Namanya Dr.dr Wening Sari,M.Kes , jabatan di Universitas Yarsi Wakil Rektor I . Ibu yang selalu tampil ceriah, setiap tugas diembannya tidak butuh pujian, namun kewajiban dijalankannya penuh semangat dan ikhlas,hasilnya Alhamdulilah hasilnya patut dipuji dan keren.
Terakhir kemarin , 16-18 Mei 2024 Doktor Wening demikian panggilan akrabnya diberikan tugas kembali menjalankan acara The 1st International Symposium and Workshop “Medical Genetic Update: from genomic clinic” (ISMGU). Amanah itu tuntas dikemudikannya.
Semua pembicara dari berbagai negara dan dalam negeri datang semua. Begitu juga peserta dari pelosok Indonesia dan luar negeri . Ruang acara penuh peserta, tuan rumah (Universitas Yarsi) mau ikut jadi peserta terpaksa menambah kursi duduk dipinggir dan pojok .
Menurut Dokter Wening, suksesnya ISMGU karena kerjasama dari tim panitia , dukungan dari para dosen, wakil rektor , rektor dan Yayasan Yarsi. serta tidak lupa pertolongan Allah SWT memberikan kemudahan dan kelancaran.
ISMGU From Genomic to Clinic dilaksanakan 16-18 Mei 2024 fokus membahas bidang genetika pada tahap seluler, biologi molekuler, genomik, genetika, klinis, kanker, penyakit metabolik, dan penyakit menular.
Selain itu, lewat acara ini juga direncanakan inisiasi pembentukan Perhimpunan Genetika Medik Asia Afrika (AfroAsia Medical Genetic Society/AAMGS).
“Ayo para warga Yarsi manfaatkan pehelatan ini sebagai wadah belajar,”ajak Doktor Wening,
Sementera itu, Rektor Universitas Yarsi, Prof. dr. Fasli Jalal,Ph.D (Prof Fasli) mengatakan, ISMGU di Universitas Yarsi bertujuan mengatasi permasalahan penyakit genetika karena Indonesia masih minim terhadap sosialisasi pencegahan penyakit genetika kepada masyarakat. Padahal, penyakit genetika dapat dicegah sejak dini.
“Riset genomik bisa mengetahui penyakit lebih awal, sehingga bisa mencegah manifestasi penyakit,” ujar Wakil Menteri Pendidikan Nasional 2010
Selain itu genomik memiliki potensi membuka pengkodean terpisah dalam Deoxyribo Nucleic Acid (DNA) dan memiliki kunci mengatasi berbagai tantangan paling mendesak dihadapi umat manusia, mulai dari mendeteksi penyakit hingga pengobatan,” ujarnya sekali lagi
Selanjutnya Prof Fasli mengungkapkan kini ada tiga tantangan dihadapi dalam penelitian genomik, yaitu ketersediaan alat, jumlah ahli, dan biaya operasional.
Alat-alat untuk riset genomik masih terbilang mahal. Bahkan, biaya perbaikan bisa mencapai satu satengah miliaran rupiah dan butuh waktu lama untuk pemasangan.
Sejak tahun 2005 dengan ditemukannya alat-alat lebih mutakhir bisa melaksanakan sekuensing seluruh genom manusia, maka penelitian dan pelayanan kesehatan berkembang berbasis pada pola genom seseorang.
Alat mutakhir seperti NextGen Sequencing (NGS) mampu membaca sekuen (urutan huruf genetik) keseluruhan DNA manusia (atau disebut Genomik) dalam waktu kurang satu minggu dengan biaya lebih murah dibanding 10 tahun lalu
“Universitas Yarsi punya alat,kalau dipakai minimal 300 sampel dengan biayanya Rp300 juta untuk satu kali pengoperasian,” terang Prof Fasli.
Lebih lanjut Alumnus Doktor Cornell University New York menyampaikan Universitas Yarsi telah memiliki beberapa laboratorium genomik dengan jumlah ahli di tingkat biomedis sekitar 30 orang. Sebagian besar para ahli lulusan luar negeri, seperti Amerika Serikat, Jepang dan Eropa
Rektor Universitas Yarsi, menyatakan,terima kasih kepada pembicara telah bersedia memberikan ilmu dan wawasan. “Kepada peserta selamat workshop dan simposium,” tutup Prof Fasli Jalal.
Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan ,Dr.Dra.Lucia Rizka Andalucia,Apt,M.Pharm,MARS (Doktor Rizka) , hadir meresmikan ISMGU mengatakan, pengobatan berdasarkan pola DNA sekarang sudah mendapat perhatian pemerintah dengan berdirinya Biomedical and Genome Science Initiative (BGSI) tahun 2022.
“BGSI kami luncurkan tujuannya mengakselerasi pengembangan pengobatan tepat sasaran atau precision medicine,” tutur Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan (Dirjen Kefarmasian)
Kemudian ,kegiatan pengembangan pengobatan tepat sasaran itu dimulai dari penelitian dan pengumpulan sampel-sampel berupa darah, spesimen maupun jaringan ke dalam sistem Biobank untuk keamanan data.
“Data genetik perlu untuk meningkatkan outcome terapi dan menurunkan biaya pengobatan,” ucap Alumnus Doktor Universitas Gadjah Mada
Ditambahkannya, Kementerian Kesehatan tengah membangun platform Satu DNA terintegrasi dengan Satu Sehat. Platform itu akan menghubungkan antara data demografi dan data klinis dengan data genomik dari Biobank.
Menurut Doktor Rizka, platform ini bukan hanya data pasien tetapi juga data populasi sehat. Kementerian Kesehatan memiliki koneksi dengan Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) untuk mendapatkan data dari nomor induk kependudukan.
“Hal paling penting bagaimana kita dapat menganalisis data tersebut dengan aman dan berkualitas serta integritas datanya dapat dipertanggungjawabkan,” kata Doktor Rizka.
Dengan pengembangan farmatogenomik dan Satu DNA ini di dalam paspor kesehatan dalam data Satu Sehat akan terimput data-data. Termasuk data genomik ini apakah ada alergi terhadap obat, apakah ada profil genetik yang menunjukkan bahwa tidak cocok sesuatu obat yang menyebabkan efek samping. “Itu semua akan terintegrasi dengan Satu Sehat,” cakapnya.
“Universitas Yarsi bisa meracik ISMGU keren banget,Yarsi hebat” tutup Doktor Rizka (usman)