Strategi Pembelajaran Ramah Disabilitas

Strategi Umum

Seperti namanya, strategi ini harus dilakukan oleh seluruh dosen di berbagai mata kuliah guna menjamin tercapainya target kompetensi mata kuliah dan dipahaminya target tersebut oleh mahasiswa dengan disabilitas. Inti dari strategi umum ini adalah melengkapi dokumen administratif, mengeksplisitkan target kompetensi dari aktivitas belajar, serta menyediakan kegiatan asinkronus. Berikut adalah strategi-strategi tersebut secara lebih detail:  

  1. menyiapkan halaman LAYAR untuk mata kuliah tersebut;  
  1. mendeskripsikan kompetensi akhir yang akan dimiliki oleh mahasiswa setelah menyelesaikan mata kuliah, di bagian awal halaman LAYAR; 
    • Catatan: Deskripsi tersebut dapat diakses disabilitas netra dengan pembaca layar, langsung dibaca oleh disabilitas rungu maupun daksa, serta dapat diakses berulang kali oleh mahasiswa lamban belajar, dan disabilitas mental. 
  1. memastikan setiap dokumen atau video yang diunggah ke LAYAR mengikuti strategi yang disebutkan pada subbab 6.5, 6.6, dan 6.7; 
  1. memastikan setiap dokumen, video, atau aktivitas belajar yang disediakan di LAYAR memiliki deskripsi; 
    • Catatan: Pemberian deskripsi pada setiap dokumen, video, dan aktivitas belajar akan memudahkan mahasiswa lamban belajar untuk memahami keterkaitan setiap aktivitas yang mereka lakukan dengan topik perkuliahan yang dibahas.  
  1. mendesain kegiatan belajar untuk pra, saat, atau pasca pertemuan sinkronus yang setara dengan beban SKS mata kuliah; 
  1. menguggah RPS dan kontrak perkuliahan ke LAYAR paling lambat empat hari kerja setelah pertemuan sinkronus perdana;  
  1. menyediakan aktivitas asinkronus di LAYAR pra pertemuan tatap muka, yang dapat berupa: video pembelajaran yang menceritakan kasus terkait dengan topik perkuliahan, studi kasus, pertanyaan pemicu yang berkaitan dengan perkuliahan, atau literatur yang perlu dibaca mahasiswa; 
    • Catatan: Aktivitas tersebut akan membantu semua mahasiswa merasa terhubung dengan topik perkuliahan yang akan dibahas.  
  2. mendesain kegiatan belajar sinkronus yang partisipatif sesuai dengan panduan yang tercantum pada subbab 6.2 dan 6.3;  
    • Catatan: Dosen direkomendasikan mengubah sebagian besar konten ceramahnya dalam bentuk video agar dapat memaksimalkan waktu pertemuan sinkronus guna memberikan umpan balik konstruktif kepada mahasiswa.  
  3. menyediakan sumber dan kegiatan belajar untuk pertemuan sinkronus paling lambat satu hari sebelum pertemuan dilangsungkan;  
    • Catatan: Tersedianya sumber dan kegiatan belajar sebelum pertemuan sinkronus akan membantu semua mahasiswa, termasuk yang berkebutuhan khusus, dapat bersiap-siap untuk pertemuan tersebut. 
  4. jika menggunakan slide presentasi sebagai sumber belajar, pastikan target kompetensi yang ingin dicapai para pertemuan sinkronus tersebut dituliskan dan disampaikan kepada mahasiswa;  
  5. jika dalam satu pertemuan sinkronus ada lebih dari satu target kompetensi yang tidak berhubungan, pastikan sumber belajar utama dipecah menjadi dua dokumen; 
  6. menyediakan aktivitas asinkronus di LAYAR pasca pertemuan tatap muka, yang bersifat penugasan; dan  
    • Catatan: Dosen dapat memanfaatkan kuis agar hasil kerja mahasiswa dapat dinilai secara otomatis. 
  7. menyediakan sumber belajar tambahan, baik berupa dokumen, video, ataupun tautan.  

    ——————————————————————————————————————————————————-

    Strategi Pembelajaran Sinkronous Teori yang Variatif 

    Untuk mengoptimalkan pembelajaran mahasiswa, khususnya dengan disabilitas, pada pertemuan sinkronous teori, dosen harus menerapkan strategi berikut:  

    1. menggunakan alat bantu tekstual yang ditampilkan ke mahasiswa, seperti slide presentasi;  
    1. mendesain kegiatan belajar dalam pertemuan sinkronus dalam beberapa sesi singkat;  
      • Catatan: Strategi ini sangat membantu mahasiswa lamban belajar dalam memahami dan mencapai target kompetesi. Akan lebih baik jika setiap sesi memiliki target kompetensinya masing-masing. 
    1. berbicara dengan tempo yang tidak cepat dan teratur; 
    1. menghindari membelakangi mahasiswa; 
    1. menyampaikan target kompetensi yang akan dicapai untuk setiap sesi;  
      • Catatan: Agar jelas, gunakan kalimat “setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, mahasiswa akan mampu …” di mana kata kegiatan belajar dan “…” merujuk pada kompetensi yang akan dimiliki mahasiswa setelah mengikuti bagian dari suatu pertemuan sinkronus dengan baik. Tujuan yang jelas akan membantu mahasiswa berkebutuhan khusus melakukan monitoring dan evaluation terhadap kemajuan belajar mereka. 
    2. memulai pertemuan dengan menarik perhatian mahasiswa, seperti mengadakan ice breaking, menanyakan kabar mahasiswa, atau menggali kendala yang mereka alami saat mengerjakan kegiatan asinkronus;   
    1. menawarkan untuk merekam pertemuan sinkronus, seperti dengan cara menggunakan perekam ruangan di smart classroom, meletakkan recorder di saku dosen, atau meletakan gawai di depan kelas;  
    1. meminta mahasiswa dengan disabilitas rungu dan lamban belajar untuk duduk di posisi paling depan; 
    1. memastikan mahasiswa dengan disabilitas daksa sudah memiliki ruang yang cukup untuk bergerak dengan kursi roda atau tongkatnya; 
    1. mengulas isu penting dan kompetensi yang diperoleh pada pertemuan sebelumnya; 
    1. menyiapkan pertanyaan untuk mengonfirmasi secara umum keakuratan pemahaman mahasiswa; 
      • Catatan: Agar tidak terlupa, munculkan pertanyaan dalam slide presentasi atau alat bantu lainnya sehingga pertanyaan tersebut menjadi bagian dari strategi penyampaian materi. Pada prinsipnya, suatu hal akan dianggap penting ketika hal tersebut ditanyakan. Dosen juga dapat meminta mahasiswa menuliskan jawaban mereka PADA forum diskusi di LAYAR saat pertemuan sinkronus. Jawaban tersebut nanti dapat berperan sebagai catatan karena dapat dilihat oleh mahasiswa lainnya. 
    1. menyiapkan pertanyaan untuk memicu diskusi antar mahasiswa; 
      • Catatan: Sama seperti poin sebelumnya, munculkan pertanyaan tersebut dalam slide presentasi atau alat bantu lainnya.  
    1. menyiapkan kegiatan untuk melihat ketercapaian target kompetensi pada setiap sesi;  
    1. memberikan umpan balik spesifik terhadap performa mahasiswa agar yang bersangkutan dapat meningkatkan kompetensinya; dan 
    1. membuat kesimpulan diakhir setiap sesi;  
      • Catatan: Penyapaian kesimpulan dapat dilakukan oleh dosen atau mahasiswa, secara verbal ataupun tertulis via LAYAR. Pengulangan informasi sangat membantu mahasiswa lamban belajar dalam menyerap informasi yang disampaikan dalam perkuliahan.  

    ——————————————————————————————————————————————————-

    Strategi Pembelajaran Sinkronous Praktikum Variatif  

    Untuk mengoptimalkan pembelajaran mahasiswa, khususnya dengan disabilitas, pada pertemuan sinkronous praktikum, dosen harus menerapkan strategi berikut:  

    1. menyampaikan target kompetensi yang akan dicapai untuk pertemuan tersebut; 
      • Catatan: Agar jelas, gunakan kalimat “setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, mahasiswa akan mampu …” di mana kata kegiatan belajar dan “…” merujuk pada kompetensi yang akan dimiliki mahasiswa setelah mengikuti bagian dari suatu pertemuan sinkronus dengan baik. Tujuan yang jelas akan membantu mahasiswa berkebutuhan khusus melakukan monitoring dan evaluation terhadap kemajuan belajar mereka. 
    1. mendemonstrasikan kompetensi yang akan dilatih, seperti memperagakan teknik presentasi yang menarik di hadapan klien, menunjukkan cara berdebat yang sesuai dengan kaidah, atau mendemonstrasikan proses konseling dengan klien; 
    1. memberikan kesempatan bagi mahasiswa low vision untuk melihat lebih dekat saat demonstrasi; 
    1. memastikan adanya mahasiswa (e.g., relawan dari program studi) yang mendampingi mahasiswa disabilitas dalam melaksanakan praktikum; dan 
    2. memberikan umpan balik spesifik terhadap performa mahasiswa agar yang bersangkutan dapat meningkatkan kompetensinya.  

    ——————————————————————————————————————————————————-

    Strategi Ketika Mahasiswa Disabilitas Tidak Dapat Mengikuti Pertemuan Sinkronus Luring  

    Apabila terdapat mahasiswa yang terkendala untuk hadir pada pertemuan sinkronus luring akibat disabilitas yang dimilikinya, dosen harus memfasilitasi dengan mengadakan pertemuan sinkronous secara hibrida. Jika dibutuhkan, program studi dapat meminjam Smash (Smart Class Showroom) yang berada di lantai dasar ke PLT, atau Rascal (Collaborative Smart Classroom) yang berada di lantai dua ke DPJJ. 

    ——————————————————————————————————————————————————-

    Strategi Penggunaan Dokumen PDF Ramah Disabilitas  

    Ketika dosen menggunakan sumber belajar dalam bentuk PDF, dosen harus memastikan berbentuk teks, bukan gambar, agar dapat disuarakan oleh pembaca layar (e.g., NVDA atau Jaws) sehingga dapat digunakan oleh mahasiswa low vision.  

    ——————————————————————————————————————————————————-

    Strategi Penggunaan Dokumen Presentasi Ramah Disabilitas

    Ketika dosen menggunakan sumber belajar dalam bentuk slide presentasi, dosen harus menerapkan strategi berikut:  

    1. menggunakan templat presentasi standar Universitas YARSI yang dapat didapatkan dari https://www.yarsi.ac.id/dpjj/berkas/;  
    1. memberikan judul presentasi yang spesifik dan berhubungan dengan target kompetensi yang akan dilatih pada sesi tersebut; 
      • Catatan: Satu berkas presentasi hanya mencakup satu target kompetensi atau topik bahasan. Jika dalam satu semester terdapat 14 pokok bahasan, maka dosen WAJIB membuat minimal 14 berkas presentasi. 
    2. mendeklarasikan hak kekayaan intelektual dan aturan penggunaan dokumen tersebut; 
    3. memberikan judul pada setiap slide secara spesifik untuk mempermudah pencarian konten oleh mahasiswa; 
    1. memastikan ukuran teks terkecil adalah 24 poin guna mempermudah mahasiswa low vision dalam membaca dokumen;  
    1. mendeskripsikan setiap gambar yang digunakan dalam presentasi agar dapat disuarakan oleh pembaca layar;  
      • Catatan: Strategi ini membantu penyandang tuna rungu dan lamban belajar memahami makna gambar, simbol, bagan, atau diagram yang ditampilkan.  

    ——————————————————————————————————————————————————-

    Strategi Penggunaan Video Pembelajaran Ramah Disabilitas  

    Ketika dosen menggunakan sumber belajar dalam bentuk video, dosen harus menerapkan strategi berikut: 

    1. memastikan durasi video tidak lebih dari 15 menit; 
      • Catatan: strategi penyampaian informasi secara singkat yang dapat diulang-ulang kembali dapat membantu mahasiswa lamban belajar maupun mahasiswa dengan gangguan konsentrasi untuk mengingat informasi secara lebih efektif. 
    1. memastikan bahwa resolusi minimal video adalah 720p;  
    1. memastikan bahwa ukuran video tidak lebih dari 100 MB jika akan diunggah ke LAYAR; 
      • Catatan: DPJJ dan OPTIMA ITT sedang menyiapkan repositori video pembelajaran via YouTube yang hanya dapat diakses oleh sivitas akademika Universitas YARSI. Nantinya, semua video pembelajaran akan diunggah ke YouTube.  
    1. memasangkan logo Universitas YARSI pada pojok kanan atas video; dan 
    1. menyediakan sulih teks, minimal untuk setiap informasi lisan yang disampaikan dalam video; 
      • Catatan: Kehadiran sulih teks sangat membantu mahasiswa dengan hambatan pendengaran untuk memahami konten video pembelajaran.  
    2. Dosen dapat memanfaatkan layangan BANG-MAL (silahkan baca subbab 7.4 pada halaman 24) untuk menyunting video pembelajaran yang sudah dibuat.  

    ——————————————————————————————————————————————————-

    Strategi Penggunaan Model, Prototipe, atau Objek Konkret  

    Ketika dosen menggunakan sumber belajar dalam model, prototipe, atau objek konkret lainnya, dosen harus menginformasikan kepada mahasiswa terkait boleh atau tidaknya menyentuh m model, prototipe, atau objek konkret yang digunakan ditunjukkan beserta alasannya; 

    ——————————————————————————————————————————————————-

    Strategi Asesmen dan Evaluasi  

    Dosen harus membagi asesmen dalam bentuk yang lebih kecil dalam rentang waktu yang lebih pendek, alih-alih menggabungkan seluruh proses penilaian pada pekan UTS atau UAS. Beberapa strategi yang dapat dipertimbangkan adalah:  

    1. mengases pada setiap pertemuan dengan bobot penilaian yang lebih kecil, misalnya: 5% untuk satu kali kuis; atau 
    1. mengases sesuai dengan CPMK maupun sub-CPMK, sehingga dalam satu semester dapat dilakukan lebih dari 3 kali asesmen.  

    Dosen dapat memanfaatkan strategi berikut dalam memberikan asesmen dan evaluasi yang lebih variasi: 

    1. ujian lisan; 
      • Catatan: strategi ini sangat membantu mahasiswa disabilitas netra maupun daksa dalam mengikuti proses asesmen.  
    1. demonstrasi: memberikan kesempatan mahasiswa untuk menampilkan serangkaian perilaku yang menjadi indikator penguasaan terhadap kompetensi tertentu; 
    1. proyek: mahasiswa diminta membuat prototipe; 
    1. presentasi secara luring, daring, atau rekaman video;  
    1. podcast atau vlog;  
    2. poster atau flyer; 

    ——————————————————————————————————————————————————-

    Strategi Asesmen dan Evaluasi Asinkronous  

    Ketika dosen mendesain kegiatan belajar, asesmen, atau evaluasi asinkronus dosen direkomendasikan menggunakan LAYAR dan mengikuti strategi berikut:  

    1. jika ada mahasiswa disabilitas daksa dan netra, memberikan kesempatan untuk mengikuti asesmen dan evaluasi secara jarak jauh; 
    1. menentukan target nilai minimal; 
    1. membuka aktivitas belajar selama beberapa hari, contohnya kuis dibuka selama tujuh hari dengan waktu pengerjaan 30 menit; dan 
      • Catatan: Strategi ini membantu mahasiswa dengan disabilitas mental yang dapat saja mengalami episode (i.e., kambuh sewaktu-waktu), sehingga mereka dapat mengerjakan kegiatan belajar tersebut saat kondisinya prima. 
    2. memberikan kesempatan untuk mengerjakan kegiatan belajar tersebut lebih dari  satu kali sehingga mereka dapat berusaha melampaui target nilai minimal; 
      • Catatan: Dosen dapat dengan bebas menentukan seberapa banyak kesempatan yang dapat diberikan kepada mahasiswa. Rekomendasinya adalah minimal tiga kali.   

    ——————————————————————————————————————————————————-

    Penyesuaian Khusus  

    Ketika menghadapi mahasiswa dengan disabilitas, dosen perlu mempersiapkan diri untuk memberikan perlakukan khusus, seperti: 

    1. mengizinkan adanya pendamping khusus (shadow teacher atau relawan) dalam pelaksanaan asesmen; 
    1. menambahkan pengerjaan asesmen 10-20% dari total waktu; atau  
    2. mencetak soal dengan ukuran teks yang lebih besar dan tebal serta spasi yang lebih besar. 

    ——————————————————————————————————————————————————-

    nn

    DPJJ Universitas YARSI