Teknologi telah mengubah kehidupan. Selain wajah industri dan peradaban, termasuk juga dunia perbankan. Semua berawal dari kemajuan teknologi informasi dan komunikasi begitu pesat.
Sejak era 2G berganti 3G, kemudian 4G hingga 5G, industri keuangan pun mengalami revolusi dengan lahirnya perusahaan fintech (financial technology). Tiga matra sakti perusahaan berbasis teknologi, yakni Platform, Ekosistem, dan Omni Channel, telah mengubah paradigma dalam berbisnis.
Kepemilikan dan pertumbuhan aset bukan segalanya.Teknologi mendorong lahirnya perusahaan transportasi tanpa sarana transportasi, perusahaan jasa perhotelan tanpa memiliki jaringan hotel, serta lainnya. Mereka memiliki valuasi sangat tinggi, hingga miliaran dolar AS.
“Fenomena dan tanda-tanda zaman itu telah diprediksi jauh hari sebelumnya oleh teknologi,” ujar Presiden Komisaris dan pendiri TEZ FinanceAsia Pte Ltd (singapore) Arwin Rasyid, SE,MA,MBA di Universitas Yarsi, pagi tadi.
Selanjutnya jebolan dari Presiden Direktur PT. Bank CIMB Niaga Tbk mengatakan, dalam lingkungan perbankan, sejak berakhirnya Perang Dunia II hingga akhir dekade 1990an perbankan moderen terus berevolusi, seiring kemajuan teknologi komputer, dari era mesin ketik ke era komputer
Menurut Arwin, manual banking muncul sekitar tahun 1947-1969, sedangkan awal komputer ada tahun1970an,awal komputer perbankan lahir1980an,dan komputerisasi perbankan mulai berkibar tahun 1990an.
Sementara era manual , ditandai dengan adanya branches, paper, cash, offline, slower. Kemudian seiring waktu beralih ke Automated Machine dengan hidupnya ATM, cash deposit machine (CDM) ,cash and cashless, phone banking, faster hingga lahir Banking Evolution.
Lebih lanjut alumnus Presiden Direktur PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk bertutur, awal tahun 2000an hingga kini perbankan moderen mengalami revolusi seiring kemajuan teknologi informasi dan telekomunikasi di era websites ke era mobile apps dan sosial media.
Tahun 2000an ditandai berupa online banking, internet banking, tahun 2010 berubah,lahir mobile banking dan banking apps, Kini tahun 2020an hadir social media banking, internet of things banking.Tahun 2000 hingga 2020 disebut massanya digital banking dan kini setelah tahun 2020an disebut virtual banking.
“Virtual banking itu berupa timeless, 3D online, block chain dan crypto, augmented and virtual reality dan metaverse banking”terang Arwin
Selain berbicara bank konvesional dan bank digital,Arwin juga menyampaikan pengetahuan dan wawasan tantangan (eksternal) transformasi digital perbankan.perusahaan teknologi digital berbasis platform, kemudian ekosistem (komunitas users, suppliers, customers para penguna aplikasi dan terakhir omni-channel berupa alat pembayaran berupa transaksi, top-up, e-money, e-wallet dan lainnya
Dalam webinar ini, alumni Master In business Administration University Of Hawaii, USA bicara juga tentang Neobank yaitu bank online , tanpa kantor cabang tetapi bisa menyediakan solusi transaksi secara mobile atau digital. Sejak tahun 2016 hingga kini ada lebih dari 45 neobank didunia.
Eks Presiden Direktur Bank Danamon Tbk ini di Universitas Yarsi membawakan materi seputar Digital Banking Revolution.
Diakhir pemaparannya Arwin menyinggung potensi gangguan keamanan atau serangan siber (cyber crime) pada perbankan.
Arwin menegaskan, untuk mencegah gangguan keamanan digital perbankan, industri perbankan harus membangun dan memiliki teknologi terbaru, terkini dan moderen. Gangguan keamanan itu tidak bisa diprediksi kapan dan dari mana.
“Saat saya di CIMB Niaga, setiap hari CIMB Niaga di ganggu lewat cyber crime.” cakap bapak kelahiran Roma – Italia ini
Pengganggu keamanan teknologi itu ada berasal dari dalam negeri juga luar negeri. Kalau bank tidak siap mengantisipasi cyber crime , kredibilitas bank akan hancur. “Bank tersebut akan ditinggalkan nasabah,” Ingatnya
Meski gangguan pada keamanan perbankan lama-lama tentu akan hilang. “Jangan hanya industri perbankan saja, masyarakat juga harus lebih peduli dan waspada cyber crime supaya tak rugi,” ingat Arwin
Kepada mahasiswa, khususnya mahasiswa Universitas Yarsi,sukses itu harus diraih, caranya manfaatkan masa emas dalam menempuh pendidikan. Teruslah belajar dan tidak hanya pada ilmu yang ditekuni, tetapi ilmu-ilmu lain termasuk perkembangan digital teknologi
Webinar digelar Sekolah Pascasarjana Program Studi Magister Manajemen bersama Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Yarsi, dengan pembicara Arwin Rasyid, iikuti bukan saja dari Yarsi , tetapi beberapa perguruan tinggi lain negeri dan swasta di Indonesia.
Istimewanya hingga akhir acara, para peserta dari waktu-ke waktu tidak berkurang malah tambah, hingga 600an ,termasuk Ketua Pengurus Yayasan Yarsi , Prof.dr.Jurnalis Uddin, PAK dan pimpinan di rektorat Universitas Yarsi