Check up untuk Tuberkulosis

Sehubungan berita di media massa bahwa pemerintah baru kita akan memprogramkan pemeriksaan check up pada rakyat kita termasuk berhubungan dengan tuberkulosis, maka tiga hal yang dapat disampaikan.

Pertama, tuberkulosis (saya usul singkatannya adalah TB sesuai kaidah bahasa Indonesia, dan bukan TBC) jelas masalah kesehatan penting kita, negara dgn jumlah kasus TB terbesar ke dua di dunia. Karena itu saya dan kita semua tentu sangat mendukung kalau pemerintah baru akan memberi prioritas penting bagi pengendalian TB.

Ke dua, Program pengendalian TB (seperti penyakit menular lainnya) bermula dari:

  1. Promotif berupa penyuluhan kesehatan dll.
  2. preventif atau mencegah, a.l dengan terapi pencegahan TB – TPT, vaksinasi dan peningkatan daya tahan tubuh a.l. makanan bergizi dll)
  3. deteksi, baik dengan check up seperti yang direncanakan, pemeriksaan kontak dan risiko tinggi, dll)
  4. kuratif, pengobatan sampai tuntas, baik yang TB sensitif obat maupun yang resisten obat, MDR, XDR dll.
  5. aspek pencegahan penularan di masyarakat, aspek sosial ekonomi pasien dan keluarganya, aspek sosio budaya, kesempatan kerja, dll.

Artinya, semua kegiatan, dari promotif, preventif, deteksi, kuratif dan aspek lain yang disampaikan di atas, memang bagus dan penting dilakukan, dan berdampak penting pada pengendalian TB di negara kita

Tiga, karena masalah penyakit paru yang bukan tuberkulosis (infeksi lain, kanker paru, penyakit paru obstruktif, penyakit paru akibat kerja dll.) juga menjadi tantangan kita maka akan baik kalau dilakukan check up paru maka sedapat mungkin dihubungkan juga dengan deteksi penyakit paru yang lain. Misalnya, di Jepang dulu pernah dilakukan pemeriksaan ronsen untuk mendeteksi tuberkulosis, tapi belakangan (apalagi kasus di Jepang sudah jauh menurun) pemeriksaan yang sama digunakan juga untuk mendeteksi kanker paru.

Sebagai penutup, sekali lagi kita sambut baik dan kita dukung bahwa pengendalian TB akan jadi salah satu prioritas pemerintah mendatang, semoga sukses demi kesehatan anak bangsa.

Prof Tjandra Yoga Aditama
Direktur Pascasarjana Universitas YARSI
Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI)