Dari berbagai topik yang dibahas dalam Global Health Security (GHS) Conference 2024 Sydney adalah tentang Rabies di berbagai negara, termasuk di Bali, baik dalam bentuk presentasi oral maupun poster.
Yang menarik dan perlu diketahui masyarakat bahwa Rabies memang merupakan salah satu masalah kesehatan di Bali. Kasusnya pada manusia di tahun 2008 adalah 4 orang dan meningkat menjadi 82 kasus pada tahun 2010. Lalu dengan program vaksinasi pada anjing dan penanganan kesehatan kasus di mnusia turun menjadi 2 orang pada tahun 2020, dan di tahun 2021 hanya dilaporkan ada 1 orang kasus Rabies di Bali. Tetapi, lalu karena ada COVID-19 maka kegiatan vaksinasi anjing jadi praktis terhambat dan rupanya penularan di populasi anjing terus bertambah. Hanya setahun sesudahnya, kasus Rabies dari 1 orang pada tahun 2021 naik menjadi 22 orang di tahun 2022. Kemudian program vaksinasi berjalan kembali didukung melalui keterlibatan aktif masyarakat, dan kasusnya mulai turun kembali, menjadi 9 orang di tahun 2023 dan 3 orang sampai data Mei 2024.
Tentu kita semua berharap agar Bali di waktu mendatang benar-benar dapat bebas Rabies, demikian juga dengan berbagai daerah dan propinsi lain si negara kita. Tentu “tidak tepat” kalau di satu sisi kita bicara Indonesia Emas di 2045 tetapi masih juga menghadapi kasus-kasus penyakit tropik terabaikan (“neglected tropical diseases – NTD”) seperti Rabies ini, belum lagi kita punya masalah kesehatan akibat kecacingan, kaki gajah, schistosomiasis dll.
Prof Tjandra Yoga Aditama
Dari arena Global Health Security (GHS) Conference 2024, International Convention Centre, Sydney