Sehubungan berita hari-hari ini di media nasional dan internasional tentang peningkatan kasus infeksi pernapasan di China dan upaya mereka mengendalikannya, maka ada lima hal yang saya sampaikan.
Pertama, semua sepakat bahwa survailans dan deteksi dini merupakan kunci utama pengendalian penyakit menular, di dunia, di China dan juga di negara kita tentunya. Karena itu, isi berita yang menyebutkan “Pada Jumat, 27 Desember 2024, otoritas pengendalian penyakit China mengumumkan bahwa mereka tengah menguji coba sistem pemantauan khusus untuk pneumonia yang belum diketahui penyebabnya” merupakan sualu langkah amat baik, dan perlu juga dipertimbangkan di negara kita, baik untuk infeksi pernapasan sampai pneumonia maupun penyakit menular lainnya.
Ke dua, di China dan sekitarnya memang selalu terjadi peningkatan kasus influenza like illness di akhir tahun dan musim dingin seperti ini, karena itulah mereka meningkatkan upaya penanggulangannya. Di Indonesia maka beberapa hari yang lalu juga diberitakan peningkatan kasus Dengue, yang harusnya sejak sekarang sudah kita lihat peningkatan upaya penanggulangannya, tentu selain peningkatan kasus pernapasan dan demam yang lain.
Ke tiga, tentang inluenza A yang banyak dibicarakan kini di China, dan atau influenza B, maka memang selalu ada fluktuasi peningkatannya dari waktu ke waktu di berbagai belahan dunia. Karena itulah WHO selalu mengkompilasi data ini dan diumumkan agar negara-negara dapat mengambil langkah yang diperlukan.
Ke empat tentang HMPV (human meta pneumo virus) yang kini diberitakan banyak terjadi di China, juga bukan penyakit baru di China. Bahkan jurnal ilmiah mingguan CDC China (saya usul kita perlu juga buat jurnal seperti ini) di 2024 ini mengeluarkan publikasi berjudul “Vital Surveillances: Seasonal and Genetic Characteristics of Human Metapneumovirus Circulating — Henan Province, China, 2017–2023”, yang membahas tuntas tentang pola epidemiologik dan karakteristik genetika nya, sehingga bisa jadi panduan pemeruntah China untuk program pengendalian dan bahkan proses vaksinasinya kelak. Akan baik kalau pola epidemiologik dan genetik berbagai penyakit menular kita juga dipublikasikan dalam jurnal ilmiah resmi seperti ini, untuk jadi panduan pula.
Ke lima, sekali lagi saya tekankan bahwa kita di tanah air perlu terus menjaga dan meningkatkan pen gendalian penyakit menular, mulai dari tingkat dasar yaitu pemahaman dan pola hidup masyarakat, lalu vaksinasi, lalu surveilans dan deteksi dini dan belakangan lalu penangannan kasus dan kontaknya. Dalam hal ini perlu diingatkan kembali bahwa promotif preventif amatlah perlu, jangan hanya bertumpu ke penanganan kasus yang sudah sakit saja.
Prof Tjandra Yoga Aditama
Direktur Pascasarjana Universitas YARSI
Mantan Dirjen Pengendalian Penyakit Menular serta Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara