Sehubungan berita kasus COVID-19 di Singapura, maka ada 7 hal yang dapat disampaikan.
Pertama, COVID 19 memang masih bersama kita, dan tentu mungkin saja kasusnya pada waktu2 tertentu akan naik dan lalu turun lagi, sama seperti penyakit menular pada umumnya.
Ke dua, untuk COVID-19, memang akan ada varian baru dari waktu ke waktu, baik sekarang maupun di masa waktu ke depan.
Ke tiga, kejadian kenaikan kasus di Singapura sekarang ini terjadi karena galur virus jenis KP1 dan KP2, yang merupakan kelompok dari subvarian JN.1 yang merupakan bagian dari Omicron.
Ke empat, secara umum di dunia sekarang memang virus COVID-19 yang sedang dominan adalah varian Omicron, sub varian JN.1 dengan galurnya, termasuk KP.1 dan KP.2. Keduanya ini dikelompokkan pula dengan nama panggilan (nicknamed) ‘FLiRT’, sesuai dengan istilah tehnis mutasi yang terjadi.
Ke lima, KP2 ternyata lebih mudah menular daripada KP1, dan KP2 ini sudah dikategorikan sebagai variant under monitoring (VOM) oleh WHO.
Ke enam, kasus yang ada sejauh ini adalah ringan, tidak ada dampak berarti pada perawatan di rumah sakit dan apalagi ICU. Karena itu, nampaknya akan dapat dikendalikan dengan baik dan akan turun lagu sesudah puncak kasusnya tercapai. Sekali lagi kasusnya umumnya adalah ringan.
Ke tujuh, sehubungan kejadian di Singapura ini maka untuk kita di Indonesia maka ada 3 hal yang tetap perlu dilakukan. Ke satu, mengikuti dengan seksama peningkatan kasus di Singapura, dan juga di negara lain, seperti terjadi juga di India dll. Ke dua, tetap memonitor ketat adanya varian dan sub varian COVID-19 bersama turunannya di negara kita. Baik kalau kini diinformasikan ke publik tentang sudah ada atau tidak Virus COVID-19 KP 1 dan KP 2 di negara kita, dan kalau ada maka di daerah mana. Ke tiga, ada tidaknya peningkatan kasus COVID-19 maka
kita semua perlu selalu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, serta memberi prioritas penting bagi kesehatan kita dalam kehidupan sehari-hari