Rektor Universitas YARSI, Prof. dr. Fasli Jalal, Ph.D. menghadiri “Sustainable Development Goals (SDGs) Annual Conference 2019” atau Konferensi Tahunan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Selasa, 8/10/2019) yang dibuka oleh Wakil Presiden RI Jusuf Kalla di Hotel Vermont, Jakarta.
SDGs Annual Conference 2019 kali ini fokus membahas isu ekosistem kelautan yang diselenggarakan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). Dimana Bappenas telah dua kali melaksanakan SDGs Annual Conference 2019 yang saat ini mengangkat tema “Sustainable Ocean for Improving Prosperity and Reducing Inequality” atau “Ekosistem Laut Berkelanjutan untuk Meningkatkan Kesejahteraan dan Mengurangi Kesenjangan”.
Acara ini juga dihadiri oleh Menteri PPN/Kepala Bappenas Prof. Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro, S.E., M.U.P., Ph.D., Dr. Ir. Rudiyanto Arifin, M.Sc. (Deputi Kelautan dan SDA Bappenas), Dra. Nina Sardjunani, MA (Koordinator Tim Ahli Sekretariat SDGs) dan segenap jajaran pejabat eselon I dan II Kementerian PPN/Bappenas serta tamu undangan lainnya.
Prof. dr. Fasli Jalal mengatakan, konferensi tahunan ini bertujuan untuk memberikan masukan kepada para perumus kebijakan dalam melaksanakan program pembangunan dengan lebih baik untuk mencapai target SDGs di 2030.
“Diharapkan agar semua pihak yang terlibat dalam program ini berkomitmen, bersinergi, bergotong royong, bekerja keras dan maju bersama dalam pembangunan ekosistem lautan dalam konteks pelaksanaan SDGs,” jelas Prof Fasli.
Prof. dr. Fasli Jalal juga menjelaskan bahwa SDGs adalah sebuah komitmen pembangunan baru yang mendorong perubahan-perubahan ke arah pembangunan berkelanjutan berdasarkan hak asasi manusia dan kesetaraan untuk memacu pembangunan di bidang sosial, ekonomi, dan lingkungan hidup. SDGs memberlakukan prinsip-prinsip universal, integrasi dan inklusif untuk meyakinkan bahwa tidak akan ada seorang pun yang terlewatkan atau “No-one Left Behind”.
Perlu diketahui, SDGs dibentuk sebagai tindak lanjut dari kesepakatan global sebelumnya yaitu MDGs (Milennium Development Goals). Peserikatan Bangsa Bangsa (PBB) pada Bulan September 2015 meluncurkan SDGs yang merupakan agenda global untuk melanjutkan upaya dan capaian agenda global MDGs yang sudah banyak melakukan perubahan dunia selama 15 tahun ke arah yang lebih baik.
Jika sebelumnya MDGs memiliki 8 tujuan yang ingin dicapai masyarakat global, antara lain; 1) Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan, 2) Mencapai pendidikan dasar secara universal, 3) Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, 4) Menurunkan angka kematian anak, 5) Meningkatkan kesehatan ibu, 6) Memerangi HIV/AIDS, Malaria, dan penyakit menular lainnya, 7) Menjamin daya dukung lingkungan hidup, 8) Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan.
Sedangkan SDGs memiliki 17 tujuan yang ingin dicapai oleh masyarakat dunia, yaitu; 1. Tanpa Kemiskinan; 2. Tanpa Kelaparan; 3. Kehidupan Sehat dan Sejahtera; 4. Pendidikan Berkualitas; 5. Kesetaraan Gender; 6. Air Bersih dan Sanitasi Layak; 7. Energi Bersih dan Terjangkau; 8. Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi; 9. Industri, Inovasi dan Infrastruktur; 10. Berkurangnya Kesenjangan; 11. Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan; 12. Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab; 13. Penangan Perubahan Iklim; 14. Ekosistem Lautan; 15. Ekosistem Daratan; 16. Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Tangguh; 17. Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
Oleh karena itu, untuk mensukseskan pencapaian 17 tujuan SDGs yang dicanangkan oleh negara-negara di dunia. Indonesia menunjukkan komitmen tinggi yaitu dengan telah ditandatanganinya Peraturan Presiden No. 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan pada tanggal 4 Juli 2017 oleh Presiden Joko Widodo, dan dibentuk tim koordinasi SDGs Nasional di bawah koordinasi Menteri PPN/Kepala Bappenas. (ART/berbagai sumber)