Universitas YARSI melalui Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (PPKS) menggelar Pelatihan Konselor Sebaya Kesehatan Reproduksi Bagi Siswa SLTA Tahun 2021.Kegiatan selama tiga hari 19-21 Desember 2021 dilakukan melalui daring dan tatap muka (offline).
Saat pelatihan para peserta tidak hanya diberikan pengetahuan mengenai konselor tetapi juga melakukan praktik langsung dengan sesama peserta.
Kepala pusat Yarsi HIV/AIDS danPPKS Universitas Yarsi ,Dr. Maya Trisiswati,MKM menjelaskan, Konselor Sebaya merupakan individu memberikan bantuan kepada orang lain sebaya agar dapat mengatasi permasalahannya. Pada remaja biasanya mereka memiliki hubungan saling percaya satu sama lain, antar teman sebayanya dibandingkan dengan orangtua. Hal ini menjadi sebuah gagasan dibentuknya pelatihan konselor sebaya. “ Tentunya pelatihan ini diharapkan dapat membentengi remaja dari pengaruh negative.,” ujar Maya
Pelatihan ini mencari alternatif solusi, bukan Anda mencari keputusan apa harus dilakukan. Namanya alternatif lebih dari satu dan setiap memberikan alternatif coba dengan kekurangan dan kelebihannya.
Saat pelatihan Maya mengingatkan kepada para peserta untuk tidak menggurui serta tidak menghakimi para klien (teman sebaya). “Jadi jangan sekali-kali teman kita menjadi korban kekerasan atau apapun,” pesan Maya.
Walaupun di situ salah ,kita tetap harus membangun motivasi. Kalaupun dia merasa dia salah itu keputusan dia bukan kita yang menghakimi dia itu salah. “Yang dateng ke adek-adek itu udah pasti bersalah atau korban, tetap harus dilayani dengan baik” terang Dokter Maya saat pelatihan.
Ditambahkannya, konselor harus memiliki prinsip-prinsip dalam konseling, yaitu pertama setara dalam proses konseling yakni tidak bersifat menggurui dan menghakimi, kedua membangun kepercayaan dengan menjamin kerahasiaannya, kalimat terbuka, ketiga konfirmasi dimulai dari menanyakan kembali permasalahan, refleksi lalu tanyakan perasaan klien, keempat memberikan alternatif solusi dengan kelebihan dan kekurangannya.
“Indikator bahwa adek-adek seorang konselor yang baik akan banyak bertanya atau melakukan konseling ke adek-adek. Gak perlu merasa diri menggurui itu pasti akan ditinggal, ilmu adek-adek gak akan kepake”.
Dokter. Maya berharap bahwa para peserta dapat membagikan pengalamannya, saling berbagi ilmu kepada para siswa-siswa teman sebaya mereka hingga dikemudian hari diharapkan mereka dapat mengimplementasikan hal ini dengan baik.
Maya yang juga Kepala Pusat Yarsi HIV /AiIDS menambahkan, sasaran dari gawe ini remaja usia berkisar 15-17 tahun. Peserta dalam acara ini merupakan perwakilan dari masing-masing sekolah berbeda. Setiap sekolah diwakili oleh 2 orang siswa atau siswi.
Penulis : Anggun dan Nisa
Your article helped me a lot, is there any more related content? Thanks!