22 Januari 2024 kemarin dulu WHO memulai pertemuan penting tahunan, yaitu WHO Executive Board 154th session. Tentu ada delegasi Indonesia yang hadir dalam pertemuan penting di Jenewa ini. Ketika masih bekerja di Kementerian Kesehatan dan kemudian di WHO maka biasanay saya juga hadir pada pertemuan di kantor WHO ini. Agenda utama kali ini adalah membahas program kerja utama WHO untuk tahun ini, yang disebut “General Programme of Work (GPW) yang ke 14”.
Ada tiga prioritas utama WHO sekarang, yaitu masyarakat yang lebih sehat (“healthier populations”), cakupan kesehatan untuk semua (“universal health coverage”) dan program kesiapan serta respon pada kemungkinan pandemi mendatang (“emergency preparedness and response”). Tujuan utama GPW 14 WHO adalah amat mulia, mempromosikan, memberi pelayanan serta melindungi kesehatan dan kesejahteraan umat manusia, dimanapun berada (“to promote, provide and protect health and wellbeing for all people, everywhere”). Hal senada untuk skala Indonesia tentu perlu jadi perhatian utama para PasLon Presiden dan Wakil Presiden kita. Dalam implementasinya maka dilakukan program kerja 5 P, atau “Five Ps”, yang akan baik kalau juga jadi bagian program kerja para PasLon kita yang minggu depan akan melakukan debat terakhir, di mana kesehatan adalah salah satu topiknya.
P pertama adalah “promoting health”, yaitu promosi kesehatan, menjaga hidup sehat, sesuatu yang amat perlu dilakukan di negara kita, bukan semata-mata mengobati yang sudah jatuh sakit. Kegiatan yang akan dilakukan WHO mencakup antara lain tentang pengendalian rokok (termasuk elektronik) dan alkohol, makanan sehat, penggunaan air susu ibu, minuman berpemanis dalam kemasan, aktifitas fisik, keselamatan di jalan raya, lingkungan hidup serta perubahan cuaca (“climate change”) serta konsep satu kesehatan (“One Health”) yang meliputi kesehatan manusia, kesehatan hewan dan kesehatan lingkungan.
P ke dua adalah “provide health”, memberi pelayanan kesehatan pada rakyatnya dengan konsep “universal health coverage”, termasuk memberi pelayanan kesehatan esensial yang bermutu tanpa membebani secara finansial. Dalam hal ini ditekankan juga tentang pentingnya petugas kesehatan dalam menjalankan profesinya. Tentu P ke dua ini juga mencakup fasilitas pelayanan kesehatan, ketersediaan obat dan sediaan farmasi yang bahkan disinggung juga tentang obat tradisional, yang untuk kita tentu punya potensi jamu pula.
Aspek yang amat penting pula dalam P ke dua ini adalah pengendalian penyakit menular dan tidak menular, sesuatu yang belum optimal di negara kita dan masih banyak yang perlu dilakukan dan dijadikan program kerja para PasLon pemimpin bangsa.
P ke tiga adalah ”protecting health”, perlindungan kesehatan. Dalam hal ini banyak dibahas tentang upaya kesiapan, pencegahan dan respon (“prepare, prevent and respond”) terhadap masalah kesehatan, dampak bencana alam, wabah, konflik dan perang serta mungkin saja pandemi mendatang. Juga dicakup tentang ketersediaan vaksin dan pengobatan antatra lain untuk cholera, diphtheria, meningitis dan yellow fever. Juga sudah tersedia vaksin untuk dengue, vaksin malaria yang ke dua dll. WHO minggu yang lalu bahkan baru meluncurkan “Health Emergency Appeal”, dan sesuatu yang juga perlu dipertimbangkan para PasLon kita.
Kemudian, kegiatan 3 P yang diatas ,”promote, provide and protect health” perlu di dukungan dengan P ke 4 dan P ke lima, yaitu “power” dan “perform” untuk kesehatan. P ke 4 tentang kekuatan (“Power”) kesehatan meliputi perkembangan sains, upaya riset, teknologi digital serta data dan komunikasi. Semua hal ini jelas amat perlu dilakukan di negara kita, karena hanya dengan data ilmiah yang tepat maka program dapat dilakukan dengan berhasil baik.
Sementara itu, P ke lima adalah “performing for health”, yang pada dasarnya bagaimana sistem dan manajemen kesehatan dilakukan dengan baik, oleh WHO dan tentu juga di negara kita.
Prof Tjandra Yoga Aditama
Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI