Universitas Yarsi mendapat kepercayaan menggelarnya FIMA Scientific Meeting 2021. Acara ini digelar 23-24 Desember 2021, Kolaborasi Federation of Islamic Medical Association (FIMA), Indonesian Islamic Medical Associations (IIMA), dan Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
FIMA merupakan organisasi non profit, non politik dan non pemerintah serta badan terdaftar dari 23 IMA dan 30 anggota asosiasi di seluruh dunia. Mewakili sekitar 50.000 profesional medis dan Kesehatan muslim. Misi FIMA, yakni menyediakan platform bagi dokter muslim di seluruh dunia dalam bidang pendidikan dan etika kedokteran, bantuan kemanusiaan dan medis.
Menurut Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi,Prof dr. Rika Yuli Wulandari PhD Temu ilmiah ini merupakan program FIMA setiap tahun yaitu melaksanakan kegiatan Kedokteran Islam, termasuk kesehatan , pendidikan dan penelitian melalui kerjasama dan koordinasi antar organisasi. Kemudian menjadi wadah pertukaran informasi medis dan keahlian teknis antar anggota organisasi dan diakhir menjadi masukan bagi pemangku kepentingan bidang kesehatan anggota FIMA. “Dari Universitas Yarsi, Prof.dr,Jurnalis Uddin menjadi salah satu founding fathers FIMA dan pejabat Universitas Yarsi sebagai penasehat ,” terang Prof Rika
Prof Rika juga Kepala Pusat Penelitian Genomik menambahkan, manfaatnya Universitas Yarsi dalam FIMA dapat berkontribusi terhadap perkembangan Kedokteran Islam. Termasuk kini kaitannya dengan pengendalian Covid-19 , Universitas Yarsi dapat berdiskusi dalam adaptasi pendidikan kedokteran dalam situasi pandemi. “FIMA sudah berperan dan beraktifitas di Indonesia melalui IIMA,”ujar Prof. Rika.
FIMA Scientific Meeting 2021, digelar selama dua hari dan diikuti 23 negara mepunyai nilai istimewa dengan hadirnya Menteri Kesehatan Republik Indonesia,Budi Gunadi Sadikin serta Presiden FIMA Dr. Ihsan Karaman memberikan opening keynote speech
Pak Menteri Budi Gunadi mengatakan, dalam kondisi covid-19 kita harus siap hidup berdampingan dalam kondisi covid-19, yang belum jelas kapan berakhirnya.
Menteri Kesehatan memberikan apresiasi kepada Universitas Yarsi yang telah menggelar FIMA Scientific Meeting 2021dan berharap dari pertemuan ini dapat memberikan sumbangan ide dan inovasi membantu menangani pandemi covid-19, sehingga sistem kesehatan kita lebih siap menanganinya.
Pertemuan ilmiah mengambil tema Integrated Approaches of Pandemic Lesson to Learn From Covid-19 menghadirkan beberapa pembicara Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Mayjen TNI Suharyanto ,
Mayjen Suharyanto memaparkan, seputar Covid -19 dan tindakan yang dilakukan saat varian ini ditemukan. Melacak dan menguji petugas di Wisma Atlet, terutama ke kontak terdekat, pemeriksaan terhadap genom secara keseluruhan, perawatan untuk pasien positif, memperkuat pengujjian terutama dengan SGTF, serta Lockdown Wisma Atlet.
Kemudian Presiden IMANA, The United State of America, Dr. Marium Husain , seputar Covid-19 dan kaitannya dengan efek Rumah Kaca dan berbagai dampak perubahan iklim, seperti Kesehatan mental, suplai air dan makanan, polusi udara, suhu panas ekstrem.
Selain itu hadir pula dari Departemen Bedah Sekolah Tinggi Kedokteran dan Ilmu Kedokteran, Universitas Federal Dutse, Jigawa Nigeria,Dr. Salisu Isma’il dan Head of Plastic and Reconxtructive Surgery Bradford Royal Infirmary and Honorary Lecturer University of Leeds, Dr. Sharief al Ghazal. Kemudian Direktur Sekolah Tinggi Pascasarjana Universitas Yarsi , Prof Dr.Tjandra Yoga A. Sp.P(K). Shifa Tameer-e-Millat University Pakistan, Prof .dr. Muhammad Iqbal Khan dan Universiti Sains Islam Malaysia, Dr. Suhaila Sanip, MMedEd. Serta tidak ketinggalan sambutan Plt. Dirjen Dikti Ristek Kemendikbud , Prof Ir. Nizam, M.Sc
Penulis : Anggun dan Dimas
Your point of view caught my eye and was very interesting. Thanks. I have a question for you.