Selamat kepada mahasiswa baru Spesialis Kedokteran Keluarga Layanan Primer(SpKKLP) Universitas Yarsi. “Anda merupakan mahasiswa angkatan pertama menjadikan sejarah penerimaan mahasiswa spesialis di Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi,” ujar Kepala Program Studi SpKKLP Yarsi, Dr.dr.Erlina Wijayanti, MPH, SpKKLP saat dimulai kuliah perdana, kemarin.
Menurut Doktor Erlina, SKKLP di Indonesia ada tujuh ( 4 universitas negeri dan 3 universitas swasta). Yarsi menjadi salah satu swastanya memiliki keunggulan.dan mencetak dokter SpKKLP
Pendidikan kedokteran presisi (SKKLP) Yarsi punya keunggulan dalam pengelolaan penyakit dengan pendekatan genetik, gaya hidup, dan lingkungan(mumpuni) serta trampil. Keunggulan lain adalah pelayanan kesehatan sesuai syariah (islami).
Doktor Erlina menjelaskan, hingga kini Indonesia membutuhkan setidaknya 40 ribu dokter spesialis keluarga layanan primer dan diperlukan rasio 0,05 dokter SpKKLP berbanding 1000 penduduk .
Dokter SpKKLP itu diberi hak dan wewenang menjadi pengampu fasilitas layanan kesehatan primer, seperti puskesmas dan klinik. Dokter tersebut dapat menentukan pasien mana perlu dirujuk ke rumah sakit(RS). .Dokter SpKKLP melakukan pelayanan dengan pendekatan berpusat pada pasien, berfokus pada keluarga, dan berorientasi komunitas. Sehingga dapat memberikan penatalaksanaan secara holistik.
“Pasien sesuai kompetensi dokter SpKKLP akan ditangani, jika bukan kompetensi SpKKLP maka akan dirujuk,”terangnya.
Doktor Erlina mengatakan, Universitas Yarsi membuka pendidikan SpKKLP memberikan kesempatan bagi dokter-dokter umum di puskesmas maupun klinik untuk meningkatkan kompetensi ,
Untuk mewujudkan peningkatan kompetisi , SpKKLP Yarsi melakukan, pertama pergeseran paradigma mengenai pengelolaan pasien dengan pendekatan kedokteran keluarga. Kemudian pada saat praktek di rumah sakit atau wahana pendidikan, mahasiswa PPDS akan dilatih untuk meningkatkan ketrampilan sehingga tercapai peningkatan kompetensi
Ditambahkannya, selama ini, mindset kita, untuk jadi dokter spesialis itu hanya dokter-dokter bekerja di rumah sakit, yaitu di fasilitas kesehatan sekunder dan tersier.
Dokter-dokter bekerja di puskesmas dan klinik seolah-olah tidak punya kesempatan tingkatkan kompetensi diri dengan mengikuti pendidikan spesialis.
Selama ini, peningkatan kompetensi yang dapat dilakukan hanya sebatas seminar dan kursus saja serta tidak mendapatkan pengakuan secara legal. Padahal dokter di layanan primer juga perlu peningkatan kompetensi dan ini dapat dilakukan secara terstruktur salah satunya melalui pendidikan dokter SpKKLP
Lulusan SpKKLP Yarsi diprogram harus punya ilmu mumpuni dan terampil sesuai standar. “Tentunya punya landasan pengetahuan kuat sebagai dasar dalam mengambil keputusan serta melayani pasien.” Tutur Alumnus Doktor Universitas Indonesia.
SpKKLP Yarsi miliki fasilitas yang baik. Contohnya sarana di Fakultas kedokteran Yarsi antara lain ruang kuliah, diskusi, perpustakaan yang dapat diakses secara offline maupun online, koneksi internet.
Kemudian pusat penelitian dan pusat pengabdian kepada masyarakat dapat menunjang penyelenggaraan pendidikan. Rumah sakit pendidikan (RS Yarsi) terakreditasi syariah dan juga telah disediakan ruang diskusi, ruang jaga, dan ruang ujian untuk mahasiswa praktek. Wahana pendidikan bekerjasama klinik Yarsi dan Puskesmas Kecamatan Kemayoran.
Selain itu SpKKLP Yarsi memiliki kompeten islami dan nilai luhur kemanusian yakni value islami akan diterapkan dalam pembelajaran Prodi SpKKLP mengacu pada sikap sesuai SCORE (Smart, Compassionate, dan Reliable) serta 20 perilaku dokter SpKKLP sesuai Syariah.
“Evaluasi dilakukan melalui penilaian 360 derajat oleh supervisor, para teman mahasiswa PPDS, rekan profesi lain, termasuk pasien,” cakap Doktor Erlina.
SpKKLP Yarsi hadir untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat indonesia, tentunya pada saat proses belajar mengajar mahasiswa SpKKLP memberikan layanan pengobatan. akan tetapi lebih mengutamakan pencegahan pada level individu, keluarga, dan masyarakat.
Jadi SpKKLP Yarsi hadir, harapannya angka kesakitan menurun, masyarakat lebih produktif dan derajat kesehatan meningkat,” tutup Doktor Erlina.(Usman)