Akreditasi Nasional oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) atau Lembaga Akrediatasi Mandiri Perguruan Tinggi (LAM-PT) bersifat wajib (mandatory) bagi program studi (prodi) sesuai peraturan perundang-undangan di Indonesia. Sedangkan akreditasi bertaraf internasional oleh The Indonesian Accreditation Board for Engineering Education (IABEE) untuk perguruan tinggi bersifat pilihan(voluntary).
Kelayakan suatu prodi untuk mengajukan proses evaluasi guna memperoleh akreditasi IABEE ditentukan, salah satunya, oleh status akreditasi nasionalnya.
Pernyataan itu disampaikan Ketua Komite Internasional IABEE,Muhammad Romli pada Webseries Persiapan Akreditasi dan Sertifikasi Internasional Universitas Yarsi, Selasa,14 September 2021.
Selanjutnya Profesor Romli menjelaskan,IABEE merupakan sebuah organisasi independen nirlaba, didirikan sebagai bagian lembaga Persatuan Insinyur Indonesia (PII) untuk menumbuhkembangkan budaya mutu dalam pengelolaan pendidikan tinggi di bidang teknik dan computing.
IABEE diakui di Indonesia oleh Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) sebagai badan bertanggungjawab terhadap akreditasi program-program studi memberikan gelar sarjana akademik di bidang teknik dan computing.
Menurut Guru Besar IPB ini, IABEE menyusun kriteria ini dengan menggunakan pendekatan pendidikan berbasis capaian pembelajaran. Semua prodi pendidikan teknik akan mendapatkan akreditasi internasional dari IABEE harus memenuhi kriteria berikut :
Kriteria umum IABEE ditetapkan sebagai kerangka kerja melaksanakan akreditasi prodi pendidikan tinggi. Kriteria Umum itu berisi elemen-elemen harus dipenuhi oleh prodi.
Prodi harus menetapkan profil profesional mandiri ingin dihasilkan dan menetapkan kemampuan dan pengetahuan sebagai capaian pembelajaran, diharapkan akan dikuasai lulusan setelah tamat studinya.
Prodi hendaknya juga mendorong kemandirian, kesejahteraan, kemajuan dan keadilan bagi bangsa dan masyarakat global berdasarkan ilmu pengetahuan, teknologi, budaya dan pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan.
“Prodi akan diakreditasi adalah program-program studi sarjana empat tahun bidang teknik atau program-program pendidikan tinggi lainnya, dinilai IABEE memiliki kesetaraan,”terang prof Romli yang juga anggota PII
Prodi diharuskan merancang kurikulum secara sistematis memastikan terpenuhinya capaian pembelajaran. “Mahasiswa dan dosen harus memahami capaian pembelajaran tersebut,” ujar Prof Romli.
Prodi harus mempublikasikan secara luas capaian pembelajaran tersebut kepada masyarakat. Mengupayakan adanya perbaikan terus-menerus dan pada saat yang sama mempertimbangkan keberlanjutan operasinya.
Lebih lanjut Prof Romli mengingatkan,pengertian program tidak hanya terbatas pada satu prodi ditawarkan oleh satu departemen atau jurusan atau fakultas atau unit pengelola akademik lainnya. Namun dimungkinkan beberapa departemen atau jurusan atau fakultas atau unit pengelola akademik lainnya, yang secara bersama-sama membentuk sebuah program studi. Ataupun satu departemen atau jurusan atau fakultas atau unit pengelola akademik lainnya mengoperasikan beberapa prodi selama setiap prodi tersebut memiliki bidang pengetahuan (body of knowledge) yang terdefinisi dengan baik.
“Dimungkinkan juga bagi suatu prodi menyelenggarakan beberapa mata kuliahnya di luar kampus bekerjasama dengan lembaga-lembaga pendidikan tinggi lainnya,” tambah Profesor Romli.
Kriteria Umum ini terdiri dari 4 elemen, mengikuti pendekatan manajemen PDCA (Plan Do Check and Act). Kriteria 1 berkaitan dengan orientasi kompetensi lulusan, Kriteria 2 menjelaskan tentang pelaksanaan pembelajaran, Kriteria 3 tentang penilaian capaian pembelajaran diharapkan, dan kriteria 4 menjelaskan tentang perbaikan secara terus menerus.
Dalam Webinar yang digelar UY , banyak hal strategis disampaikan Profesor Romli. Selain memenuhi Kriteria Umum ini, prodi yang akan diakreditasi harus juga memenuhi Kriteria Kategori dan Kriteria Disiplin.
Untuk memperoleh akreditasi internasional memang memerlukan dan meluangkan lebih waktu. Jika Universitas Yarsi ingin memperoleh akreditasi internasional, dimulai tahun 2021 maka wajarnya tahun 2026 baru akan mendapatkannya. “Mulai kini persiapan harus dilakukan lebih awal ”pesan Prof Romli, yang juga asesor Komite Nasional Akreditasi Pranata Penelitian dan Pengembangan.
Sementera Rektor Universitas Yarsi, Fasli Jalal menyatakan, Universitas Yarsi (UY) kini coba menjajaki meraih sertifikasi internasional. Periode lima tahun ini adalah roadmap pembangunan jangka panjangnya UY menuju tahap internasionalisasi. UY mencapai beberapa level nasional dan UY sudah mencapai 100 besar dari 4700 lebih perguruan tinggi di Indonesia. Beberapa prestasi di nasional sudah diraih lebih baik.
UY berkeyakinan, walaupun masih panjang perjalannya. UY merasa tidak salah untuk menjajakkan akreditasi internasional. UY sedang mempersiapkan yang dibutuhkan. Komitmen bersama mulai dari yayasan , rektorat, dekan, prodi dan akhirnya seluruh civitas akademika sudah mulai dilakukan.
Meski sedang menjajaki akreditasi internasional, upaya meraih akreditasi nasional terus dijalankan oleh UY dan terus dilanjutkan. Prodi berakreditasi B terus diupayakan menjadi A atau unggul, semoga pada saatnya dapat pula meraih akreditasi internasional.