Kita sudah menjelang akhir 10 hari pertama bulan suci Ramadhan tahun ini, semoga ibadah puasa kita diterima Allah SWT. Tentang kebiasaan merokok di bulan puasa ini maka ada tiga hal yang perlu dapat perhatian.
Pertama, untuk para perokok maka di luar bulan puasa rasanya sulit beraktifitas kalau tidak merokok. Tetapi selama puasa ini maka semua dapat terus aktif beraktifitas dari pagi sampai sore hari. Artinya, memang tidak benar pendapat bahwa harus merokok dulu baru bisa bekerja, pengalaman nyata di bulan puasa ini membuktikan sebaliknya.
Ke dua, ada sebagian teman yang begitu beduk berbuka maka lansgung merokok. Ini tentu bukan hal yang baik, dan harus dihindari, karena beberapa hal. Ke satu, kita tahu bahwa anjurannya adalah berbuka dengan yang manis, misalnya kurma, jadi bukan dengan rokok. Ke dua, dari kacamata kesehatan maka tentu kita harus berbuka dengan makanan yang sehat dan bergizi, dan kita semua tahu bahwa merokok berbahaya bagi kesehatan, jadi jangan berbuka dengan merokok. Ke tiga, sesudah kita berpuasa seharian maka tentu kita relatif agak lemah, jadi tentu sangat tidak baik kalau keadaan itu lalu diperburuk lagi dengan merokok untuk berbuka.
Hal ke tiga tentang merokok dan puasa adalah seharusnya puasa Ramadhan tahun ini dipakai sebagai momentum untuk berhenti merokok. Kan sudah terbukti bahwa kita dapat beraktifitas dengan baik dari pagi sampai sore, jadi “ketagihan” rokok sudah bisa kita kendalikan. Nah, kenapa pengendalian ini tidak kita teruskan saja untuk berhenti merokok sepenuhnya, baik pagi sampai sore dan dilanjutkan sampai malam harinya. Artinya, puasa Ramadhan ini kita dapat momentum hiduop sehat tanpa rokok, dan karena rokok merusak kesehatan maka kita dapat momentum juga menjauhi kebiasaan buruk yang merugikan kesehatan.
Prof Tjandra Yoga Aditama
Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI