Universitas Yarsi (UY) lewat Fakultas Ilmu Informasi Teknologi (FTI) dan Fakultas Kedokteran Gigi (FKG),didukung Rumah Sakit Gigi (RSGM YARSI) menggelar kuliah tamu bersama Cortino Sukotjo, Associate Professor, College of Dentistry University of Illinois at Chicago (USA), Kamis, 16 Sepetember 2021.
Dalam kuliah virtual , banyak pengetahuan menarik,strategis dan jurus sukses disampaikan Prof Cortino. Misalnya, membangun project artificial intelligence (AI). Untuk meraih sukses ,FTI dengan FKG.Universitas Yarsi memperhatikan beberapa hal harus interesting, useful dan worthy (layak). Kemudian project itu harus sebanding, dana dikeluarkan dengan yang akan didapatkan atau maksimal menghasilkan manfaat lebih. Lakukan komunikasi harmonis dengan para dosen dan mahasiswa tergabung dalam tim FTI dengan FKG, RSGM, adakan pelatihan dan jangan lupa harus ada library dan resource
Dalam project AI , bila anggota tim, termasuk dokter kurang mengetahui IT, Bagian IT harus memberikan tranning.” Karena ini bagian kegiata kampus, tranning dengan standar fakultas, ujar Prof Cortino
Untuk membuat suatu riset AI, dosen College of Dentistry University of Illinois at Chicago ini membagikan pengalamannya, misalnya pada restorasi gigi, menggunakan teknologi Cad Cam untuk scanning dan saat ini melalui Cad Cam sedang diupayakan kecepatannya dari sumber daya komputernya (cloud), very detail dan diupayakan dana yang dikeluarkan tidak besar.
Terkait Project AI di kampus Amerika, saya dan tim sedang mengembangkan beberapa diagnosis. Saya juga ingin berkoloborasi membuat dental record, melalui black board. “Nantinya platform harus lebih kompleks tidak sederhana,” katanya.
Prof Cortino mengatakan, di Amerika beberapa teknologi, seperti internet of things (IoT), kecerdasan buatan (AI), aplikasi seluler sudah digunakan. Augmented (AR)and virtual reality (VR) juga telah dikembangkan untuk meningkatkan perawatan kesehatan gigi
IoT dan komputasi awan memungkinkan Fakultas kedokteran gigi untuk mengumpulkan dan bertukar data dengan bantuan perangkat lunak, melakukan sensor elektronik yang tertanam dan melakukan konektivitas jaringan. Teknologi berbasis AI juga digunakan untuk menganalisis pemindaian dan gambar gigi retak atau lainnya
Prof Cortino juga membahas mengenai 10 key benefit of VR in education . yaitu global teleportation lewat realitas maya dirasakan manfaat belajar berpergian dengan mobil ke tempat-tempat yang mungkin tidak dapat mereka kunjungi secara nyata. The time machine effect , lewat realita maya peserta didik dapat merasakan budaya dan peristiwa sejarah secara langsung. Contextualised learning berupa (learning can take place in a relevant setting to aid understanding. dan multi-sensory experiences, pelajar terlibat dengan konten dengan cara visceral multi-indera
Kemudian manfaat lain, extraordinary abilities yaitu learners can break the laws of physics and interact in unique ways, ada juga Active autonomy berupa pelajar dapat mengarahkan jalan mereka dalam pengalaman virtual. Empathy agent yaitu realitas maya dapat merespon terhadap konten sehingga membantu menumbuhkan empati terhadap orang lain.
Virtual reheat peserta didik dapat mengembangkan keterampilan dalam lingkungan yang aman aman lewat latihan virtual. Remote presence berupa learners can connect remotely for global learning experiences. Terakhir focused immerson yaitu peserta didik diajak mendalami terlibat dengan konten pembelajaran
Menariknya lagi presentasi Prof Cortino itu adanya pemutaran vidio pengajaran penggunaan teknologi termasuk upload video dari contoh agenda kegiatan perminggu berikut simulasi.
Sementara Rektor Universitas Yarsi, Prof Fasli Jalal dalam sambutannya mengatakan, kita tak ada pilihan berhadapan revolusi 4.0 selain beradaptasi pada 3 hal, pertama, adanya pandemi covid-19 ini, membuat cara kita bekerja, belajar, sosialisasi berubah total, Kita tidak tahu sampaikan kapan pandemi ini, karena itu kita harus siap-siap dengan skenario terbaik.Apapun terjadi kita harus bisa menang perang panjang terhadap covid-19.
Kedua. adanya perubahan mendasar karena gaya hidup, gaya belajar, cara berkonsentrasi, harapan masa depan para mahasiswa dengan cara-cara barunya, karena itu orangtua perlu sering interaksi antar generasi. Ketiga, menyadari terjadi disrupsi karena globalisasidengan segala implikasinya membuat jarak tak berarti, orang bisa bekerja dari mana saja. Kemampuan berkolaborasi juga semakin meningkat. dalam konteks revolusi industri , harus menjadi perhatian para mahasiswa dan mahasiswa Universitas Yarsi harus selalu mengikuti perkembangan teknologi
AI atau kecerdasan buatan menjadi penggerak revolusi industri 4.0. AI menjanjikan banyak memberikan kemudahan di berbagai sektor termasuk dalam bidang kedokteran gigi