Rektor UY dalam Baiat Dokter Muslim: Pengaruh Profesi Dokter pada Kelahiran Generasi Bangsa

Sebanyak 69 lulusan dokter muslim Fakultas Kedokteran Universitas YARSI (FK UY) dibaiat pada hari Sabtu, 23 April 2022. Dengan demikian maka jumlah alumni FK UY hingga saat ini menjadi 6.760 dokter. Acara ini merupakan acara kedua dalam situasi pandemi Covid-19 yang diadakan secara hybrid, dengan dihadiri oleh para dosen, civitas akademika, serta lulusan dokter muslim di kampus dan para keluarga serta wali murid di kediaman masing-masing. Pembaiatan dipimpin oleh Dekan Fakultas Kedokteran Universitas YARSI, Prof. dr. Rika Yuliwulandari, M.Sc, Ph.D.

Dalam sambutannya, dr. Nabil Dhya Ulhak selaku perwakilan dari lulusan dokter muslim menyampaikan banyak terima kasih. dr. Nabil juga menambahkan bahwa acara baiat ini merupakan rangkaian kegiatan terakhir di Universitas YARSI sekaligus merupakan langkah awal dalam profesi dokter. Semoga para lulusan dokter muslim dapat mengabdi kepada masyarakat dengan maksimal dan senantiasa diridhoi Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Selanjutnya, Dekan FK UY, Prof. dr. Rika Yuliwulandari, M.Sc, Ph.D dalam sambutannya menyampaikan bahwa para lulusan dokter sendirilah yang dapat mengembangkan ilmu-ilmu yang telah diberikan oleh Universitas YARSI sesuai dengan situasi terkini. Semoga para lulusan dokter selalu dapat melakukan pembelajaran sepanjang hayat serta selalu berbakti dan membahagiakan kedua orangtua serta nama almamater Universitas YARSI.

Prof. dr. Fasli Jalal, Ph.D selaku Rektor Universitas YARSI dalam kesempatan ini menyampaikan ucapan terima kasih kepada para orang tua yang telah mempercayakan putra-putrinya menempuh pendidikan di Universitas YARSI serta ucapan selamat atas dibaiatnya para lulusan dokter muslim.

Beliau sedikit bercerita tentang berbagai masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Sekitar 305 ibu hamil yang mengandung generasi bangsa meninggal dunia dari setiap 100.000 persalinan. Separuh ibu hamil menderita anemia. 6 dari 16 bayi lahir dengan berat badan yang rendah, serta 1 dari 5 bayi yang lahir mengalami stunting. Berbagai permasalahan tersebut merupakan hal yang bisa dicegah jika tenaga kesehatan yang mumpuni serta tersedia dengan jumlah yang memadai. Ditambah lagi, pada tahun 2050 yang akan datang, 1 dari 4 masyarakat di Indonesia akan memasuki umur 60 tahun ke atas. Hal ini akan melahirkan tantangan serta peluang kerja dalam bidang kesehatan yang besar.

Ketua Pengurus Yayasan YARSI Prof. dr. Jurnalis Uddin, PAK. menyampaikan dalam sambutannya bahwa Universitas YARSI nantinya akan mengembangkan ilmu kedokteran dalam pendidikan serta prakteknya di rumah sakit. Kedokteran presisi ini sedang naik daun pembahasannya dalam bidang kesehatan. Kedokteran presisi ini nantinya akan menjadi cara yang efektif untuk mencegah penyakit genetik yang kian marak di tengah masyarakat. Beliau juga menambahkan bahwa kelak YARSI ingin membuka cabangnya di London, Inggris.

Perwakilan Rumah Sakit Pendidikan, RSUD Pasar Rebo, dr. Ulul Albab, Sp.OG menambahkan bahwa proses pendidikan kedokteran tidak hanya berhenti sampai saat ini, namun juga dapat menjadi pembelajaran sepanjang hayat. Para lulusan dokter muslim yang hadir di sini, kemarin sebagai anak didik, sekarang sebagai teman sejawat, namun bisa jadi pada beberapa tahun kemudian justru menjadi guru-guru bagi kami semua.

Ketua IDI Wilayah DKI Jakarta, dr. Slamet Budiarto, SH, M.Kes menyampaikan semoga para lulusan dokter muslim dapat bermanfaat bagi negara, agama, masyarakat, keluarga, serta para sejawat lainnya.

Terakhir, Ketua Persaudaraan Alumni Universitas YARSI (Persaluny) dr. Efmansyah Iken Lubis, MM menyampaikan dua pesan yaitu pendekatan diri kepada Allah serta dapat beradaptasi dengan penyembuhan penyakit yang nantinya akan semakin berkembang seiring berjalannya waktu.

Oleh: Thufailah Hamida J