Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) oleh pemerintah, bagi Universitas Yarsi tidak menjadi penghalang. Sebagai institusi pendidikan, sejak awal pandemi Covid-19 melanda Indonesia, aneka kegiatan positif edukasi bagi masyarakat terus dilakukan.
Contohnya kemarin, Universitas Yarsi bekerjasama Komunitas Dosen, Penulis, dan Peneliti Indonesia (Kodepena) menggelar seminar melalui situs web (webinar) dengan tema”Pendidikan Karakter Dalam Membangun Bangsa yang Hebat dan Berakhlak Mulia”
Model pendidikan perspektif Islam, jalan terjal membangun pendidikan karakter peserta didik diera pandemi serta pendidikan karakter Pancasila dan rasa cinta tanah air. Berikutnya, membina mahasiswa menyiapkan pemimpin masa depan, membangun karakter bangsa melalui budaya disiplin, danbelajar membangun karakter dari kearifan lokal Indonesia. Kesemua narasi itu menjadi bagian pembahasan webinar Pendidikan Karakter Membangun Bangsa dan Berakhlak Mulia.
Hadir dalam webinar,dosen, mahasiswa, kepala sekolah, guru, penulis dan peneliti serta aparat sipil negara dari berbagai instasi. Mereka dari Banda Aceh hingga Papua. Tidak ketinggalan Rektor Universitas Yarsi Prof. dr. Fasli Jalal, Ph.D dan Ketua Umum Dewan Pengurus Kodepena, Dr.Rani Siti Fitriani, S.S., M.Hum turut juga hadir.
Enam orang ahli, kompeten dan mahir pada dunia pendidikan sebagai pembicara. Mereka adalah Wakil Rektor IV Universitas Yarsi,Prof. Dr. H. Nurul Huda, S.E., M.M., M.Si, dosen pascasarjana IAIN Syekh Nurjati Cirebon,Dr.Masduki Duryat dan Kandidat Doktor Andrew Shandy Utama , dosen Universitas Lancang Kuning, Riau. Lalu dosen Universitas Pajajaran Bandung, Dr. Gugun Gunardi, M.Hum, dosen Universitas Tadulako Sulawesi Tengah ,Sulfitri Husain, S. IP., MA dan dosen Universitas Presiden ,Dr. Ir. B. M. A. S. Anaconda Bangkara, M.T.
Dimassa pandemi Covid-19 tidak dapat dipungkiri menambah kuantitas dan kualitas waktu habis bersama keluarga. Belajar bersama dirumah tidak hanya pelajaran secara formal dan akademis, tetapi juga pendidikan karakter (PK) .
PK digemakan Thomas Lickona digunakan dalam kehidupan dan diterapkan dalam pendidikan, menurut Rektor Universitas Yarsi, Prof Fasli memiliki fungsi dasar mengembangkan potensi seseorang agar dapat menjalani kehidupannya bersikap baik.
Dalam ajaran Islam bersikap baik disebut amar ma’ruf nahi munkar yaitu mengajak atau menganjurkan kepada hal bermanfaat dan mencegah perbuatan buruk.
Bersikap baik harus dibiasakan. Mulai dari rumah dengan bantuan orang tua,mengajari anak keteladanan kehidupan. Setelah masuk sekolah dibantu kepala sekolah, para guru dan warga sekolah mulai petugas tata usaha,kebersihan dan keamanan serta kantin, amar ma’ruf nahi munkar harus dilanjutkan.“Anak jangan hanya dijadikan peserta didik yang cerdas saja,” pesan prof Fasli. Tetapi perbuatan baik dari rumah seperti budi pekerti luhur, sopan-santun, disiplin, bisa bekerjasama,toleransi, persahabatan,dan menjaga kebersihan serta bisa membedakan mana salah dan benar harus diterapkan dalam sekolah,
Begitupula pada lingkungan masyarakat, perilaku baik sudah terbangun dirumah dan sekolah jangan dibiar atau digerus warga.
Prof Fasli,salah seorang pendiri Ikatan Ilmuan Indonesia Internasional meminta warga masyarakat harus terus membantu, menjadikan peserta didik tetap baik , sehingga menjadi anak bangsa yang sholeh dan berakhlak mulia bisa membangun bangsa.
PK seperti memahat atau mengukir. Ukiran dilakukan tidak boleh buram dan larut hilang, karena itu kita harus mengukirnya di batu cadas. Tentunya memerlukan waktu panjang, harus berkesinambungan terus menerus.
Jadi PK harus ditanamkan dan diajarkan sejak dini.“PK itu pendidikan itu berlangsung sepanjang hayat ,” tegas Wakil Menteri Pendidikan Nasional tahun 2010-201 saat memberikan sambutan pembuka.
Dalam webinar ini, Prof Nurul panggilan akrab Wakil Rektor IV Universitas Yarsi,tampil sebagai pembicara, mengaitkan PK dengan model pendidikan perspektif Islam.
PK sesuai ajaran Islam menurut Prof Nurul adalah pendidikan berhubungan dengan manusia ( hablun minannas )dan Allah SWT (hablun minallah ). Hablun minannas tidak serta merta hanya dapat memperuntukkannya pada manusia semata, tapi cakupannya luas meliputi binatang, tumbuhan dan alam sekitar.
Selanjutnya pendidikan bersinggungan dengan upaya pengembangan dan pembina seluruh potensi manusia yaitu ruhaniah dan jasaniah. Pendidikan juga adalah suatu upaya memperkenalkan manusia akan eksistensi dirinya, baik sebagai diri pribadi yang hidup bersama hamba tuhan terkait hukum normatif(syariat )dan sekaligus sebagai khalifah dibumi.
PK terkait pendidikan Islam ada proses penting model didalamnya, yaitu proses internalisasi pendidikan sebagai nilai keyakinan pengetahuan sesuai dengan kemampuan dan pemahaman seseorang (subyektif). Kemudian proses eksternalisasi diwujudkan dalam tindakan , sikap perilau sesuai norma dan keyakinannya. Terakhir proses obyektifikasi mempertimbangkan kognitif dan budaya, melahirkan kreteria-kreteria kemasyarakatan berilmu pengetahuan dan santun dalam merealisasikannya, sehingga mampu memberi manfaat dan kemaslahatan kepada oranglain.Tentu tanpa mengganggu hak asasinya sehingga mampu berdampingan dengan kesejahteraan bersama.
PK atau karakter memiliki dua pengertian, ini hasil kesimpulan dari 6 pembicara webinar. Pertama, ia menunjukkan seseorang bertingkah laku. Apabila seseorang pembohong, tidak disiplin,tidak tepat waktu ,egois, dendam, kejam, pemarah,nakal dan serakah,tentulah orang tersebut memanifestasikan perilaku buruk. Sebaliknya, apabila seseorang berperilaku jujur, suka menolong, tentulah orang tersebut memanifestasikan karakter mulia.
Kedua, karakter erat kaitannya dengan personality dan seseorang baru bisa disebut orang berkarakter apabila tingkah lakunya sesuai kaidah moral (amar ma’ruf nahi munkar). Kalau sudah moralnya baik,pancasilais, berakhlak mulia akan menjadi panutan dan pemimpin.Tentunya akan bisa membangun bangsa
Dosen IAIN Syekh Nurjati Cirebon,Masduki menambahkan,pendidikan karakter sangat erat berkaitan dengan pendidikan Islam, bahwasanya kekayaan pendidikan Islam dengan ajaran intinya tentang moral akan sangat menarik untuk dijadikan content dari konsep pendidikan karakter.
Tantangan dan masalah PK banyak sekali, karena itu teruskan tradisi baik dan relevan agar karakter bisa terbentuk. “Perkuat selalu iman anak dan keluarga dan berlindung pada Allah SWT,”ajak Masduki.
Sementara Dosen Universitas Tadulako, Sufitri melengkapi,pembentukan karakter sungguh tidak mudah, membutuhkan usaha, dan banyak energi.Dibutuhkan komitmen, ketekunan, keuleten, proses, metode, waktu, serta yang terpenting adalah keteladanan dan disiplin. “Tiada kesuksesan tanpa kedisiplinan,jadikan kedisiplinan sebagai habit hingga berusia silam,”tutur Sulfitri
Dosen Universitas Presiden,Anaconda menggenapi, dari kearifan lokal dan pola pendidikan yang sudah pernah ada dari dalam negeri seperti “cerita ora ilok”bisa kita pelajari menjadi karakter.”PK harus dibentuk dan dibentuk ulang”cakap Ananconda