Diluar perkiraan panitia, jumlah dan antusias peserta Konferensi Nasional Psikologi Kesehatan V di Universitas Yarsi, 23 September 2024 membludak. Para peserta datang dari berbagai daerah di Indonesia, terdiri pemerintahan perguruan tinggi negeri, perguruan tinggi swasta dan beberapa organisasi,
Hebatnya lagi gawe di Universitas Yarsi ini, para petinggi Yarsi turut hadir dan mendukung. Seperti Ketua Pembina Yayasan Yarsi,Prof dr.Jurnalis Uddin,PAK, Ketua Pengurus Yayasan Yarsi, dr.Shanti Jurnalis Uddin, Sp.A,M.Kes, Rektor Universitas Yarsi, Prof.dr. Fasli Jalal, Ph.D, Para Wakil Rektor, Para Direktur dan dekan
Asosiasi Psikologi Kesehatan Indonesia (APKI) sebagai pelaksana merasa senang. Sedangkan Universitas Yarsi lewat Fakultas Psikologi sebagai tuan rumah (sahibulbait) bersyukur bisa menjamu peserta dan acara berjalan lancar. Tema konferensi tahun 2024 ,Peran dan Praktik Psikologi Kesehatan Dalam Layanan Kesehatan di Indonesia.
Dekan Psikologi Universitas Yarsi , Dr. Miwa Patnani,S.Psi, M.Psi (Doktor Miwa) menjelaskan, tema dibuat berdasarkan masalah terkini alias sedang terjadi. Dulu-dulu terkait hidup sehat, kini bagaimana kiat menghadapi situasi dan kondisi terjadi.
Pendidikan di Fakultas Psikologi Universitas Yarsi (FPsi-UY) fokus pada kesehatan, jadi sangat tepat acara ini diadakan di Yarsi. Ini acara rutin tahunan psikologi ke-5. Bagi Yarsi perhelatan ini wadah lebih mengenalkan psikologi kesehatan di depan peserta dan pembicara.
Menurut Doktor Miwa, perkembangan psikologi kesehatan kedepannya akan cepat, karena menyasar perilaku (bagaimana berperilaku sehat ,menghadapi penyakit, menghadapi kemungkinan pandemi). Semua ini terkait perkembangan masyarakat. ”Jadi prospeknya sangat bagus,” tutur Alumnus Doktor Universitas Indonesia.
Selanjutnya, bagi FPsi-UY akan ada follow up acara ini. akan terus bekerjasama dengan APKI dan Konsorsium Psikologi Ilmiah Nasional (KPIN) berupa melakukan riset bersama, pertukaran dosen. Selain itu Insya Allah tahun 2025 program studi Profesi Psikologi sudah ada di Yarsi. ”On proses,” ucap Dekan Psikologi Universitas Yarsi.
Menyinggung kesempatan kerja, Doktor Miwa mengungkapkan, sarjana psikologi lapangan kerjanya luas.Hingga kini kebanyakan kerjanya industri, pendidikan disekolah-sekolah dan wirausaha. Sejak dibuka tahun 2007. Alumni Psikologi Yarsi sudah banyak bekerja dan punya posisi.
Doktor Miwa menambahkan, lulusan sarjana psikologi Yarsi banyak dipuji, selain profesional juga karena nilai Islamnya melekat, psikodiagnostiknya bagus, penerapan nilai islamnya bagus (bisa ceramah, mengaji)
Kepada mahasiswa Psikologi Yarsi, manfaatkan studi di Yarsi. ” 4 tahun dengan menyerap sebanyak-banyak ilmu dari para dosen,”tutup Doktor Miwa
Konferensi Nasional Psikologi Kesehatan V di Yarsi dibanjiri peserta, karena menampilkan banyak pembicara hebat. Salah satunya Dosen Psikologi kliinik Universitas Gadjah Mada(UGM), Prof Drs. Subandi, MA, Ph.D.(Prof Subandi). Psikolog UGM membawakan materi, Peran Budaya dan Agama dalam Praktik Kesehatan (Mental ) dan Strategi Pembangunan Berkelanjutan,
Materi Prof Subandi banyak menarik dan mencerahkan. Diantaranya ,saat belajar dan sudah jadi profesi psikologi, budaya jangan tinggalkan. Budaya itu penting dalam kebijakan dan praktek
Agama dan spritualitas perlu dintegrasikan jika telah jadi seorang profesi. Karena masyarakat Indonesia itu religius, perlu mempunyai kemandirian dalam menetukan
Guru Besar(Gubes)Psikologi UGM mengapresiasi Fakultas Psikologi Universitas Yarsi(Fpsi-UY) karena punya visi keilmuan tersendiri yaitu psikologi kesehatan (fokus pada fisik, kaitannya masalah penyakit-penyakit fisik (kanker, jantung, darah tinggi dan sebagainya).
Saya belum melihat di Indonesia seperti Fakultas Psikologi Yarsi . Ini harus diteruskan dan dan tingkatkan. Karena itu kebijakan itu harus diatur terintegrasi dengan psikologi klinis (mental manifestasinya ke defresi). ”Sekali lagi saya beri apresiasi,” ucap Gubes Psikologi UGM
Sementara dr.Shanti mengucapkan terima kasih pada pembicara mau datang memberikan ilmunya ke Universitas Yarsi. event ini bagus sangat bermanfaat, terutama banyak perubahan aturan dan definisi nasional dan internasional.
Banyak hal harus dibuat dan diperbaiki. Indonesia butuh banyak psikolog. Yang butuh bukan orang sakit tetapi juga orang sehat. Contoh saat pandemi, dokter butuh psikolog. Usulan perlu adanya psikolog selain di rumah sakit dan ada di puskesmas. ” Ide yang bagus, ” ungkap dokter Shanti
Pertanyaannya, apakah jumlah psikolog di Indonesia mencukupi sementara tidak semua fakultas psikologi ada setiap kampus.Terus mana yang dibutuhkan profesinya atau magisternya.
Alumnus Magister UGM menyatakan, lewat acara ini terjadi pertukaran ide dan pengetahuan, seperti hubungan sehat mental dengan agama dan budaya, ini sesuatu baru. Perlu adanya solusi terhadap belum banyak universitas punya fakultas Psikologi terutama global health . Harus serius ditindaklanjuti dan mulai bergerak. Dan belum banyak orang berfikir kesana. ”FPsi harus membuat roodmap serta dikaji lebih dalam,” pinta Dokter Shanti
Karena psikologi jangkauannyai luas. Tidak ada salahnya selain psikologi kesehatan ,perlu pula Fakultas Psikologi mengkaji psikologi pendidikan. Mulai sekarang lakukan pendekatan, pelajari regulasinya, pelajari sumber daya manusianya ,infrastruktur yang dibutuhkan. ”sangat tepat jika mulai sekarang bagi para mahasiswa diberi tambahan pengetahuan terkait psikologi pendidikan (usman)