Prof. Dr. Fasli Jalal, Ph.D : Pentingnya Penanggulangan Stunting Pada 1000 Hari Pertama Kehidupan untuk Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia

1000 hari pertama merupakan periode yang amat menentukan tumbuh kembang anak. Fenomena baru ini disampaikan oleh Rektor Universitas YARSI, Prof. dr. Fasli Jalal, Ph.D saat memberikan kuliah umum di hadapan sekitar 186 mahasiswa tingkat akhir Fakultas Kedokteran, di ruang Auditorium lantai 12 Univ. YARSI Jakarta (28/3/2019).

“Pada masa-masa itu sangat dibutuhkan asupan gizi yang cukup dan seimbang agar anak terbebas dari masalah gizi buruk atau stunting yang mengakibatkan terganggunya pertumbuhan fisik dan kecerdasan anak selanjutnya,” kata Prof. Fasli.


Peserta Kuliah Umum yang terdiri dari Dekan, Guru Besar, dan Mahasiswa Semester akhir Fakultas Kedokteran Univ. YARSI.
Peserta Kuliah Umum yang terdiri dari Dekan, Guru Besar, dan Mahasiswa Semester akhir Fakultas Kedokteran Univ. YARSI.


“Berdasarkan penelitian Riset Kesehatan Dasar 2018, 7 (tujuh) juta anak-anak Indonesia mengalami gagal tumbuh atau stunting. Dimana penyebabnya tidak hanya dipicu oleh masalah kemiskinan, akan tetapi sebagian ada juga dari keluarga mampu terkena stunting disebabkan mereka memiliki gaya hidup yang tidak sehat,” tambah mantan Wakil Mendikbud itu.

Selain Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di masa pemerintahan SBY, Prof. dr. Fasli Jalal, Ph.D. juga pernah menjabat sebagai Kepala BKKBN.

Dampak Stunting sangat mengkawatirkan akan kualitas sumberdaya manusia Indonesia di masa datang. Menurut Riset Kesehatan Dasar 2018, kalau tidak ditanggulangi, maka 7 (tujuh) juta anak Indonesia terancam kehilangan IQ10-15 poin; 7 (tujuh) juta anak Indonesia akan terlambat masuk sekolah dan memiliki prestasi akademik lebih buruk; 7 (tujuh) juta anak Indonesia akan meraih pendapatan 20% lebih rendah di usia kerja; kehilangan 1% tinggi badan karena stunting berhubungan dengan kehilangan 1,4% produktivitas; direct cost penanganan malnutrisi mencapai $20-30 milyar pertahun; dan Indonesia akan kehilangan potensi GDP 2-3%; serta kemiskinan antar generasi akan semakin buruk.


Ruang Auditorium Universitas YARSI di Lantai 12.
Ruang Auditorium Universitas YARSI di Lantai 12.


Presiden Joko Widodo dalam salah satu pidato kenegaraannya pernah menyampaikan bawa,”Jangan sampai ada lagi yang namanya gizi buruk. Memalukan kalau masih ada. Ini yang harus kita selesaikan. Ada 1 orang pun di sebuah daerah, 2 orang, ada 3 anak pun harus secepatnya diselesaikan. Apalagi lebih dari itu.”

Demikian pula halnya Menteri Keuangan kita Sri Mulyani pernah mengutarakan bahwa “Tidak ada istilah kurang dana untuk stunting,” ujar Prof. Fasli menirukan.

“Cegah gizi buruk sedini mungkin adalah upaya terbaik untuk mencukupi makanan anak dengan gizi seimbang, cegah infeksi, dan pengasuhan yang optimal. Jangan sampai terjadi kesalahan pengasuhan dengan membiarkan anak malas makan atau makan sembarangan. Pastikan makanan sampai ke mulut dan perut anak, serta jangan sampai makanan tercuri di perut anak oleh cacing,” jelas Prof Fasli panjang lebar.


44
Foto bersama Prof. dr. Fasli Jalal, Ph.D. dengan Dekan, Guru Besar, dan Dosen FK Univ. YARSI.


Prof. Fasli menghimbau kepada mahasiswa kedokteran yang akan melakukan tugas pengabdian kepada masyarakat yang menurut rencana di daerah Pandeglang, Banten dalam waktu dekat agar benar-benar memperhatikan masalah stunting ini. Mahasiswa juga diminta untuk melakukan pendataan anak-anak yang terkena stunting di daerah tersebut, sehingga dapat dilakukan upaya penanganan lebih lanjut.

Prof. Fasli berkeyakinan dengan memperhatikan kebutuhan anak 1000 hari pertama kehidupan mereka dengan memberikan ASI satu jam pertama kelahiran, ASI ekslusif sampai usia 6 (enam bulan), kemudian memberikan makanan tambahan dan tetap menyusui sampai usia 2 (dua tahun) dengan menuntaskan imunisasi bayi dan balita. Serta terus memberikan makanan yang bergizi sebagai pendamping ASI, inshaa Allah masalah stunting akan teratasi. Kekhawatiran terhadap rendahnya kualitas sumber daya manusia Indonesia di kemudian hari bisa dicegah.


foto besama dengan mahasiswa
Foto bersama Prof. dr. Fasli Jalal, Ph.D. dengan Dekan, Guru Besar, dan Dosen FK Univ. YARSI, serta dengan para Mahasiswa semester akhir FK Univ. YARSI.


Kuliah Umum ini ditutup dengan penyerahan Sertifikat kepada Prof. dr. Fasli Jalal, Ph.D. sebagai narasumber oleh dr. Rika Yuliwulandari, M.Hlt.Sc., Ph.D., Dipl.DK., Dekan Fakultas Kedokteran Universitas YARSI. Acara diakhiri dengan foto bersama Prof. dr. Fasli Jalal, Ph.D. dengan Dekan, Guru Besar, dan Dosen FK Univ. YARSI, serta dengan para Mahasiswa semester akhir FK Univ. YARSI. (ART)