REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Untuk meningkatkan mutu pendidikan di Tanah Air, seharusnya perguruan tinggi negeri (PTN) memfokuskan diri menjadi center of excellence (CoE), bukan berlomba-lomba merekrut mahasiswa baru. Karena jika fokus PTN pada rekrutmen mahasiswa maka hal itu akan menciptakan ketimpangan yang mendalam dengan perguruan tinggi swasta (PTS).
“Harus diakui kompetisi antara PTN dengan PTS ini membuat kondisi pendidikan tinggi kita menjadi karut-marut. Bahkan bisa dibilang yang terjadi saat ini sudah melebihi kompetisi, namun menciptakan gap yang mendalam dan menyebabkan ekosistem yang merusak dan kontraproduktif dengan semangat kolaboratif yang diciptakan kampus-kampus kita,” ujar Anggota DPR Komisi X, Syaiful Huda, saat webinar “Seleksi Ujian Mandiri PTN Buat Gaduh Penerimaan Mahasiswa Baru PTS, Retorika atau Kenyataan?” yang diselenggarakan Universitas Yarsi, Kamis (12/8).
Menurut Syaiful, saat ini PTN telah terjebak pada berapa banyak mahasiswa yang direkrut untuk masuk ke dalam kampus-kampus tersebut. Padahal semestinya PTN memiliki semangat mengembangkan kampusnya sebagai sentra unggulan atau center of excellence. “Kalau fokusnya seperti itu (berlomba-lomba merekrut mahasiswa-Red) maka pasti akan mengabaikan semangat tersebut,” kata Syaiful.
Pemerintah, kata Syaiful, harus menciptakan ekosistem yang objektif antara PTN dan PTS. Caranya adalah dengan membuat peta jalan yang objektif untuk PTS sehingga tercipta ekosistem yang adil bagi PTS. “Karena itu akan kita dorong blue print pemerintah menjadi fasilitator terbaik bagi ekosistem pendidikan di Indonesia ini,” katanya.
Selain itu, pemerintah juga harus memberikan afirmasi akses anggaran yang lebih kepada PTS. “Jangan anaktirikan PTS. Berikan akses yang paling tidak menunjukkan rasa keadilan dalam upaya menciptakan ekosistem perguruan tinggi nasional kita di masa-masa mendatang,” ujarnya.
Ketua Umum Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi), Budi Djatmiko, sepakat dengan Syaiful. Menurut Budi, Indonesia harus belajar dari negara-negara maju di mana fokus PTN adalah menyelesaikan masalah yang ada di lingkungan sekitarnya. Sehingga, fokus tidak untuk mencari mahasiswa.
“Mahasiswa PTN tidak perlu banyak-banyak. Sedikit tidak apa-apa yang penting menyelesaikan masalah bersama. Menurut saya APBN untuk PTN perlu ditambah sehingga PTN tidak cari-cari mahasiswa,” katanya.
Sementara itu, Ketua Umum Aliansi Penyelenggara Perguruan Tinggi Indonesia (Apperti) Jurnalis Udin sepakat jika ke depan sebaiknya PTN memfokuskan diri pada jenjang pendidikan S2 dan S3. Sedangkan S1 diperuntukkan untuk PTS. Selain itu, ia juga mengkritisi alokasi 20 persen APBN untuk pendidikan di mana dari total anggaran pendidikan tersebut hanya 30 persen.
Selain menghadirkan ketiga pembicara di atas, webinar tersebut juga menghadirkan tiga pembicara lain yaitu Rektor Universitas Yarsi, Fasli Jalal; Dirjen Pendidikan Tinggi Kemendikbud, Nizam; dan Jurnalis LKBN Antara, Indriyani.