Jakarta (ANTARA) – Rektor Universitas YARSI Prof Fasli Jalal mengatakan pandemi COVID-19 membuat mahasiswa baru di perguruan tinggi swasta (PTS) di Tanah Air berkurang hingga 30 persen.
“Pengurangan mahasiswa baru di PTS sangat jelas terasa, dan berdampak pada pengurangan 20 persen hingga 30 persen. Ini merupakan gangguan yang sangat besar pada penyelenggaraan pendidikan tinggi yang bermutu,” ujar Fasli dalam webinar “Seleksi Ujian Mandiri PTN, Buat Gaduh Penerimaan Mahasiswa Baru PTS, Retorika atau Kenyataan?” yang dipantau di Jakarta, Kamis.
Dia menambahkan penurunan peminat PTS tersebut merupakan gangguan bagi penyelenggaraan pendidikan tinggi. Meski demikian, dia berharap PTS di Tanah Air yang berjumlah 3.044 tersebut dapat terus bertahan.
Menurut dia, perlu upaya untuk mencari kemaslahatan bersama dan dukungan dari pemerintah yang betul-betul memberikan solusi pada PTS agar tetap bertahan.
Dalam kesempatan itu, Fasli meminta agar perguruan tinggi negeri (PTN) transparan dalam memberikan data penerimaan mahasiswa baru setiap tahunnya dan juga jadwal seleksinya hendaknya berdekatan. Dengan demikian, PTS dapat menentukan langkah dalam merekrut mahasiswa baru.
Baca juga: UGM terima 3.805 mahasiswa baru dari Jalur CBT-UM 2021
Baca juga: Rektor Unair: Peserta KIP-Kuliah dapat mendaftar melalui jalur Mandiri
“Selama ini, kami di swasta menunggu penerimaan baru selesai di PTN. Hanya segelintir kampus swasta yang tidak memedulikan penerimaan mahasiswa baru di PTN. Terutama PTS yang termasuk kelompok PTS elit,” tambah dia.
Sementara mayoritas PTS di Tanah Air, kesulitan bersaing dengan PTN secara langsung dan memilih menunggu limpahan calon mahasiswa dari PTN.
“Sebagian besar PTS memberikan kesempatan pada mahasiswa berlomba mencari PTN dan menunggu hasil seleksi jalur-jalur mahasiswa baru yang ada di PTN itu selesai,” terang dia.
Ketua Umum Aliansi Penyelenggara Perguruan Indonesia (Apperti), Prof Jurnalis Uddin, meminta pemerintah memberi keringanan kepada PTS dengan cara pajak yang lebih berkeadilan.
“Contohnya Pajak Pertambahan Nilai (PPN) bisa dikurangi dari 10 persen menjadi lima persen,” kata Jurnalis.
Jurnalis menjelaskan pandemi membuat sebagian besar PTS kesulitan karena banyak mahasiswa tidak bisa membayar uang kuliah hingga menurunnya jumlah mahasiswa baru, yang berdampak pada operasional PTS.
“Di sisi lain, PTN banyak menerima mahasiswa baru melalui seleksi mandiri,” kata Jurnalis.
Jurnalis berharap agar PTN tidak lagi bersaing dengan PTS dalam merekrut mahasiswa baru dengan seleksi mandiri. PTN hendaknya fokus pada penerimaan mahasiswa baru pada jenjang magister dan doktor saja.