Itu disampaikan oleh Rektor Universitas YARSI Prof. Fasli Jalal saat acara webinar “Melalui Dongeng Pemberian Makan Gizi Seimbang Batita Menjadi Menyenangkan” pada Selasa (27/9/2022).
“Asupan gizi harus menjadi perhatian orangtua, karena 1 dari 4 anak usia 5 tahun masih mengalami gagal tumbuh atau stunting,” ungkap dia.
Dia menyebut, pola asupan yang diterima anak yang mengalami kekurangan itu tidak berlangsung singkat, tapi dalam waktu yang cukup lama.
“Ini karena ketersediaan makanan di rumah, tidak mampu beli atau tidak cukup dana yang disediakan untuk membantu siapkan bahan makanan yang ada di rumah,” tegas dia.
Tak lupa, itu juga karena kurangnya pengetahuan. Untuk itu, penting bagaimana sang ibu menggunakan cara, agar anak merasa nyaman dan ingin mengonsumsi makanan yang seimbang dan aman.
Bagi anak, kata dia, suasana sangat penting. Apalagi dilakukan dengan mendongeng, maka memudahkan anak bisa menyantap makanan dengan cepat.
Dia berharap, lewat dongeng maka anak-anak bisa tumbuh dan berkembang menjadi sehat. Lalu, anak bisa cerdas dan mempunyai akhlak yang mulia.
Psikolog dari YARSI, Zulfa Febriani menyebut, ada beberapa makanan yang perlu dikenalkan kepada anak, yakni:
- ASI eksklusif selama 6 bulan pertama.
- ASI terus diberikan sampai usia 6 tahun.
- Saat usia 6 bulan, ASI harus didampingi oleh beragam makanan (MPASI) bernutrisi, aman, dan cukup tanpa diberi tambahan gula dan garam.
- Menu orang dewasa setelah lepas MPASI.
“Dengan ini, maka tumbuh kembang anak akan lebih baik,” jelas dia.
Terkait strategi atau cara memberikan makan pada anak, maka bisa dilakukan dengan 3 cara:
1. Coercive control (memaksa)
Memberikan aturan dan batasan yang mengesampingkan sinyal lapar dan kenyang anak, dan merusak kemampuan anak untuk mengatur asupan sendiri.
2. Structure
Mengelola dan mengatur lingkungan makan, sehingga meningkatkan penerimaan anak terhadap makanan dan kemampuannya mengatur asupan sendiri, seperti aturan, batasan, dan rutinitas terkait makan.
3. Autonomy support
Mengaitkan cara pemberian makan dengan kebutuhan perkembangan anak, berupa perkembangan kemandirian, regulasi emosi, dan kemampuan kognitif, termasuk literasi makanan dan dukungan yang suportif terhadap kebiasaan makan yang baik dan sehat.