Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan (PTLK) Ditjen Kebudayaan Restu Gunawan dan Ketua Tim Kerja Sama dan Humas Ditjen Diktiristek Yayat Hendayana bersama perwakilan beberapa Universitas di Indonesia berkunjung ke Korea Selatan, bulan lalu.
Restu sebagai ketua rombongan menerangkan, kunjungan kerja ke Korea Selatan atas undangan Vogo Group yang dipimpin Chairman Kwon Jung Sang kepada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Pendidikan (Kemendikbudristek) . Perjalanan dinas ini dalam rangka penjajakan kerjasama bidang pendidikan tinggi, riset dan kebudayaan dengan industri dan perguruan tinggi di Korea.
Setiba di Korea selatan Restu dan rombongan punya banyak agenda penting menarik , diantaranya melakukan penjajakan kerja sama dengan beberapa perguruan tinggi dan mitra industri selama kunjungan ke Korea.
Menurut Restu,perguruan tinggi Korea dikunjungi menyambut baik peluang kerja sama dengan mitra Indonesia, antara lain Kyung-In Women University, Saekyung University, Baekseok University dan Nazarene University. Peluang kerja sama di sektor industri budaya, farmasi dan pertanian juga cukup potensial, “ ujarnya.
Rombongan juga berkunjung ke beberapa pusat dan lembaga penelitian dari perusahaan industri tersebar di beberapa kota yaitu Seoul, Incheon, Cheonan, dan Yeongwol.
Restu menyatakan, beberapa perusahaan dikunjungi dan berdiskusi, diantaranya adalah SCS dan Hancomacademy. SCS merupakan perusahaan inventor sistem pendingin dengan algoritma Artificial Intelligence (AI) sehingga pengaturan pendinginan dilakukan secara otomatis dengan sensor berbasis AI bergerak di sistem pendingin. Sedangkan Hancom suatu perusahaan hardware dan software komputer di Korea telah berkontribusi pada peningkatan pendidikan menengah dan tinggi di beberapa negara.
Perjumpaan ini dimanfaatkan untuk mendiskusikan rencana kerja sama dan implementasi kerja sama dalam kerangka internasionalisasi perguruan tinggi dan pelaksanaan tridarma perguruan tinggi lainnya.
Tidak ketinggalan rombongan Kemdikbudristek juga melakukan kunjungan ke kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Seoul.
Pada kesempatan lain, Direktur Jenderal Diktiristek Prof.Dr.rer.nat.Abdul Harris,M.Sc menyampaikan harapan agar kunjungan kerja ke Korea ini tidak hanya dapat memperkuat kolaborasi telah terjalin dengan baik antara perguruan tinggi kedua negara tapi juga dapat membuka peluang kerja sama melalui program Dana Padanan (Matching Fund) yang digagas Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek).
Prof. Abdul Harris berharap kunjungan kerja ini dapat mempercepat kolaborasi di bidang penelitian. Selain itu juga untuk mendukung program Kampus Merdeka memberikan kesempatan kepada mahasiswa dalam mengembangkan minatnya khususnya pada mata kuliah pilihan terbuka lebar untuk pendidikan transnasional.
Sependapat dengan Direktur Jenderal Diktiristek, Ketua Pembina Yayasan Yarsi, Prof.dr.Jurnalis Uddin,P.A.K menambahkan,Korea Selatan merupakan negara mempunyai disiplin tinggi dan merupakan mitra pendidikan tinggi dan kebudayaan strategis bagi Indonesia. Perguruan tinggi Korea Selatan cukup banyak masuk peringkat tinggi di dunia sehingga sejalan dengan visi Kementerian untuk meningkatkan kerja sama perguruan tinggi Indonesia dengan mitra kelas dunia. ”Korea juga merupakan salah satu destinasi melanjutkan studi cukup favorit bagi mahasiswa Indonesia,” tutur Prof Jurnalis.
Selain itu, ke depannya Indonesia dan Korea dapat lebih membangun dan memperkuat kemitraan dan mengembangkan kemitraan pada beberapa bidang. Universitas Yarsi berusia 57 tahun siap mendukung terwujudnya kerjasama diupayakan Kemdikbudristek. ”Semoga apa yang dilakukan Kemdikbudristek ini menjadi amal sholeh,” tutup Prof Jurnalis. (usman)