ke berbagai instansi dan istititusi dengan bukti foto-foto dengan penjabatnya. Endang adalah perwakilan Anggota Pramuka Tuna Rungu dari Jakarta Barat dengan bangga memperlihatkan dirinya berfoto bersama Presiden RI, Joko Widodo yang terdapat salah satu di antara banyak surat dan foto di dalam binder itu.
Setelah bercengkerama cukup lama, kemudian Frof. Fasli mengajak mereka berdua untuk foto bersama yang diabadikan oleh fotografer dan pewarta Univ. YARSI. Demikian pula mereka berswafoto bersama Prof Fasli dengan Handphone yang mereka bawa.
Menanggapi kunjungan itu, di tempat terpisah Prof. Fasli mengatakan bahwa dia sangat mengapresiasi dan mendukung kegiatan yang mereka lakukan. Terutama Pramuka, karena melalui kegiatannya bisa membentuk kepribadian seseorang berakhlakul karimah. Apalagi dilakukan oleh mereka yang memiliki keterbatasan fisik, sosial ekonomi, dan sebagainya.
“Meskipun kondisi mereka tidak bisa mendengar (tuna runggu), namun tidak menghalanginya untuk mengekplorasi dan melihat, serta menemukan banyak hal-hal baru dengan berkeliling Indonesia. Hebatnya, mereka melakukannya dengan berjalan kaki,” kata Prof. Fasli.
“Seeing is believing (saya percaya kalau sudah saya lihat) dengan melihat banyak hal, maka dia percaya untuk membangun dirinya (kepercayaan dirinya),” tambah Prof. Fasli.
Melalui Surat Keterangan Rektor, menerangkan bahwa mereka sudah tiba di Univ. YARSI dan menyambut dengan baik serta sangat mendukung kegiatan “Perjalanan Keliling Indonesia” dengan mengucapkan ‘Selamat dan Sukses’ atas kegigihan yang mereka lakukan dalam mengenal dan mencitai tanah airnya. Semoga mereka senantiasa dalam lindungan Allah SWT.
Kemudian surat yang ditandatangani oleh Rektor Univ. YARSI tersebut diserahkan. Dengan perasaan gembira mereka menerimanya dan mohon pamit untuk melanjutkan perjalanan selanjutnya berkeliling Indonesia dengan berjalan kaki. Semoga semangat seperti yang mereka lakukan itu dapat menginspirasi kita semua, terutama mahasiswa-mahasiswi Univ. YARSI. (ART)