Edukasi, Penapisan Kesehatan, Dan Pelatihan Kader Remaja Di SMK Jaya Buana, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang

Program posyandu remaja merupakan bentuk kepedulian pemerintah terhadap generasi remaja dan merupakan pusat pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat sejahtera. Remaja adalah masa transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa. Menurut WHO remaja terjadi pada rentang usia 10-19 tahun. Pada periode ini terjadi banyak perubahan dan perkembangan fisik, biologi, kognitif, kepribadian, emosional dan sosial serta psikososial. Masalah-masalah kesehatan yang sering timbul pada rentang usia tersebut mencakup masalah anemi, menanggulangi penyalahgunaan NAPZA, pemenuhan gizi, aktivitas fisik, Penyakit tidak menular-Diabetes melitus, kesehatan reproduksi remaja (PTM), dan kesehatan mental (Wulandari dkk, 2023).

Posyandu remaja merupakan salah satu UKBM pengembangan dari program pemberdayaan desa yang lain seperti Posyandu, Posbindu, Poskesdes. Dibandingkan program lain Posyandu Remaja masih sangat baru dan belum banyak disosialisasikan ke masyarakat dibanding kegiatan seperti posyandu balita. Kegiatan posyandu remaja masih sedikit akibat keterbatasan pengetahuan kader remaja serta terbatasnya sarana dan prasarana yang tersedia.

Kegiatan PkM ini dilaksanakan di sebuah SMK Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Kegiatan ini diikuti oleh total 10 kader remaja perempuan dan 127 siswa- siswi SMK. Sebanyak sepuluh orang mahasiswa kedokteran dari Universitas YARSI terlibat dalam kegiatan ini. Kegiatan dilaksana sebanyak 2 sesi. Sesi pertama pada tanggal 2 Agustus 2024 terkait dengan pelatihan kader kepada kader remaja mengenai edukasi gizi dan skrining status gizi. Sesi kedua dilaksanakan pada tanggal 9 Agustus 2024 bersama 125 siswa dan siswi SMK terkait skrining status gizi dan edukasi kesehatan.

Hasil Kegiatan

Pengukuran indikator status gizi, seperti berat badan, tinggi badan, dan kadar hemoglobin, merupakan aspek penting dalam memahami kondisi kesehatan remaja, khususnya dalam konteks pencegahan anemia. Anemia memiliki dampak signifikan pada kesehatan dan perkembangan remaja, yang berpotensi meningkatkan risiko stunting, terutama bagi remaja putri yang sedang mengalami menstruasi. Pada skrining ini terlihat kadar gula darah sewaktu (GDS) remaja perempuan dan pria berada dalam batas normal yaitu 107.79 mg/dL dan 111.8mg/dL. Hal ini sesuai dengan kriteria dari GDS Kemenkes yaitu 140-180 mg/dL. Hasil pengukuran berdasarkan indikator status gizi menujukkan adanya resiko Kurang Energi Kronik (KEK) terutama pada remaja perempuan. Kegiatan ini juga menghasilkan video edukasi mengenai anemia, gizi seimbang, dan kesehatan mental, serta buku saku Posyandu Remaja.

Kesimpulan dan Saran

Kegiatan ini cukup efektif dalam meningkatkan pengetahuan kepada para peserta yang ditunjukkan dengan hasil adanya perbedaan skor yang signifikan antara pre-test dan post-test. Pengetahuan ini diharapkan membantu meningkatkan pemahaman kepada kader dan peserta remaja tentang pentingnya mengenali, menangani dan mencegah gejala anemia, status gizi dan dan masalah kesehatan mental sejak dini. Kegiatan ini diharapkan dapat mengoptimalkan peran kader dalam membantu tenaga kesehatan dalam melakukan penyuluhan dan pemantauan secara berkala dengan berkoordinasi dengan pihak puskesmas dan stakeholder.

Kegiatan ini sudah dipublikasikan di jurnal nasional CoMPHI.