IIEF Webinar Series ke-2, Diana Kartika Jahja, SS, M.App.Ling.: Rektor Universitas YARSI – Prof. dr. Fasli Jalal, Ph.D. ‘Suhu’ di Dunia Pendidikan Tinggi Indonesia

Direktur Indonesia International Education Foundation (IIEF) atau Yayasan Pendidikan Internasional Indonesia, Diana Kartika Jahja, SS, M.App.Ling. benar-benar merasa bersyukur dan sangat bahagia karena IIEF berhasil mendatangkan seorang figur yang menurutnya sudah tidak perlu diperkenalkan lagi. Beliau sangat pantas bila disebut sebagai ‘Suhu’ di bidang dunia pendidikan tinggi. Hal itu disampaikannya saat membuka acara IIEF Webinar Series ke-2 dengan tema Pendidikan Tinggi Indonesia Pasca Covid-19: Bagaimana Nasibnya? (Jumat, 15 Mei 2020) melalui aplikasi Zoom Meeting di internet.

“Sungguh luar biasa animo masyarakat terhadap acara Webinar Series IIEF ke-2 ini. Tercatat hingga pukul 12.00 WIB tadi sudah mencapai 2.000 pendaftar. Hal itu tentu saja tidak terlepas dari siapa dulu pembicara yang ditampilkan yaitu Prof. dr. Fasli Jalal, Ph.D. (Rektor Universitas YARSI), apalagi topiknya mengenai pendidikan tinggi pasca Covid-19,” terang Diana.

IIEF Webinar Series ke-2 - 2
Diana Kartika Jahja, SS, M.App.Ling. (Direktur Indonesia International Education Foundation/IIEF) saat membuka acara IIEF Webinar Series ke-2 dengan tema Pendidikan Tinggi Indonesia Pasca Covid-19: Bagaimana Nasibnya?

Sebenarnya IIEF kata Diana, memiliki hubungan yang sudah lama sekali dengan Prof. Fasli Jalal. Beliau adalah satu-satunya orang Indonesia yang pernah menerima Henry Kaufman Prize Award dari Institute of International Education di New York tahun 2011. Anugerah itu diterimanya atas sumbangsih dan upaya-upayanya untuk mempromosikan pendidikan tinggi Indonesia ke luar negeri. Terutama promosi hubungan antara Indonesia dengan Amerika Serikat.

“Prof. Fasli Jalal adalah salah satu sosok yang tidak pernah pelit membagi ilmu. Setiap kali kami ingin sowan atau minta petunjuk atau arahan untuk program baru yang desainnya seperti apa, beliau selalu dengan tangan terbuka menerima kami di tengah kesibukannya yang luar biasa. Kami dengan senang hati walau berjam-jam menunggu di kantor beliau sampai selonjoran di lantai,” ungkap Diana.

Pada kesempatan itu, Diana memperkenalkan keberadaan IIEF yang diyakininya para peserta sudah sangat familiar, karena dari nama-nama yang hadir banyak sekali rekanan-rekanan perguruan tinggi di Indonesia sudah bekerjasama dengan IIEF. Indonesia International Education Foundation adalah sebuah lembaga non-profit (nirlaba) di Indonesia yang bergerak di bidang pendidikan internasional. IIEF mengelola banyak beasiswa, salah satunya seperti Beasiswa Program to Extend Scholarships and Training to Achieve Sustainable Impacts atau yang disingkat menjadi PRESTASI merupakan beasiswa yang sepenuhnya diberikan oleh Amerika Serikat dengan sebutan US Agency for International Development (USAID) Indonesia sejak tahun 2011 silam.

IIEF Webinar Series ke-2 - 3
Prof. dr. Fasli Jalal, Ph.D. (Rektor Universitas YARSI) jadi narasumber pada IIEF Webinar Series ke-2 melalui aplikasi Zoom Meeting dari kediamannya.

“Selain itu, IIEF juga mengelola ujian berstandar internasional yaitu TOEFL-ITP (Institutional Testing Program) dan ujian-ujian sertifikasi lain. IIEF juga merupakan afiliasi dari sebuah organisasi non-profit di Amerika yaitu Institute of Internasional Education (IIE) yang berpusat di New York Amerika Serikat,” jelas Diana.

“Jadi mengapa kami mengadakan webinar series ini? Karena kami di IIEF sangat sering merasa gelisah dengan keadaan Indonesia akhir-akhir ini. Perubahan yang sangat cepat, semua harus ikut berubah dengan adanya bencana Covid-19 yang sudah melanda dunia. Termasuk perubahan-perubahan yang terjadi di bidang pendidikan tinggi dengan Learning from Home (LFH) untuk mahasiswa dan Working from Home (WFH) bagi dosen, serta tenaga kependidikannya,” urai Master of Applied Linguistics dari University of Melbourne ini.

Dikatakan pula, IIEF sendiri harus ikut dengan cepat menyesuaikan perubahan-perubahan itu. Sejak sebulan terakhir ini, tim IIEF dituntut ‘lari-lari’ dalam arti kata untuk measure bahwa ada beberapa universitas atau perguruan tinggi yang ujian kelulusannya mensyaratkan memakai ujian TOEFL berstandar internasional dari ETS (Educational Testing Service). Namun, dengan adanya bencana ini yang biasanya IIEF melakukan dengan mudah menggunakan paper-based (tertulis), kini mau tak mau dengan cepat beradaptasi, sebab tidak mungkin universitas menunda ujian dari jadwal yang sudah ditetapkan.

“Kalau universitas menunda pelaksanaan ujian, berarti menunda kelulusan bagi mahasiswa. Alhamdulillah, selama beberapa minggu terakhir kami sudah berhasil mengatasinya, di mana mahasiswa dapat melakukan ETP-Digital sehingga mereka bisa mengikuti ujian TOEFL itu dari rumah masing-masing,” ujar Diana lega.

IIEF Webinar Series ke-2 - 4

Terakhir, Direktur Eksekutif IIEF itu mengucapkan terima kasih atas kehadiran dan kemurahan hati Prof. Fasli Jalal yang diyakininya pasti akan banyak pelajaran yang diterima nantinya. Diana juga mengucapkan terima kasih atas dukungan dan kehadiran para peserta, yang dari zoom saja sudah hampir 650 orang, belum lagi di YouTube karena acara ini disiarkan secara live streaming di dunia maya tersebut.(ART)