Belajar di kedokteran merupakan rezeki dan kemewahan. Tidak semua orang mau dan mampu bertahan belajar kedokteran, tentunya dibutuhkan aneka kiat sukses.
Perkenalkan ini Anjani Wahyunitias,, dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi(FKUY) salah satu peserta sumpah (baiat) dokter di bulan Agutus 2024. Anjani sapaan akrabnya peserta baiat dengan prestasi summa cumlaude , dapat nilai tertinggi ujian nasional Objective Structured Clinical Examination (OSCE).
Anjani mulai kini resmi bergelar dokter. Putri pertama dari dua bersaudara menyatakan, mendapat OSCE tertinggi tidak ada kiat-kiat spesial, tapi ada proses untuk mendapatkannya yaitu selalu menerapkan do your best and let Allah do the rest. Dalam setiap ujian mengusahakan latihan OSCE berulang-ulang sampai hafal dan lancar. Setelah itu tawakkal dan tenang saat ujian. ”Ingat saat koas jangan malas lakukan tindakan sedang distase sehingga terlatih ,bisa karena biasa,” pesan dokter Anjani.
Lebih lanjut dokter Anjani mengakui, saat kuliah ada pengalaman tak menyenangkan . Gagal 3 dari 4 ujian OSCE,sehingga mempunyai rapor merah dan indeks prestasi (IPK) turun, sehingga muncul pertanyaan dalam diri layakkah kuliah dikedokteran ?Apakah saya harus wujudkan cita-cita saya bidang seni.
Seiring berjalannya waktu, mewujudkan cita-cita orang tua, saya tanamkan diri harus pandai menata jadwal serta menjadi mahasiswa menyenangkan dan menonjol dalam kebaikan . Tentu caranya dengan aktif di kelas, lewat diskusi, rajin bertanya bersama dosen . Kemudian tidak malu belajar banyak langsung dari dokter-dokter lewat komunikasi yang baik , sehingga Medicine is Art. ” Jadi saya sangat passionate menjalankan pendidikan dokter,”ujar dokter Anjani beberapa kali menjuarai bidang seni sampai tingkat internasional.
Ditambahkannya, jangan puas menjadi medioker, kalian muda, kuat, pintar, manfaatkanlah privilej tersebut untuk terus mengupgrade diri.
Patologi anatomi pejaran tersulit. Solusinya harus paham anatomi sampai histologinya. Belajar mandiri dari textbook lalu aktif berdiskusi di kelas. Saya bahkan saking sulitnya saya telfon dosen patologi anatomi saat itu. ” Terimakasih dr. Salmy Sp. PA telah sudi diganggu muridnya ini,” tutur dokter Anjani angkatan 2018
Saat menjadi mahasiswa FKUY berusaha punya banyak teman. Jika saat kesulitan mereka banyak membantu, Teman-teman saya tidak pelit ilmu dan suka belajar bersama. ” Kalau ditanya apa paling menyenangkan saat kuliah, saya akan menjawab teman-teman saya,” ucap dokter Anjani yang ingin melanjutkan pendidikan dokter spesialis.
Kini telah jadi dokter, Saya akan bantu semua orang tanpa membedakan latar belakang ekonomi, keluarga maupun sosial. ”Serta tidak ingin membebankan orang yang tidak mampu bayar uang untuk berobat,” tutup dokter Anjani, pernah menang lomba public speaking, speech, debate bahasa inggris saat sekolah.
Selain dokter Anjani ada Muhammad Alfin Al Faisal (dokter Alfin) juga peserta baiat berprestasi summa cumlaude , dapat nilai indeks prestasi kumulatif (IPK) tertinggi ujian nasional .
Menurut Dokter Alfin raih IPK tertinggi kuncinya yakin dan percaya diri menyelami pelajaran hingga dasar diiringi berdoa, Allah akan memberikan pemahaman terkait semua pelajaran yang akan saya hadapi. Ditambah belajar harus fokus dan pahami saat kuliah berlangsung, terutama di kampus ataupun di rumah sakit dan membuat rangkuman. Lalu tanamkan diri bisa lulus dan jadi nomor 1 dan bangun komunikasi dengan dokter.
Sebelum menjalani Co-ass siapkan otak, fisik dan mental kalian. Kemudian diasah dan ditempah secara bersamaan. Usahakan memiliki teman belajar yang saling support dalam setiap stasenya serta biasakan penyesuaian secara cepat.
Saat proses Co-ass, perbanyak channel kating untuk meminta bahan rangkuman belajar dan ebook kedokteran beserta mini note. Baca tiap kasus perhari . ”Sistem penilain koas tidak hanya berdasarkan objektif (kepintaran) tetapi juga menjungjung tinggi sifat subjektif . ” Seperti attitude dan kedisiplinan,” seru dokter yang juga kandidat Master Administrasi Rumah Sakit an Master Hukum Kesehatan.
Sementara Juliandra Firdaus, juga peserta baiat berprestasi summa cumlaude mengatakan,dapat nilai Computer Based Test (CBT) tertinggi ujian nasional ada perjuangannya seperti spons, menyerap semua air yang ada, sama seperti ilmu. Kita harus menyerap ilmu dari manapun tanpa pandang bulu. Jadi dalam persiapan mengusahakan selalu mengikuti bimbingan para dokter mengisi kelas.
Dokter Juliandra menambahkan, sejak masuk Yarsi tahun 20118 tantangannya beragam seperti menambah ilmu harus mencari sumber sampai paham. Karena tidak semua ilmu kedokteran dapat disuap oleh dosen maupun konsulen.disinilah harus dibuat managemennya,”ujar Juliandra yang awalnya bercita-cita jadi guru.
Pada waktu preklinik saya seorang malu bertanya ataupun menjawab pertanyaan dosen. Tetapi semenjak co-ass saya berubah menjadi aktif bertanya dan menjawab pertanyaan dokter-dokter konsulen. ” Karena aktifnya menjawab dan bertanya dapat membangun komunikasi dengan konsulen.
Kepada junior jangan takut mencoba hal baru dan memulai sesuatu. cobalah keluar dari zona nyaman.Karena disitu awal mengetahui potensi diri.
Tiga Alumnus FKUY mengucapkan terima kasih kepada para dosen dan konsulen. Setiap pelajaran, teguran, nasihat dan bimbingan diberikan jadi bekal hingga dapat menjadi dokter Selanjutnya kami selalu membawa nama baik para dosen dan almamater serta mendoakan para dosen,konsulen dan yang membantu agar selalu lindungan Allah SWT. Ilmu yang diberikan akan jadi amal jariyah
Kepada para orang tua mengucapkan terima kasih. Perjuangan telah diberikan sejak lahir hingga sukses meraih dokter kami selalu mendoakan menjadi amal sholeh dan sehat selalu dalam lindungan Allah SWT. Kami berjanji selalu berbakti kepada orang tua, menjaga martabat keluarga serta ingin membanggakan mereka (usman)