Universitas YARSI melalui Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (PPKS) menggelar rangkaian kegiatan yang melibatkan sejumlah siswa dan Guru Bimbingan dan Konseling (BK) dari beberapa SMA dan SMK di Jakarta Pusat. Kegiatan pertama adalah Pelatihan Konselor Sebaya tentang Kesehatan Reproduksi (Kespro) yang dilaksanakan selama tiga hari tanggal 19-21 Desember 2021. Pelatihan ini diikuti oleh 26 siswa dari delapan SMK dan SMA di Jakarta Pusat yang selama ini bermitra dengan Universitas YARSI dan telah mengikuti pelatihan konselor sebaya terkait kesehatan mental seminggu sebelumnya.
Pada masa pandemik, dimana sekolah lebih banyak dilakukan secara daring, remaja memiliki kesempatan yang sangat terbatas untuk bertemu dengan teman sebaya juga dengan guru-guru di sekolah. Hal ini dapat meningkatkan stres dan rasa cemas pada remaja yang memiliki kebutuhan yang tinggi untuk diterima oleh teman sebaya. Sekolah melalui daring tanpa pengawasan yang ketat dari pihak sekolah maupun dari keluarga juga dapat memberikan peluang bagi remaja untuk melakukan perilaku yang beresiko seperti narkoba, seks bebas, terlibat dalam pornografi dan pornoaksi yang dapat berujung pada kekerasan seksual, kehamilan tidak direncanakan, HIV AIDS, pernikahan dini dan sebagainya.
Saat pelatihan para peserta tidak hanya diberikan pengetahuan mengenai konselor tetapi juga melakukan praktik langsung dengan sesama peserta.
Kepala pusat YARSI Peduli HIV/AIDS dan PPKS Universitas YARSI, Dr. Maya Trisiswati, MKM menjelaskan, Konselor Sebaya merupakan individu yang memberikan bantuan dan pendampingan kepada orang lain yang berusia sebaya agar dapat mengatasi permasalahannya. Remaja biasanya lebih percaya untuk menceritakan masalahnya dengan teman daripada dengan orangtua apalagi dengan guru yang hanya bertemu di layar gawai saat sekolah daring. Hal ini menjadi sebuah gagasan dibentuknya pelatihan konselor sebaya. “Tentunya pelatihan ini diharapkan dapat membentengi remaja dari pengaruh negatif sekaligus untuk mengisi liburan.,” ujar Maya
Konseling adalah untuk membantu mencari alternatif solusi. Seorang konselor tidak mengambil keputusan apa yang harus dilakukan, namun mendiskusikan beberapa alternatif pilihan dengan mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan masing-masing pilihan.
Saat pelatihan, Dr. Maya mengingatkan kepada para peserta untuk tidak menggurui serta tidak menghakimi para klien (teman sebaya). “Jadi jangan sekali-kali menghakimi teman kita yang menjadi korban kekerasan atau apapun,” pesan Maya.
“Walaupun mungkin yang dilakukan seorang teman merupakan hal yang tidak benar, seorang konselor tetap harus membangun motivasi pada teman tersebut untuk dapat terus berkembang. Kalaupun dia merasa dirinya salah maka itu adalah hasil penilaian dia, bukan penilaian dari konselor. “Yang mendatangi anda apakah dia korban atau pelaku yang kemudian merasa bersalah, tetap harus dilayani dengan baik” jelas Dokter Maya saat pelatihan.
Kriteria konselor Kespro untuk siswa SLTA menurut Maya, selain masih duduk di bangku SLTA berusia 15-17 tahun, tidak memiliki hambatan dalam berkomunikasi serta tidak memiliki masalah dalam akademis, ia juga harus memiliki minat terhadap isu-isu terkait kesehatan reproduksi, memiliki jiwa sosial (ingin dan senang membantu orang lain) dan tentu saja berminat menjadi konselor sebaya. Dr. Maya menambahkan bawa konselor harus memiliki prinsip-prinsip dalam konseling, yaitu pertama kedudukan yang setara dalam proses konseling yakni tidak bersifat menggurui dan menghakimi. Kedua, membangun kepercayaan dengan menjamin kerahasiaan klien. Ketiga, melakukan konfirmasi tentang permasalahan dan perasaan klien. Keempat, yaitu membantu mencari beberapa alternatif solusi dengan kelebihan dan kekurangannya. Seorang Konselor harus menghindari sikap dan tingkah laku yang menggurui, karena menghambat hubungan konselor dan klien (teman) yang seharusnya setara.
Dokter. Maya berharap bahwa para peserta dapat membagikan pengalamannya, saling berbagi ilmu kepada para siswa-siswa teman sebaya mereka hingga di kemudian hari mereka dapat mengimplementasikan hal ini dengan baik. Untuk itu para relawan PPKS akan melakukan pendampingan ketika para konselor sebaya mengimplementasikan ilmu dan keterampilan baru mereka ke teman-teman sebaya di sekolah baik secara daring maupun luring.
Sementara para siswa mengikuti pelatihan konselor sebaya, 20 orang Guru Bimbingan dan Konseling dari delapan belas SLTA di Jakarta Pusat dan Jakarta Utara mengikuti Seminar yang bertajuk “Mengenali Minat dan Bakat serta Masalah Kesehatan Jiwa pada Remaja” pada hari Senin, 20 Desember 2021.
Wakil Rektor 3 Universitas YARSI Dr. Octaviani I.Ranakusuma yang juga seorang Psikolog mengatakan bahwa perkembangan kognitif, fisik dan sosial emosional berkembang pesat di masa remaja yang merupakan masa transisi menuju masa dewasa. Remaja mulai membangun aspirasi karir dan studi berdasarkan kemampuan kognitif, minat dan bakat yang dimiliki. Hal ini bukan hal yang mudah untuk dipahami bagi remaja mengingat begitu banyak pilihan karir dan studi dan juga beberapa faktor yang dapat menghambat atau sebaliknya mendukung aspirasi tersebut.
Remaja di sekolah , kehadiran Guru Bimbingan dan Konseling (BK) sangat dibutuhkan para siswa .
Menurut Dr. Octaviani Guru BK memiliki peran penting dalam memberikan dan menyediakan layanan bimbingan agar siswa dapat memahami potensi pada dirinya dan juga memberikan layanan konseling apabila siswa mengalami kegamangan dalam membangun aspirasinya. Tentunya layanan ini diharapkan dapat diakses oleh seluruh siswa, termasuk siswa berkebutuhan khusus,” ujar Octaviani
Guru BK perlu memahami faktor-faktor kognitif, fisik dan psikologis yang dapat mendukung siswa membangun aspirasinya dan juga mengenali sejak dini masalah yang berpotensi menghambat pengembangan diri siswa, termasuk masalah sosial dan emosional yang dialaminya. Apabila Guru BK mengalami kesulitan dalam mengatasi masalah siswa, maka dapat dirujuk ke PPKS Universitas YARSI yang memiliki para ahli di berbagai bidang ilmu, yaitu psikologi, psikiatri, agama Islam dan ilmu Hukum.
Untuk dapat membantu para siswa dan Guru BK mengenali potensi diri termasuk minat dan bakat, Dr. Octaviani mengenalkan aplikasi SICAKAR (Sistem Perencanaan Karir) yang dapat diakses di www.sicakar.com. Aplikasi SICAKAR dikembangkan oleh para dosen Fakultas Teknik Informatika dan Fakultas Psikologi melalui riset yang mendalam dan diharapkan dapat membantu siswa lebih mengenali potensi, minat dan bakatnya sehingga dapat membuat pilihan yang lebih baik dalam menentukan jurusan yang akan ditempuh di Perguruan Tinggi. Selain SICAKAR, kedua fakultas juga mengembangkan aplikasi GALAW V.2. yang dapat diunduh secara gratis di play store. Aplikasi ini dapat membantu siswa mengenali kondisi psikologis dirinya, memberikan kesempatan untuk mencurahkan isi hati di melalui e-diary dan dapat langsung terhubung ke PPKS untuk mendapatkan konseling online.
Setelah seminar, Guru BK mendapat kesempatan untuk merujuk 20 orang siswa yang membutuhkan asesmen psikologis di PPKS Universitas YARSI sehingga para siswa dapat lebih mengenali potensi dirinya dan dapat berkembang secara optimal dalam meraih cita-citanya. Rangkaian kegiatan ini terselenggara dengan bantuan pendanaan program penelitian kebijakan Merdeka belajar kampus merdeka (MKM) dan Pengabdian Masyarakat berbasis hasil penelitian dan purwarupa Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dari SekDitJen Pendidikan Tinggi Riset dan Teknologi (Dikti Ristek) Kemendikbud.