Tiga Srikandi FKUY Raih Cumlaude, Buka Rahasia Sukses Jadi Dokter

Umumnya jadi dokter harus menempuh pendidikan melelahkan dan waktu panjang. Tiga dokter dari Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi (FKUY)  menempuh tepat waktu, hanya enam tahun. Hebatnya lewat ikhtiarnya, mereka lulus jadi dokter dengan nilai tertinggi alias cumlaude dan luar biasanya mau membuka rahasia suksesnya.

Meidi Endahsari Nastiti (Meidi) mengatakan,belajar di fakultas kedokteran(FK) biasakan diri menyelesaikan tugas dan belajar dengan metode efektif , utamakan keseimbangan antara belajar dan menjaga kesehatan fisik maupun mental, kedua hal itu penting bisa tetap fokus dan produktif.

Berusahalah  membuat jadwal belajar teratur dan mengalokasikan waktu khusus mengulang materi. Selalu aktif bertanya kepada dosen dan berdiskusi dengan teman-teman agar terbantu lebih dalam memahami materi dari sudut pandang berbeda.Intinya konsistensi dan disiplin jadi kunci utama sukses.

Meidi,peserta sumpah dokter (baiat) Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi (FKUY) peraih indek prestasi kumulatif (IPK) tertinggi

Kini Meidi sudah resmi bergelar dokter, dengan ikhlas membagi langkah sukses. Meidi mengatakan, mendapatkan IPK perlu upaya  membangun komunikasi dengan para dosen, caranya bersikap proaktif dan sopan. Setiap kali ada materi kurang dipahami, segera bertanya ,baik di dalam kelas maupun secara pribadi di luar jam kuliah. Berusaha manfaatkan waktu konsultasi diberikan dosen untuk berdiskusi lebih mendalam dan mencari masukan terkait cara belajar yang efektif.

Kemudian berusaha lagi untuk dikenal dosen dan pembimbing merupakan bagian strategi. ”Caranya ikut kegiatan akademik di kampus,” ujar Meidi saat baiat di Universitas Yarsi, kemarin..

Dokter Meidi mengungkapkan, selama jadi mahasiswa kedokteran menghadapi beban studi cukup berat dan jadwal padat. Materi harus dipelajari sangat luas dan mendalam. Setiap semester,banyak materi baru harus dikuasai. Mulai dari teori dasar hingga praktik klinis dan memerlukan dedikasi besar. Jadi dibutuhkan konsentrasi tinggi dan waktu belajar konsisten.” Semua itu jadi tantangan musti dihadapi,” tutur dokter Meidi.asal Baubau Sulawesi Tenggara ,kemarin ,.

Dokter Meidi merasakan tertantang menyeimbangkan antara kehidupan akademik dan waktu pribadi. Terutama saat menghadapi ujian atau jadwal koas di rumah sakit. Tantangan lain adalah menjaga motivasi dan semangat di tengah tekanan. Apalagi saat menghadapi kesulitan dalam memahami materi sangat kompleks atau merasa kelelahan.

Materi anatomi merupakan pelajaran sangat sulit,  karena multi kompleks. Melibatkan banyak struktur tubuh harus dipahami lebih mendalam. Awalnya merasa kesulitan mengingat detail-detail tersebut, apalagi ketika harus memvisualisasikannya dalam bentuk 3D.

Solusinya, dengan menggunakan berbagai metode belajar lebih interaktif. Seperti menggunakan model tubuh manusia, aplikasi anatomi digital, dan video pembelajaran memperlihatkan struktur tubuh secara lebih jelas. Selain itu rutin belajar kelompok dengan teman untuk saling mengingatkan dan menguji pemahaman satu sama lain. ” Semua itu jalan keluarnya,” terang dokter Meidi juga aktif organisasi CIMSA (Center for Indonesian Medical Students’ Activities)

Saat hadapi ujian sangat sulit, padahal sudah mempersiapkan diri belajar maksimal.namun hasilnya tak sesuai harapan. Inilah satu pengalaman tak menyenangkan. ”Saat itu merasa kecewa dan cemas,” cakap dokter Meidi hobi bernyanyi

Kondisi itu jadi catatan berharga, mengajarkan untuk tidak cepat menyerah,belajar mengelola stres dan mencari cara lebih efektif dalam mempersiapkan ujian ke depannya.  ”Pengalaman tersebut justru jadi pelajaran berharga tentang ketekunan dan pentingnya evaluasi diri,”seru dokter Meidi saat SMA selalu peringkat satu

Kini dunia kedokteran berubah sangat dinamis dan terus berkembang seiring kemajuan teknologi. Perjalanan di kedokteran penuh tantangan. Kepada para junior tetap semangat dan konsisten belajar. Jangan pernah ragu bertanya dan diskusi dengan teman-teman maupun dosen ” Belajar jadi dokter tidak hanya cerdas, tapi juga peduli dan tulus membantu sesama,” ingat dokter Meidi,dari kecil ingin jadi dokter.

Papa dan Mama terima kasih atas doa, dukungan, dan bimbingannya. Meidi ingin membalas kasih sayang mereka dan memastikan mereka bisa hidup nyaman , sehat dan sejahtera. Serta akan laksanakan pesannya tidak pernah meninggalkan sholat, selalu rendah hati, dan tidak cepat merasa puas saat raih pencapaian.

Setelah menjadi dokter, ada dua rencana utama ingin dicapai, Pertama, lanjutkan pendidikan spesialis Kedua, berencana ikut dalam program kesehatan masyarakat. Khususnya di wilayah keterbatasan akses kesehatan sehingga muncul peningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan.

Seperti Meidi, Sania Zahra juga dokter peraih nilai tertinggi (cum laude) ujian Computer Based Test ( CBT ) mengatakan, memperoleh hasil terbaik tentu ada kiatnya. Sebulan sebelum ujian  sudah belajar hanya untuk  memahami semua materi sampai benar-benar paham. Kemudian  dua minggu sebelum ujian fokus membahas soal dengan pembahasannya. ” Dalam satu hari saya bisa membahas sekitar 250 soal  dan menghafal semua obat dan dosis,” tutur dokter Sania yang berencana lanjut pendidikan spesialis.

Ditambahkannya, menjadi mahasiswa kedokteran harus pintar membagi waktu,sehingga menang bersaing dan terhindar stres. Selain itu harus bisa membangun komunikasi dengan dosen,miliki sopan santun.

Bagi dokter Sania, Jantung merupakan pelajaran sangat sulit di fakultas kedokteran (FK).Namun setelah tekun dipelajari hingga paham,saat Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD) malah pelajaran jantung menjadi sangat disukai,

Semangat terus ya adik-adik FKUY. ”Teruslah rajin belajar dan berdoa serta minta doa orang tua agar dilancarkan jadi dokter,” tutup dokter Sania berencana bangun klinik.

Bapak dan Ibu, Alhamdulillah , atas doa, kasih sayang dan support , kini cita-cita kecil  Sania jadi dokter pertama di keluarga sudah terwujud.”Saya akan berbakti dan ingat selalu segala nasehat serta mendoakan bapak dan ibu selalu diberikan kesehatan dalam lindungan Allah SWT,ujar dokter Sania, suka olahraga.

Masning Khusnul Khotimah (Masning) juga dokter peraih nilai tertinggi Objective Structured Clinical Examination  (OSCE) nasional mengutarakan, sukses di OSCE juga ada rahasianya. Belajar satu bulan sebelum ujian pahami betul anamnesa hingga tatalaksana dan selalu fokus. Kemudian minta doa orang tua dan keluarga serta yakin Allah SWT akan menolong

Patologi anatomi merupakan pelajaran sulit , sebagai mahasiswa FK wajib mencari solusi, caranya review 3-4 kali sehari ,lihat gambar dan bentuk lesinya

Kepada para junior, habis belajar boleh main (istirahat) tapi jangan terlena , harus tetap semangat. Perjalanan masih panjang jangan nyerah, yang penting utamakan grafik nilai dari semester ke semester naik serta jangan lupa minta rutin doa orang tua setiap belajar dan ujian.”Disetiap kesulitan pasti ada kemudahan,” pesan dokter Masning, kini sudah belajar berbagai bahasa asing.

”Rahasia lainnya agar sukses selain harus bisa management waktu, menentukan skala prioritas dan motivasi diri,” ujar dokter Masning berencana belajar magister biomedis

Dokter Masning menyatakan setuju belajar di kedokteran berat dan padat, tapi banyak sekali momen-momen serunya. Terutama bersama teman-teman di laboratorium anatomi, fisiologi, patologi anatomi dan klinik mikro ataupun skill labaratorium termasuk saat latihan OSCE . Hampir 24 jam atau 7 hari seminggu karena sistemnya kelas dan kelompok, jadi ketemunya dia lagi. Bahkan saat pulang pun belajar bareng dengan orang sama. Begitu juga di teater ” Seru banget kalo diinget-inget,” tutur dokter Masning yang juga penari.

Suksesnya jadi dokter jelas karena orang tua, setiap saat telah support dan mendoakan. Abi dan mama, Masning akan selalu ingat dan tidak akan lupa sholat wajib, tahajud, ngaji, dzikir.

Suksesnya para srikandi dokter FKUY ini tidak lepas dari para dosen, Terima kasih telah membimbing dan memberikan ilmunya , bukan hanya pengetahuan medis tetapi juga nilai-nilai disiplin, etika, dan empati dalam menjalani profesi ini.” Semoga para dosen diberikan kesehatan, keselamatan dan kemudahan dalam segala urusan dan jadi amal sholeh,” ujar tiga srikandi dokter (usman).