PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Yarsi Save Vision

Yarsi Save Vision merupakan salah satu pusat unggulan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Universitas YARSI yang diinisiasi sejak tahun 2011. YARSI Save Vision telah menghasilkan PkM dalam operarsi Katarak, pengukuran Refraksi dan Edukasi Kesehatan mata, berupa pelatihan dan penyuluhan yang didanai oleh Universitas YARSI dan swasta. Tim pelaksana PkM terdiri dari pelaksana kegiatan dari multi-disiplin di bidang informatika, kedokteran, farmasi, psikologi, ekonomi, hukum, dan praktisi kesehatan dari dalam dan luar negeri.

Pada tanggal 5 Agustus 2022 diadakan Kegiatan bakti sosial operasi katarak di Rumah Sakit Anna Medika Bekasi Jl. Perjuangan No. 45 Kel. Harapan Baru, Kec. Bekasi Utara, Kota Bekasi. YARSI Save Vision bekerjasama dengan Perdami Cabang Bekasi, Kegiatan diawali dengan skrining awal peserta. Dari hasil skrining sejumlah 200 orang peserta, terseleksi 58 orang yang memenuhi syarat untuk melanjutkan tindakan operasi katarak. Operasi katarak ini melibatkan dokter spesialis mata yang merupakan anggota dari Perdami Bekasi.

Pada tanggal 14 Februari 2023 diadakan kegiatan bakti sosial operasi katarak di Rumah Sakit YARSI dengan total 50 pasien yang dapat menjalani tindakan operasi katarak.

Pada tanggal 02 Februari 2025, YARSI Save Vision melakukan bakti sosial operasi katarak di RS Eka Hospital Kabupaten Bekasi. Setelah dilakukan pemeriksaan awal, dari 67 pendaftar hanya 44 orang yang dapat menjalani tindakan operasi katarak. Acara dibuka dengan laporan dari ketua Panitia kegiatan Dr. Indra, dilanjutkan dengan sambutan dari ketua Persatuan Dokter Mata Indonesia (PERDAMI) wilayah Bekasi dr. Irsad Sadri, Sp.M, Direktur Eka Hospital dr. Liong Ayub, MM, dan Rektor Universitas YARSI Prof. dr. Fasli Jalal, Ph.D. Pelaksanaan kegiatan berjalan lancar bantuan semua pihak. Pasien peserta operasi katarak akan melakukan pemeriksaan pasca operasi satu dan tujuh hari.

YARSI TB Care

Pusat YARSI TB Care merupakan salah satu Pusat Pengabdian kepada Masyarakat untuk bidang TBC yang bertanggung jawab kepada Wakil Rektor 3. Kegiatan ini melibatkan seluruh civitas akademika di lingkungan Universitas YARSI dan bekerja sama dengan mitra yang disepakati. Pada tahun 2009 – 2016 YARSI TB Care melakukan kemitraan dengan TB Aisyiyah dengan berbagai kegiatan mulai dari upaya meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang TBC mencakup edukasi penyakit, mengenali tanda-tanda penyakit, cara pencegahan, cara penularan, pemeriksaan dan pengobatan. Kegiatan lain yang juga dilakukan adalah upaya aktif untuk memutus rantai penularan TBC melalui kegiatan mencari, menemukan kasus TBC dan memberikan pendampingan kasus TBC (pemeriksaan dan pengobatan).

Wilayah kerja YARSI TB Care dengan TB AISYIYAH di Jakarta Pusat meliputi 3 Kecamatan, yaitu; Cempaka Putih, Johar Baru dan Kemayoran. Pada bulan Desember 2017 program kemitraan dengan TB Aisyiyah telah selesai dengan catatan YARSI TB Care memberikan kontribusi dengan predikat prestasi sangat baik. Acara Penutupan Kemitraan dengan TB Aisyiyah telah dilakukan pada tanggan 31 Desember 2017.

Pada 2018, kontribusi YARSI TB Care peduli TBC di Indonesia dilanjutkan kembali dengan menandatangani nota kesepahaman dengan LKNU (Lembaga Kesehatan Nahdatul Ulama) sebagai mitra dengan Wilayah kerja pada 8 Kecamatan di Jakarta Pusat, yaitu Johar Baru, Kemayoran, Cempaka Putih, Senen, Gambir, Tanah Abang, Sawah Besar dan Menteng.  LKNU menjadi Sub-Recipient (SR) Khusus Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Sub-Direktorat TBC dengan dukungan dana dari Global Fund. Program ini dinamakan “Upaya menuju Eliminasi Tuberkulosis berbasis masyarakat – LKNU dukungan Global Fund”. Kontribusi YARSI TB Care adalah sebagai salah satu Impelementing Unit – IU. IU akan menjalin kerjasama dengan Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat dan Puskesmas yang bersangkutan, dan lintas stakeholder di level Kota. Dengan Wilayah kerja yang lebih luas memberikan kesempatan kepada YARSI TB Care untuk mengembangkan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat dan penelitian terkait permasalah yang ditemukan dari kegiatan pengabdian.

Pada 2024 YARSI TB Care kembali mendapatkan hibah yang didanai oleh The Global Fund periode 2024-2026 sebagai Sub-Sub Recipient dalam program Eliminasi TBC di Indonesia Grant Cycle 7 dengan alokasi dana pada tahun 2024 Rp 1.478.842.422,- kemudian dilanjutkan dengan adendum perjanjian kerjasama tahun kedua 2025 sebesar Rp 779.421.442,-

VISI & MISI

Visi

“Menjadi Lembaga Perguruan Tinggi Islam yang perduli kepada tuberkulosis melalui kegiatan penelitian dan pelayanan kesehatan paripurna dengan mendorong kemandirian masyarakat yang mampu secara mandiri menanggulangi masalah tuberkulosis di Indonesia”.

Misi

Menanggulangi masalah tuberkulosis di Indonesia dengan berperan aktif:

  1. Menggerakkan terwujudnya kesadaran penderita tuberculosis, keluarga dan masyarakat untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta.
  2. Menggerakkan masyarakat untuk perduli dalam menanggulangi tuberkulosis di keluarga dan lingkungannya.
  3. Menggerakkan seluruh komponen masyarakat untuk berupaya menurunkan angka kesakitan dan kematian tuberkulosis dengan jalan memutus rantai penularannya.
  4. Melaksanakan penelitian mengenai tuberkulosis yang mendorong perbaikan kualitas penemuan kasus, pengobatan dan kesembuhan penderita, untuk percepatan turunnya angka kesakitan dan kematian yang disebabkan oleh tuberkulosis.

PENGHARGAAN

Pada 6 Desember 2024 RW 11 Kelurahan Cempaka Putih Barat yang merupakan salah satu kelurahan binaan SSR YARSI TB Care mendapat penghargaan sebagai Juara 1 Penyelenggara Kampung Siaga TBC Terbaik Kota Administrasi Jakarta Pusat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

Pada 11 November 2024 RW 11 Kelurahan Cempaka Putih Barat Jakarta Pusat kembali mendapatkan penghargaan dari Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta sebagai Juara 3 Kampung Siaga Tuberkulosis Provinsi DKI Jakarta Tahun 2024

YARSI DISASTER QUICK RESPONSE AGENCY (YARA)

YARSI Disaster Quick Response Agency (Agensi Tanggap Darurat Bencana YARSI) merupakan salah satu pusat unggulan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Universitas YARSI yang diinisiasi sejak tahun 2009. Pusat Pengabdian kepada Masyarakat YARA telah menghasilkan PkM dalam bentuk kegiatan bakti sosial (pengiriman logistik dan bantuan tenaga kesehatan) di lokasi bencana, seperti gempa di Yogyakarta, Aceh, Lombok, Palu dan Donggala, serta korban bencana Tsunami di Banten. Selain itu, Pusat Pengabdian kepada Masyarakat YARA juga memberikan edukasi berupa pelatihan dan penyuluhan yang didanai oleh Universitas YARSI. Tim pelaksana PkM terdiri dari berbagai multi-disiplin, seperti bidang informatika, kedokteran, farmasi, psikologi, ekonomi, hukum, dan Ikatan Alumni Universitas YARSI, serta praktisi kesehatan dari dalam dan luar negeri.

Pada 21 November 2022 Gempa bumi M 5,6 terjadi di Cianjur dengan dampak terparah di Kecamatan Cugenang, YARSI Disaster Quick Response Agency menggalang donasi dan terkumpul Rp 21.380.000,- pada tanggal 28 November 2022, Yayasan YARSI memberikan bantuan dana dan barang senilai Rp 98.200.000,-. YARSI Disaster Quick Response Agency membentuk dan memberangkatkan relawan 3 batch:

    1. Batch 1: 25 – 26 November 20222 dokter spesialis, 2 tenaga kependidikan, 1 psikolog dan 4 orang mahasiswa (Fakultas Psikologi, Prodi Perpustakaan dan Sains Informasi dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis)
    2. Batch 2: 26 – 27 November 20221 dokter umum, 1 tenaga kependidikan, dan 8 orang mahasiswa (Fakultas Kedokteran dan Fakultas Kedokteran Gigi)
    3. Batch 3: 30 November – 2 Desember 20222 dokter Spesialis Keluarga, 2 tenaga kependidikan, 1 dosen Agama dan 4 mahasiswa (Fakultas Kedokteran dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis)

Tim relawan menyalurkan barang melalui tiga titik yaitu: Posko REDI3 (Relawan LLDIKTI 3) Desa Mangunkarta, Cugendang; Desa Mekarsari Kec. Cianjur; dan Pondok PesantrenAl-Ikhlas juga membuka pelayanan medis di Posko dan tenda pengungsi, dukungan psikososial, dan bantuan di dapur umum

Pada 14 Mei 2024 YARSI Disaster Quick Response Agency membuka donasi untuk bencana banjir bandang di Sumatera Barat, donasi civitas akademika Universitas YARSI terkumpul sebesar Rp 10.550.015.- Yayasan YARSI memberikan bantuan dana sebesar Rp 100.000.000,- . Kedua bantuan tersebut kemudian diberikan secara langsung kepada korban terdampak bencana banjir bandang, lahar dingin di Kabupaten Agam/Bukittinggi dan Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat pada tanggal 5-7 Juli 2024.

YARSI HIV/AIDS CARE & PPKS

YARSI HIV AIDS Care dan Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera Universitas YARSI adalah wadah berbasis institusi yang memberikan kegiatan pelayanan kepada keluarga melalui pemberian informasi, komunikasi, edukasi, penyediaan data, konsultasi, konseling, pembinaan serta rujukan. Sebagai perguruan tinggi yang peduli dengan pembangunan manusia Indonesia yang unggul, Universitas YARSI bekerja sama dengan Dinas PPAPP DKI Jakarta dan BKKBN membangun Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera Universitas YARSI, dengan sarana dan fasilitas yang nyaman serta SDM yang kompeten diharapkan mampu mendorong seluruh civitas akademika, mitra kerja, serta masyarakat umum mengakses layanan Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera Universitas YARSI secara cuma-cuma.

VISI DAN MISI

Visi
Mewujudkan Perguruan Tinggi Islam yang terpandang, berwibawa, bermutu tinggi, dan mampu bersaing dalam forum nasional dan internasional, serta mewujudkan civitas akademika serta masyarakat yang sehat, cerdas, kreatif dan berakhlak mulia sesuai ajaran islam melalui ketahanan keluarga

Misi

  • Memberikan pemahaman / pembekalan kepada civitas akademika dan masyarakat yang membutuhkan tentang pembangunan ketahanan keluarga
  • Meningkatkan kepedulian civitas akademika serta masyarakat agar terhindar dari masalah kesahatan reproduksi termasuk HIV AIDS
  • Menjadikan PPKS sebagai wadah pusat komunikasi, Informasi dan Konseling dan rujukan bagi Pusat Informasi Kesehatan Reproduksi Remaja dan organisasi lain yang peduli dengan pembangunan ketahanan keluarga
  • Memberikan keterampilan civitas akademika melalui program kecakapan hidup (life skils) terkait ketahanan keluarga
  • Menciptakan lingkungan kampus yang sehat, kondusif, dan merdeka dari kekerasan, serta menjadi pusat layanan aduan untuk kekerasan terhadap perempuan dan anak.

PENGHARGAAN

  1. Menerima Penghargaan dari Inrernational Labour Organization pada Institusi yang Berpartisipasi Aktif dalam Penanggulangan HIV/AIDS di Tempat Kerja
  2. Menerima Penghargaan Bidang Pembangunan Keluarga, Kependudukan Dan Keluarga Berencana Provinsi DKI Jakarta Khususnya Wira Karya Kencana dari Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN
  3. Peneriman Manfaat hingga 31 Desember 2024 sebanyak 247.917 orang dengan rincian Edukasi Internal maupun Eksternal serta konseling = 9.164 orang, Konsultasi Satyagatra = 78, Konsultasi Siap Nikah = 12.570, Orang yang mengakses Website Siap Nikah = 3.225.100 orang dan Jumlah followers Instagram = 1.005 orang

YARSI Empowerment Village

YARSI Empowerment Village (YARSI Pemberdayaan Pedesaan) merupakan pusat Pengabdian kepada Masyarakat yang berada dibawah pimpinan Wakil Rektor III Bidang Pengabdian kepada Masyarakat, berdiri pada Tahun 2009 dengan SK Rektor No. 0035/REK/KEP/IX/2009 tentang Pendirian YARSI Empowerment Village (YARSI Pemberdayaan Pedesaan)

YARSI Empowerment Village didirikan untuk melaksanakan pemberdayaan pedesaan bagi masyarakat yang kurang mampu dengan tujuan menjadikan masyarakat yang mandiri.

Pemberdayaan masyarakat desa adalah upaya untuk mengembangkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan, perilaku, kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan sumber daya melalui penetapan kebijakan, program, kegiatan, dan pendampingan yang sesuai dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat desa

Pemberdayaan desa sangat berkaitan dengan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. SDGs adalah agenda global yang ditetapkan oleh pemerintah dengan tujuan untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil, sejahtera, dan berkelanjutan, yang harus dicapai pada tahun 2030. Pemberdayaan desa memainkan peran penting dalam mendukung hampir semua tujuan SDGs, karena banyak target yang berhubungan langsung dengan perbaikan kondisi hidup di tingkat desa.

Berikut adalah beberapa SDGs yang sangat relevan dengan pemberdayaan desa:

  1. SDG 1 – Tanpa Kemiskinan

    Pemberdayaan desa berfokus pada peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan ekonomi lokal, akses terhadap pendidikan, pelatihan keterampilan, dan penciptaan lapangan kerja. Dengan memperkuat daya saing ekonomi desa, masyarakat dapat keluar dari kemiskinan.

  2. SDG 2 – Tanpa Kelaparan
    Pemberdayaan desa juga berhubungan erat dengan peningkatan ketahanan pangan di tingkat desa. Melalui program pertanian berkelanjutan dan peningkatan produktivitas pertanian, desa dapat memastikan ketersediaan pangan yang cukup untuk warganya

  3. SDG 3 – Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan
    Meningkatkan akses terhadap layanan kesehatan yang berkualitas di desa adalah bagian dari pemberdayaan desa. Ini termasuk pembangunan infrastruktur kesehatan yang memadai, penyuluhan kesehatan, serta peningkatan kualitas gizi masyarakat desa.

  4. SDG 4 – Pendidikan yang Berkualitas
    Pemberdayaan desa juga mencakup peningkatan kualitas pendidikan di desa, termasuk pendidikan dasar, pelatihan keterampilan, dan pengembangan kemampuan masyarakat untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas hidup mereka.

  5. SDG 5 – Kesetaraan Gender
    Pemberdayaan perempuan di desa sangat penting untuk mencapai SDG 5. Program pemberdayaan desa dapat mencakup peningkatan akses perempuan terhadap pendidikan, pelatihan keterampilan, dan kesempatan kerja, serta penguatan posisi perempuan dalam pengambilan keputusan di tingkat keluarga dan komunitas.

  6. SDG 6 – Air Bersih dan Sanitasi
    Program pemberdayaan desa yang sukses juga akan fokus pada penyediaan air bersih dan sanitasi yang layak untuk warga desa. Ini akan meningkatkan kesehatan masyarakat dan mengurangi penyakit yang disebabkan oleh air yang terkontaminasi.

  7. SDG 8 – Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi
    Pemberdayaan desa berkaitan langsung dengan menciptakan kesempatan kerja yang layak di tingkat lokal, mengembangkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta meningkatkan kapasitas ekonomi lokal untuk memastikan pertumbuhan yang inklusif.

  8. SDG 10 – Mengurangi Ketimpangan
    Pemberdayaan desa juga bertujuan untuk mengurangi ketimpangan antara wilayah perkotaan dan pedesaan. Ini termasuk mengurangi kesenjangan dalam akses terhadap layanan dasar seperti pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur.

  9. SDG 11 – Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan
    Walaupun fokus utama SDG 11 adalah kota, pemberdayaan desa juga berkontribusi pada pengembangan pemukiman yang berkelanjutan di daerah pedesaan melalui pembangunan yang berbasis pada kebutuhan dan potensi lokal serta keberlanjutan lingkungan.

  10. SDG 13 – Penanggulangan Perubahan Iklim
    Di tingkat desa, pemberdayaan masyarakat melalui program yang mendukung keberlanjutan lingkungan, seperti pertanian organik, pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan, serta mitigasi bencana, akan berperan penting dalam mengatasi dampak perubahan iklim.

  11. SDG 16 – Perdamaian, Keadilan, dan Institusi yang Kuat
    Pemberdayaan desa juga mencakup penguatan tata kelola desa, yang memastikan bahwa masyarakat desa memiliki suara dalam pengambilan keputusan dan terlibat dalam proses pemerintahan yang transparan dan akuntabel.

  12. SDG 17 – Kemitraan untuk Mencapai Tujuan
    Kerja sama antara pemerintah, sektor swasta, masyarakat, dan organisasi internasional sangat penting dalam pemberdayaan desa. Kemitraan ini akan mendukung pencapaian tujuan-tujuan SDGs secara lebih efektif dan efisien.

  13. Secara keseluruhan, pemberdayaan desa dapat menjadi katalis utama dalam pencapaian SDGs, karena desa adalah tempat di mana banyak masalah sosial dan ekonomi terjadi. Dengan memberdayakan masyarakat desa, kita membantu menciptakan dasar yang kuat untuk pembangunan berkelanjutan yang dapat diukur dan dirasakan oleh semua lapisan masyarakat.

Pemberdayaan masyarakat pedesaan sesungguhnya upaya untuk merubah pola perilaku masyarakat untuk meningkatkan kemampuan dan kemandirian lewat empat aspek:

  1. Perlindungan sosial
  2. Peningkatan kapasitas
  3. Peningkatan aksesibilitas
  4. Pemanfaatn potensi lokal

Untuk melaksanakan semua kebijakan pemberdayaan masyarakat tersebut, faktor utama yang harus dilaksanakan dengan melakukan identifikasi apa yang menjadi kebutuhan masyarakat melalui pengkajian dan pengembangan.

YARSI Empowerment Village dianggap perlu untuk mendorong dan memfasilitasi para dosen dalam melaksanakan pengabdian masyarakat. Sejauh ini ada sejumlah peluang pengabdian kepada masyarakat yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar lingkungan desa binaan.

VISI, MISI & TUJUAN

Visi:
Menjadi Lembaga Perguruan Tinggi Islam yang perduli kepada Pemberdayaan pedesaan melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan mendorong kemandirian masyarakat yang mampu secara mandiri menanggulangi masalah yang terjadi.

Misi:
Salah satu misi yang harus dilaksanakan oleh YARSI Empowerment Village Universitas YARSI adalah melaksanakan pengabdian kepada masyarakat (PkM) dengan dua hal yaitu:

  1. Sebagai perwujudan, peran serta dan tanggung jawab YARSI Empowerment Village dalam rangka ikut mencerdaskan kehidupan bangsa.
  2. Sebagai implementasi dan desiminasi kepada masyarakat dari berbagai temuan hasil penelitian/kajian yang dilakukan oleh YARSI Empowerment Village. Di sisi lain, Pengabdian kepada masyarakat pada desa binaan merupakan salah satu tugas dan fungsi utama yang harus dijalankan oleh para dosen, sebagai tenaga fungsional di perguruan tinggi. Berangkat dari dua fanomena tersebut, maka pengabdian kepada masyarakat harus ditempatkan pada posisi yang penting dan menjadi prioritas sebagaimana kegiatan pembelajaran dan penelitian pada desa binaan YARSI Empowerment Village.

Tujuan:
Program pengabdian masyarakat ini memiliki maksud dan tujuan untuk:

  1. Memfasilitasi dan memperluas desa binaan untuk melaksanakan pengabdian kepada masyarakat dalam rangka memenuhi tugas dan fungsinya dalam bidang pengabdian kepada masyarakat.
  2. Menerapkan dan menyebarluaskan hasil-hasil penelitian/kajian kepada masyarakat sebagai bagian dari upaya untuk memberdayakan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.