Dalam kondisi pandemi Covid-19, kampus harus berperan membantu ekonomi Indonesia. Kampus bisa membantu negara melalui pendidikan entrepreneuship.
Proses kegiatan kreativitas dan inovasi menciptakan perubahan dan memanfaatkan peluang untuk menghasilkan nilai tambah, bagi diri sendiri, masyarakat dan negara. Serta memenangkan persaingan dengan sehat bisa dimulai saat masih dalam bangku kuliah.
“Kiat dan proses menuju sukses serta jiwa keriwausahaan harus ditempa dari kampus,”ujar Chairman of The Board Bosowa Corporindo, Erwin Aksa di Universitas Yarsi.
Alumni University of Pittsburgh, Pennsylvania, Amerika Serikat ini berada di Universitas Yarsi sebagai pembicara tamu untuk Prodi Magister Manajemen.
Lebih jauh Erwin menambahkan, kreativitas adalah kemampuan membuat ide baru dengan mengkombinasikan, mengubah atau merekonstruksi ide-ide lama. Sedangkan inovasi merupakan penerapan dan penemuan suatu proses produksi baru.
Apabila ilmu kreativitas dan inovasi bagian kewirausahaan diberikan saat masih belajar, tentunya mahasiswa akan mempunyai bekal memberikan manfaat dan membantu negeri ini.
Mahasiswa harus memulai bisnis usaha semenjak dari kampus. Sehingga tadinya usaha kecil, perlahan-lahan akan tumbuh besar. Mahasiswa juga harus terjun dan selalu mengikuti perkembangan teknologi agar selalu sukses dan tidak tertinggal.
Kemajuan Teknologi informasi, komunikasi (internet) harus segera dimanfaatkan para mahasiswa. Masa depan kita sudah mulai berbasis digital.
Digital economy mendatangkan efisensi dan efektivitas lebih tinggi, karenanya Universitas harus memberikan perhatian khusus dan mengedukasi mahasiswanya mengerti dan paham teknologi yang sudah menjadi kebutuhan.
“Selain itu kampus sebagai lembaga pendidikan harus bisa menciptakan sumber daya manusia yang dibutuhkan industri, terutama industri teknologi,” pesan putra kelahiran Makasar.
Dalam kuliah tamu, banyak hal diutarakan Erwin. Selain Entrepreneurship dan teknologi sebagai modal kampus membangun ekonomi indonesia, disampaikan pula informasi bermanfaat serta kiat sukses untuk para mahasiswa.
Sulung dari lima bersaudara bertutur, sampai saat ini sudah banyak pemerintah membantu warga . Misalnya, Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) – Indonesia yaitu menganggarkan belanja penanganan covid 19, melakukan perlindungan sosial melalui bansos kepada masyarakat berpenghasilan rendah dan membantu pemda dan sektoral kementerian dan lembaga diantaranya program padat karya. Kemudian subsudi bunga UMKM,Pembiayaan korporasi. Terdapat lembaga penjamin, diantaranya PT. SMI ,PT.PIL, LPEI sebagai lembaga special mission Vehicle (smv) kementerian keuangan dan Insentf usaha berupa pajak.
Terkait situasi kondisi ekonomi, Indonesia selama pandemi Covid – 19 mengalami tekanan berat dan kontraksi luar biasa. Penyebab pandemi Covid-19 membuat belum terbiasa kehidupan normal dan belum bisa membuka ekonomi lebih baik.
Indonesia masih menyelesaikan berbagai masalah kesehatan, akibatnya semua sektor industri dan perdagangan jasa terdampak. Ini dirasakan bukan hanya Indonesia tetapi seluruh negara di dunia.
Menurut Erwin,dalam kondisi berat ini yang bisa dilakukan semua negara didunia menginjeksikan likuiditas sebanyaknya kepada pelaku usaha, kepada individu supaya terjadi perputaran likuiditas, permintaan bisa terjaga. “Ini kunci mempertahan ekonomi dalam kondisi masih sulit,” cakap aktivis kamar dagang dan industri indonesia.
Gawe mendatangkan Erwin sebagai pembicara tamu di gelar oleh Prodi Magister Manajeman,Himpunan Mahasiswa Magister Manajemen dan Persatuan Alumni Magister Manajemen Universitas Yarsi. Hadir dalam acara ini Direktur Sekolah Pascasarjana,Prof.dr,Tjandra Yoga Aditama, DTM, Kepala Program Pendidikan Magister Manajemen Prof. Dr, Nurul Huda, MM, Para dosen dan mahasiswa Magister Manajemen Universitas Yarsi serta tidak ketinggalan Rektor Universitas Yarsi Prof.dr .Fasli Jalal,Ph.D.
Rektor Univeristas Yarsi menyatakan, forum ini sangat penting, karena para mahasiswa itu 70 persen bisa belajar dari kenyataan-kenyataan riil dilapangan, magang, pelajaran terpenting terlibat dari pendampingan. Tranformasi pelajaran di kelas 20 persen dan 10 persen dari pendampingan.
Acara kuliah virtual ini tentunya sangat bermanfaat dan bisa menjadi pelajaran bagi mahasiswa.”Terima kasih , semoga ilmu yang diberikan menjadi amal ibadah Pak Erwin Aksa” tutup Wakil Menteri Pendidikan 2010-2011