Pada Global Health Security Conference 2024 di Sydney saya menyajikan data peran Indonesia dalam One Health (Satu Kesehatan) di regional dan global. Ketika memegang Presidensi G20 maka Indonesia berhasil mengadakan side event pertemuan pimpinan G20 yang menghasilkan “The
Lombok One Policy
Brief” dengan tujuh rekomendasi. Sementara itu, ketika memegang Keketuaan ASEAN 2023 maka Indonesia bahkan dapat menggalang dihasilkannya “ASEAN Leader Declaration on One Health Initiative”. Topik ini sangat tepat diajukan karena setidaknya tiga hal. Pertama, ketahanan kesehatan global jelas amat bergantung dari bagaimana penerapan konsep One Health di lapangan, bukan hanya di tingkat kesepakatan tingkat tinggi saja. Ke dua, Indonesia jelas berperan penting dalam kegiatan One Health internasional, yang di tunjukkan dengan kepeloporan di G20 dan juga di ASEAN, yang tentunya perlu diimplementasi langsung juga di berbagai daerah dan pelosok negeri kita. Ke tiga, topik ini juga amat tepat saya ajukan di Sydney karena kegiatan saya di pertemuan G20 dan ASEAN turut ditunjang juga oleh program Australia Indonesia Health Security Partnership (AIHSP).
Topik Satu Kesehatan (“One Health”) yang merupakan konsep kerja bersama kesehatan manusia, kesehatan hewan dan kesehatan lingkungan ini memang amat banyak dibicarakan pada Konperensi Ketahanan Kesehatan Global di Sydney Juni 2024 ini. Setidaknya ada lebih dari 30 presentasi yang spesifik tentang One Health, belum lagi puluhan presentasi dan poster lain yang sedikit banyak juga berhubungan dengan pentingnya aspek One Health dalam ketahanan kesehatan global. Ada yang bicara tentang berbagai jenis penyakit zoonosis, ada yang tentang tantangan implementasi di lapangan dan ada pula presentasi tentang kolaborasi internasional. Demikian juga cukup banyak dibahas tentang perubahan cuaca (“climate change”) dan kesehatan sampai ke presentasi tentang bioterorisme dan juga ketahanan biologik (“bio defense”). Yang paling banyak dibahas tentunya adalah bagaimana dampak langsung konsep One Health dalam kesiapan, pencegahan dan respon (“preparedness, prevention and response”) pandemi. Kita semua tahu bahwa pasti akan datang pandemi lagi di masa datang, kita hanya tidak tahu kapan waktunya dan belum tahu pasti penyakit apa yang akan jadi penyebab pandemi mendatang. Nah dalam hal ini, banyak pakar memperkirakan bahwa penyakit bersumber binatang (zoonosis) merupakan penyakit berpotensi penyebab pandemi, serta jelas akan ada pengaruh lingkungan pula, jadi amat perlu pendekatan One Health.
Menteri Kesehatan Australia Mark Butler juga mengangkat One Health dalam sambutannya pada Konperensi Ketahanan Kesehatan kali ini. Ada dua hal menarik lain dari sambutan Menteri Kesehatan Australia ini. Pertama, beliau menyebut tentang kerjasama Australia dan Indonesia dalam Tuberkulosis. Ke dua, istilah resmi Australia adalah Minister for Health and Ageing, mungkin karena lansia memang cukup besar proporsinya di masyarakat dan perlu penanganan aspek kesehatannya secara baik.
Memang tidak pelak lagi bahwa One Health adalah komponen amat penting untuk terwujudnya ketahanan kesehatan, baik di dunia, di regional dan tentunya juga di negara kita. Dapat juga disampaikan disini bahwa One Health juga banyak jadi diskusi dan negosiasi alot dalam rapat pembentukan Pandemic Agreement yang saya ikuti di kantor WHO di Jenewa, yang prosesnya masih terus berlanjut.
Karena pandemi pasti akan datang walau kita belum tahu kapan, maka kita dan dunia harus sejak sekarang mempersiapkan diri, dan kenyataannya tidaklah demikian. Ini menjadi tema Resepsi Resmi Konperensi Ketahanan Kesehatan Global Sydney 2024 kali ini, yaitu “Why aren’t we prepared for the next pandemic? How can we be”. Suatu tema yang amat dalam yang bukan hanya harus dirasakan tetapi harus betul-betul dilaksanakan.
Prof Tjandra Yoga Aditama
Dari arena International Convention Centre, Darling Harbour, Sydney