Kalau soal beken dan tersohor mengulas dunia pendidikan termasuk pendidikan tinggi skala internasional ,hmmm….Universitas Yarsi(UY), melalui rektornya, Prof dr.Fasli Jalal, layak diacungi jempol.
Prof Fasli begitu sapaan akrab Pak Rektor UY sudah sangat popular, terkemuka, memberikan perspektif pendidikan, levelnyapun hingga tingkat dunia. Wakil Menteri Pendidikan Nasional tahun 2010 ini juga dikenal sebagai tokoh pendidikan di Indonesia
Contohnya kemarin berlangsung Konferensi Internasional Perguruan Tinggi IHEC di Movenpick Hotel And Convention Centre Klia, Sepang, Malaysia . Berbagai perwakilan perguruan tinggi dari berbagai negara hadir sebagai peserta , Saat itu perguruan tinggi di Indonesia diminta berbicara , Inti International University sebagai panitia minta Rektor Universitas Yarsi, Prof.dr. Fasli Jalal jadi pembicara.
Dalam forum perguruan tinggi tingkat dunia itu , Prof Fasli menyampaikan banyak hal penting mencerahkan dan membuat para akademisi dari berbagai negara kagum.
Seperti, Universitas harus lebih serius memahami peta perubahan perguruan tinggi kedepan. Karena perubahan itu anomali, termasuk bentuknya. Minimal harus dilakukan kerjasama pendidikan, pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat.
Kemudian bagian lain disampaikan, terkait fungsi pendidikan tinggi salah satunya mengembangkan kemampuan bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional tahun 2007-2010 menyatakan, hingga kini pendidikan tinggi tidak lepas dari beberapa masalah umum dan perbedaan, contohnya perangkat digital, akses ke pendidikan, disinformasi dan misinformasi ,perubahan iklim, dan lain-lain.
“Mengatasi semua masalah itu butuhkan upaya kolaboratif antara pemerintah, perusahaan, organisasi masyarakat sipil, dan individu baik secara lokal maupun global,” Ujar Wakil Menteri Pendidikan Nasional tahun 2010
Berhubungan masalah inovasi. Menurut Prof Fasli , inovasi dalam strategi pengajaran disarankan untuk meningkatkan efektivitas belajar mengajar, pengembangan kurikulum, dan teknologi pembelajaran.
Kini sudah saatnya perlunya program pelatihan dosen juga diidentifikasi untuk meningkatkan kemampuan mengajar dan kualitas profesional dosen, ujungnya terjadi peningkatan pengalaman belajar mahasiswa.
Selain itu pentingnya penguatan program dan proyek pendidikan lintas batas serta pertukaran mahasiswa. Rekomendasi ini untuk menumbuhkan mahasiswa dan dosen dengan perspektif internasional dan kemampuan inovasi serta memberikan kesempatan kepada mahasiswa belajar dan berpartisipasi dalam magang sesuai universitas masing-masing dan tujuannya memperluas perspektif dan pengalaman internasional.” Tentunya program ini juga akan menjadi promosi pertukaran budaya, dan kolaborasi akademik,” tambahnya.
Tidak ketinggalan perlunya penelitian bersama ,pengembangan inovasi teknologi dan proyek pengabdian masyarakat Bersama, termasuk fokus penyelesaian masalah sosial, promosikan pengembangan industri serta kolaborasi industri-akademik.
Rektor Universitas Yarsi menekankan, kelanjutan dari IHEC, Universitas berumur 56 tahun ini akan melihat pola-pola belajar dari Inti International University sebagai panitia penyelenggara terkait informasi teknologi . Dimana Inti International University telah lama dan terbiasa menggunakan infomasi teknologi, mengembangkan mikro teknologi sebelum Covid-19.
Selain itu Universitas Yarsi akan melakukan tambahan pembelajaran akupuntur terutama pada pelayanan kesehatan. Caranya, seminar bersama, pertukaran dosen serta mahasiswa dengan Inti International University serta penelitian bersama.
Prof Fasli mengutarakan pertemuan IHEC ini rencana diadakan setiap tahun dan dimasa datang akan bukan lagi di Sepang Malaysia tetapi direncanakan Pakistan atau Taiwan atau Belanda.
Dalam konferensi di Sepang ini, sebagai pembicara selain Prof Fasli dari Indonesia, juga tampil Dr. Muhammad T. Afzal, Rektor, COMSATS University Islamabad, Pakistan. Muhammad Junaid Mughal T.I, Direktur Kampus, COMSATS University Islamabad Attock Campus, Pakistan.Dr. Shia Ben Chang, Wakil Presiden Sumber Daya dan Pengembangan Bisnis, Universitas Katolik Fujen Taiwan.
Selanjutnya Dheeba Moosa, Wakil Rektor Riset dan Inovasi, Universitas Islam Maladewa. Dr. Andriew Lim, Direktur, Hotelschool The Hague (Sekolah Bisnis Perhotelan), Belanda.Prof. Dr. Nilufar Khodjaeva, Kepala Departemen Studi Penerjemahan dan Jurnalisme Internasional, Tashkent State University of Oriental Studies, Uzbekistan. (usman)
Ketua panitia IHEC,Prof. Dr. Lai Yin Ling meresmikan acara ini mengatakan, perhelatan ini membahas arah kerja sama ke depan dan terobosan inovatif antara INTI dan para sarjana internasional.
Selain itu membangun berbagai bidang kerja sama diidentifikasi, termasuk inovasi pendidikan, pelatihan guru, pendidikan lintas batas, kolaborasi penelitian, pertukaran pelajar, dan pengabdian masyarakat (Novis dan Usman )