Jakarta- Dalam menghadapi dinamika zaman yang terus berkembang, transformasi perpustakaan menjadi suatu keharusan yang tak terelakkan. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Perpustakaan Pasca Sarjana Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta yang juga Dosen Program Studi Perpustakaan dan Sains Informasi Universitas YARSI Agus Rifai, Ph.D dalam sebuah acara diskusi online yang diselenggrarakan oleh Perpustakaan Universitas YARSI. (19/03/2024).
Acara yang bertajuk “Transformasi Perpustakaan: Keharusan atau Pilihan?” ini dihadiri oleh Rektor Universitas YARSI Prof. Fasli Jalal, Ph.D, Kepala Perpustakaan Tiko Dhafin Rizky, SIP., M.M. serta pejabat internal Universitas YARSI dan dimoderatori oleh Zuhri Amd.
Agus Rifai, Ph.D selaku narasumber menggarisbawahi bahwa transformasi perpustakaan bukanlah sekadar pilihan, melainkan sebuah keharusan yang tak terelakkan agar tetap relevan dan efektif dalam memenuhi kebutuhan masyarakat modern ditengah kemajuan teknologi yang terus berubah.
Karena menurutnya cara orang mencari, mengakses, dan berbagi informasi telah berubah secara drastis dengan adanya teknologi dan internet.
“Meskipun tetap kembali ke institusi perpustakaan itu sendiri, apakah itu menjadi pilihan atau keharusan, ” ujar Agus Rifai.
Menurut Agus Rifai ada enam (6) faktor yang mendorong mengapa perpustakaan harus bertransformasi. Faktor tersebut adalah komunitas dan hubungannya, kepemimpinan perpustakaan, tenaga perpustakaan, ruang fisik, koleksi perpustakaan dan harapan pengguna serta layanan terhadap pengguna.
“Namun dalam bertransformasi perpustakaan harus mampu meningkatkan nilai, layanan dan pengaruh terhadap masyarakat yang dilayani” jelasnya.
“Tanpa perubahan tidak ada inovasi, kreativitas, atau insentif untuk perbaikan. Mereka yang memulai perubahan akan mempunyai kesempatan yang lebih baik untuk mengelola perubahan yang tidak bisa dihindari”tegas Agus Rifai mengutip ucapan William Pollard.
Prof. Fasli Jalal, Ph.D Rektor Universitas YARSI memberikan pandangan yang dalam tentang pentingnya transformasi perpustakaan dalam mendukung pendidikan dan perkembangan masyarakat, ia menyoroti betapa pentingnya perpustakaan dalam memfasilitasi pembelajaran, pengembangan keterampilan, dan promosi budaya literasi di era digital ini.
Beliau menegaskan bahwa transformasi perpustakaan harus diiringi dengan restrukturisasi layanan, peningkatan aksesibilitas, dan penguatan komunitas sebagai bagian dari upaya untuk menjaga relevansi perpustakaan dalam masyarakat.
Para peserta diskusi setuju bahwa meskipun ada kendala dan tantangan dalam melaksanakan transformasi perpustakaan, namun hal tersebut tetap menjadi suatu keharusan dalam jangka panjang untuk memastikan bahwa perpustakaan tetap menjadi sumber pengetahuan dan pusat pembelajaran yang vital bagi masyarakat.