Lansia atau lanjut usia adalah seseorang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Ini kategori Badan Kesehatan Dunia (WHO) serta UU No. 13. 1998. Kini terdapat 26.82 juta lansia di Indonesia (10%). Diperkirakan 2045 jumlah lansia mencapai 1/5 dari total penduduk Indonesia. Hal ini tentu akan menimbulkan masalah komplek karena rasio ketergantungan lansia terhadap penduduk meningkat 16%.
Sebagai akademisi tentu kita tertarik melakukan aneka kajian bersifat strategis dan mempelajari faktor-faktor menjadi persoalan di dalam usia lansia . Kegiatan ini membuka peluang bagi peneliti Universitas Yarsi dan masyarakat luas bekerjasama mengambil peran dalam mengatasi persoalan lansia.
Usia tua merupakan anugrah Allah SWT harus disyukuri. Usia tua juga tidak lepas dari masalah. Kepala Pusat Penelitian Telomer,Longevity and Stress Oxidative Universitas Yarsi , Herliansyah Ph.D menyatakan semua itu dalam acara Ngaji Integrasi Sains dan Islam (NGISI) Universitas Yarsi.
Selanjutnya Doktor Herliansyah menerangkan, masalah penuaan itu kompleks,baik secara molekular di dalam sel dan sosio psikologis. Perubahan hormonal, enzimatis serta kemampuan komunikasi sel lansia sangat terbatas. Keadaan ini boleh jadi akibat level oksidatif stres meningkat dalam tubuh lansia. Akibatnya terjadi perubahan fisiologis seperti imunitas, gangguan fungsi kognitif dan gangguan kekuatan otot. Selain itu gangguan sistem pencernaan serta munculnya aneka penyakit degeneratif sel seperti diabetes, gangguan sistem kardiovaskular, hipertensi, disfungsi seksual, kanker bahkan penuaan itu sendiri. Dengan begitu kita dapat melihat pengaruh molekular seperti keberadaan antioksidan dan molekul redox sangat menentukan gangguan tadi.
Doktor Herliansyah di acara NGISI mengangkat tema, Telomer, Penuaan dalam Perspektif Islam. Banyak pengetahuan bermanfaat dipaparkannya dan ada dua hal ditekankan serta perlu diketahui.
Pertama, manusia sebagai makhluk multi seluler kehidupan kita disusun oleh berjuta-juta sel. Sel sebagai unit kehidupan terkecil mengandung organisasi sel rapi dan sangat fungsional. Sesuai Al-Qur’an surah At-tin ayat 4 bahwa Allah menciptakan manusia secara sempurna, simetris.
Salah satu organel sub seluler menarik untuk ditelaah adalah nukleus yang menyimpan materi genetik di mana terdapat 23 pasang kromosom. Ujung kromosom di sebut Telomer ,berupa untaian pita dengan susunan perulangan TTAGGG.
Kedua saat dilahirkan jumlah panjang telomer 10 Kilo pasang basa (Kbp) dan setiap sel membelah terjadi pengurangan telomer 0.05 Kbp. Jadi selama sel membelah sebagai upaya tumbuh kembang, jumlah telomer akan memendek sampai masa tua tinggal 5 Kbp. Artinya saat penuaan jumlah akan terus memendek sampai akhirnya kematian akan menjemput sel tadi.
”Upaya mengurangi pemendekan ini, telomer membutuhkan enzim telomerase yakni protein katalis yang meregulasi telomer.,” terang Doktor Herliansyah.
Alumnus Doktor Biochemistry Universitas Kebangsaan Malaysia menambahkan, adanya pertumbuhan sel sangat agresif, sel normal berubah menjadi sel kanker yang pertumbuhannya sangat cepat. Di sini telomer tidak dapat memengaruhi pembelahan sel akibat terjadi disfungsi telomer melalui mutasi basa DNA.
Oleh sebab itu proses penuaan sel akan terjadi ditandai penurunan fungsi fisiologis sel.Tanda- tanda penuaan selain perubahan fenotif seperti kulit yang berkerut, rambut memutih ,juga serta penurunan vitalitas tubuh.
Menurut Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi,semua ini sejalan dengan Al Qur’an surrah Yasin ayat 68. Sesungguhnya orang dipanjangkan umurnya akan lemah layaknya saat baru dilahirkan. Walaupun begitu usia tua harus disyukuri.
Diusia tua teruslah lakukan kebiasaan positif seperti membaca Alqur’an dapat mencegah kepikunan. Karena Kalamullah itu membawa energi positif,mengontrol oksidatif stres di dalam tubuh. ”Begitu juga sholat dapat memberikan ketenangan dari keadaan yang mengganggu selular,” tutup Doktor Herliansyah .
Acara NGISI rutin digelar Universitas Yarsi setiap dua minggu dengan topik berbeda, dihadiri rektorat, dekanat, tenaga pendidik dan para mahasiswa (usman)