Berdasarkan data RISKESDAS tahun 2018, prevalensi karies gigi pada anak usia 5-9 tahun meningkat tajam menjadi 92,6%, sedangkan prevalensi karies pada usia 10-14 tahun adalah 73,4% dari data RISKESDAS tahun 2013 yang menunjukkan prevalensi karies aktif kelompok umur 12 tahun sebesar 42,6%. Hal tersebut dikarenakan kurangnya kurangnya Pendidikan kesehatan gigi dan mulut pada anak-anak sekolah.
Upaya promotif yang telah dilakukan UKGS (Usaha Kesehatan Gigi Sekolah) lewat program sikat gigi bersama dan DHE belum memberikan hasil yang positif. Data RISKESDAS tahun 2018 menunjukkan bahwa hanya 2,8% masyarakat Indonesia yang mampu menyikat gigi dengan benar. Cara menyikat gigi yang salah dan banyaknya makanan yang mengandung glukosa atau gula yang sangat banyak dijumpai dan sangat digemari oleh anak-anak adalah faktor-faktor yang berperan dalam meningkatnya kasus karies gigi di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.
Peran orang tua di lingkungan rumah dan guru di lingkungan sekolah sangat dibutuhkan untuk mendorong anak-anak membiasakan menyikat gigi dan membatasi konsumsi makan makanan manis supaya menjadi kebiasaan yang terbawa sampai dewasa. Kegiatan UKGS yang ada sekarang hanya berfokus pada aspek skrining dan kegiatan sikat gigi bersama, ditambah masa pandemic covid yang mengakibatkan kegiatan UKGS terhenti. Peran kader diperlukan dalam membantu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keluarga dalam meningkatkan kesehatan gigi dan mulut anak.
Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan pelatihan kader PKK desa Ciseeng mengenai kesehatan gigi dan mulut melalui peningkatan pengetahuan dan keterampilan dilakukan pada 29 Oktober 2020 di Kantor Desa Ciseeng pada pukul 08.00 – 12.00 WIB dengan total terdapat 20 kader yang hadir. Sebelum dilakukan pelatiha, para kader diminta untuk mengisi pre-test dengan kuesioner. Pelatihan dilakukan dengan meningkatkan pengetahuan kader dan juga meningkatkan keterampilan kader dalam menyikat gigi yang baik dan benar dengan menggunakan media power point dan model gigi. Setelah pelatihan, diadakan sesi tanya jawab yang kemudian ditutup dengan post-test menggunakan kuesioner yang dilakukan oleh para kader.
Para kader yang mengikuti pelatihan juga diharuskan menyampaikan materi yang diterima kepada 5 rumah tangga yang mempunyai anak usia sekolah dasar. Total keseluruhan terdapat 100 rumah tangga yang dijangkau oleh para kader. Kemudian dilakukan monitoring dan evaluasi kegiatan selama kurang lebih 1 bulan.
Hasil Kegiatan
Hasil pre-test dan post-test yang diisi oleh 20 kader pada saat pelatihan dilakukan uji dependent T-test untuk melihat signifikansi peningkatan pengetahuan. Hasil Analisa dengan dependent T-test menunjukkan bahwa terdapat perbedaa yang signifikan antara pengetahuian kader sebelum dan sesudah diberi pelatihan kesehatan gigi dan mulut.
Kesimpulan dan Saran
Dari hasil kegiatan ini dapat disimpulkan bahwa pengetahuan kader PKK mengenai kesehatan gigi dan mulut meningkat sebesar 100%. Edukasi dengan kesempatan tanya jawab oleh narasumber dan demonstrasi sikat gigi cukup efektif untuk peningkatan pengetahuan dan keterampilan kader.
Adapun saran pada kegiatan yang akan datang perlu dilakukan penambahan materi pelatihan dan penambahan jumlah peserta. Juga perlunya diajarkan cara pemeriksaan gigi berlubang agar kader dapat melakukan rujukan ke puskesmas bila anak memerlukan perawatan gigi.
Kegiatan ini sudah dipublikasi dalam jurnal nasional
https://bogor-kita.com/gandeng-yarsi-pemdes-ciseeng-galakkan-program-gerakan-gigi-sehat-keluargaku/