Kampus Merdeka merupakan kebijakan merdeka belajar Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi . Kebijakan itu memberikan kesempatan mahasiswa mengasah kemampuan sesuai bakat dan minat dengan terjun langsung ke dunia kerja.
Rektor Universitas Yarsi,Prof. dr.Fasli Jalal,Ph.D mengungkapkan rasa syukur pada Seminar Nasional Dampak dan Implementasi MBKM di Perguruan Tinggi Swasta, siang kemarin.di Sentul Bogor.
Acara digelar secara hybrid itu dihadiri para Wakil Rektor, Dekan, Kepala dan Wakil Program Studi, Direktur Pascasarjana dan dosen
Selanjutnya Prof Fasli mengatakan, bersyukur adanya peluang dari kampus merdeka ini, membuat keluasaan mahasiswa, merdeka memilih bagaimana cara mereka belajar, memilih dimana mereka belajar, termasuk kesempatan pembelajaran diluar prodinya sendiri.
Tiga semester dan dua dari tiga semester itu malah bisa dilakukan diluar kampus. Di perusahaan, di desa, di berbagai Lembaga penelitian, di berbagai bidang memperlihatkan produk tertentu sangat terbuka lebar untuk melaksanakan kampus merdeka . Semua ini bisa dilakukan dalam Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) itu, tapi dengan memperkaya soft skill dan hard skill mahasiswa. dan membuat mereka lebih percaya diri dalam menghadapi kehidupan nyata sesudah mereka selesai.
Menurut Rektor Universitas Yarsi, tantangan dihadapi mahasiswa kini , sangatlah berbeda dari generasi sebelumnya, sehingga untuk menghadapi hal tersebut, ,mahasiswa perlu ruang untuk mengembangkan pola pikir agile, serta perubahan kebutuhan pola dan proses pembelajaran.
Direktur Pengembangan Program dan Teknologi Pendidikan IPB University, Lies Herlina, juga menjadi pembicara seminar menambahkan, dalam MBKM mahasiswa diperbolehkan menjalankan 8 jenis kegiatan belajar di luar kampus. Magang atau praktik kerja,proyek kemanusiaan, pertukaran pelajar dan membangun desa. Kemudian kegiatan wirausaha, penelitian atau riset, kampus mengajar atau asisten mengajar, serta studi proyek independen.
Ibu Lies juga menjadi Duta Kampus Merdeka Kemendikbud mengingatkan dengan adanya MBKM, perguruan tinggi diharuskan memfasilitasi pembelajaran, multiaktifitas dan multikanal. Tidak boleh lagi monopoli matakuliah. “Teknik dosen dalam mengajar haruslah melatih otak, berpola pikir dan tidak hanya menjadi menjadi mahasiswa pendengar,” ujar Lies
Lies memberikan kiat agar mahasiswa menjadi sumber daya unggul haruslah memiliki agile mindset berupa growth mindset yakni kepercayaan bahwa bakat seseorang dapat dikembangkan melalui kerja keras, strategi, dan masukkan baik.
Menurut Lies seseorang dengan pola pikir tersebut akan lebih lebih memahami karena mereka kurang khawatir tentang pencarian kepintaran dan akan menempatkan lebih banyak energi dalam belajar.
Sedangkan Direktur Mercer Indonesia , Isdar Andre Marwan menjadi pembicara juga menambahkan untuk menjadi sukses mahasiswa memiliki agility berupa kemampuan untuk mengambil keputusan dengan cepat dan nyaman.
Isdar Andre mengingatkan pentingnya skills agility. Dosen harus mengajarkan skill agality kepada mahasiswa . Kalau tidak lulusan universitas kita gak punya growth mindset dan sangat sulit bersaing” tutur Isdar.
Penulis : Anggun