Doktor Perdana, Alumnus ITB, Ngabdi di Yarsi, Raih Profesor

Sebuah perguruan tinggi (PT),tidak semua dosen bisa menggapai gelar profesor alias guru besar. Meraih jabatan fungsional tertinggi di PT ini melalui proses dan tahapan. Tidak bisa mendadak . Harus punya kontribusi signifikan dalam keilmuan, mengajar meneliti minimal 10 tahun. Lalu  membimbing mahasiswa, publikasi karya ilmiah berkualitas.Barulah bisa disebut simbol kehormatan dan prestise akademik.

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Yarsi, Dr.Ir.Perdana Wahyu Santoso,MM,CIMBA          ( Doktor Perdana) jelang tutup tahun 2024 meraih surat keputusan (SK) gelar Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis(FEB). Jadi sejak SK diterima ini Doktor Perdana sudah resmi menyandang Profesor

Prof.Dr.Ir.Perdana Wahyu Santoso MM,CIMBA (Prof Perdana) merupakan alumnus Engineer (Teknik Pertambangan), Institut Teknologi Bandung (ITB).Kemudian meraih Magister Managemen  bidang akutansi manajemen dari Universitas Indonesia dan Doktor (Manajemen bisnis dan keuangan), Universitas Padjajaran.

Alumnus Teknik Pertambangan ITB yang sudah mengabdi di Universitas Yarsi  dari tahun 2002, sudah mengampu aneka mata kuliah  dan lebih enampuluh varia publikasi karyanya. Jadi alumnus ITB ini jadi Profesor lewat pengabdian, tidak ujug-ujug.

Prof Perdana mengatakan, jabatan profesor ini tentu membuat sangat senang dan sebagai bukti dedikasi, kerja keras, dan kontribusi besar dalam dunia akademik telah ditekuni selama ini. Semoga dapat terus menginspirasi para dosen lainnya menghasilkan karya-karya ilmiah berdampak luas.

Lebih lanjut, kehadiran profesor di Universitas Yarsi tentu menunjukkan kualitas sumber daya manusia  yang tinggi. Hal ini dapat meningkatkan kredibilitas institusi di tingkat nasional maupun internasional, menarik lebih banyak mahasiswa, dosen, dan peneliti unggul. ”Selain itu, jumlah profesor di suatu institusi sering jadi salah satu indikator penilaian akreditasi dan peringkat universitas,” ujar Prof Perdana.

”Sebagai profesor,tentu ada tanggung jawab moral jadi pemimpin akademik, mentor bagi dosen muda, dan sumber inspirasi bagi mahasiswa serta masyarakat luas, tambahnya.

Kepada para dosen muda khususnya, sederhana saja, selalu rencanakan perjalanan akademik (road map)  dengan tujuan  jelas. Fokuslah pada bidang kepakaran kita tekuni dan apa ingin dicapai dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Selain itu, selalu berikan terbaik kepada mahasiswa.

Mahasiswa adalah generasi penerus yang kita bentuk. ”Jadilah inspirasi dan pandu mereka berpikir kritis, kreatif, dan mandiri sesuai visi dan misi Universitas Yarsi,” pesan Prof Perdana kepada sejawat dosen

Khusus kepada para mahasiswa hendaknya pahami menimba ilmu dan pengetahuan adalah perjalanan pembelajaran tanpa akhir. ”Teruslah membaca, belajar, dan mengasah diri agar tetap relevan,” tutup Prof Perdana.

Sementara Kepala Lembaga Layanan  Pendidikan Tinggi Wilayah III (LLDikti III), Prof.Dr.Toni Toharudin,S.Si., M.Sc (Prof Toni) mengucapkan selamat atas diraihnya SK Guru Besar  dan tentunya bertambahnya Guru Besar Insya Allah kualitas pendidikan tingginya akan lebih baik.

Potensi guru besar di DKI luar biasa. Komitmen LLDikti III selalu ,mengedepankan pelayanan dengan optimal diberikan dan selalu pelayanan cepat

Prof Toni menyatakan, munculnya profesor di perguruan tinggi swasta, pemikiran dan pandangan masyarakat harus berubah, bahwa perguruan tinggi swasta (PTS) tidak lagi dibawah perguruan tinggi negeri (PTN), tetapi sama. ”Kini terpenting kualitas,” tutur mantan kondektur angkutan kota  jadi profesor.

Karena itu menrut Prof Toni, PTS harus komitmen pada kualitas tinggi sehingga pemikiran masyarakat berubah(PTN dengan PTS sama unggul )

Rektor Universitas Yarsi, Prof.dr.Fasli Jalal,Ph.D (Prof Fasli)mengucapkan Alhamdulillah, Prof Perdana SKnya sudah diterima,semoga tahun depan semakin banyak lagi profesor dilahirkan Yarsi . Kini Yarsi ada 30 dosen kandidat profesor

Mereka yang telah meraih gelar profesor tentunya telah banyak mengeluarkan tenaga, pikiran dan memberikan pelajaran terbaik dan menunjukan hasil pembelajaran makin relevan  dengan kebutuhan pasar.

”Inilah yang dilakukan Prof Perdana setiap hari, minggu dan semester agar proses serta hasil belajar lebih baik,cakap Prof Fasli.

Ditambahkannya, gelar guru besar merupakan apresiasi dan bagian dari bentuk penghargaan  kita, institusi dan negara kepada peraih profesor. Kini terpenting bukan jumlah profesornya, yang paling penting bagaimana profesor ini diberikan apresiasi dan mereka melakukan refleksi  dari upaya panjang dan mempertanyakan apa lagi akan dibuat.

”Semoga dari tangan profesor ini lahir pula profesor-profesor baru berbagai penelitian baru ,”harap Wakil Menteri Pendidikan Nasional tahun 2010

”Terima kasih kepada LLDikti III  dan semoga tahun 2025 akan banyak lagi Profesor dilahirkan Yarsi,”seru alumnus doktor Cornell University New York (Usman)