Pada 21 sampai 28 Oktober 2024 ini saya bersama Tim AIDP (“airborne infection defence platform”) berada di Phnom Penh Kamboja untuk kegiatan pengumpulan data di lapangan. AIDP adalah proyek ASEAN-Amerika Serikat yang punya dua tujuan. Pertama memperkuat penanganan tuberkulosis di negara-negara ASEAN, dan ke dua adalah diharapkan dengan penguatan program TB maka negara-negara ASEAN akan lebih siap menghadapi kemungkin pandemi di masa datang, yang nampaknya akan bersifat penularan infeksi melalui udara (“airborne infection”) juga. Pada tahun 2024 ini kami team AIDP (yang ditunjuk oleh Stop TB Partnership Indonesia – STPI) bertugas melakukan pengumpulan data dalam bentuk “landscape assesment” ke seluruh negara ASEAN, termasuk ke Kamboja ini.
Di Phnom Penh kami mengunjungi Kementerian Kesehatan, penanggung jawab program TB (CENAT = National Center for Tuberculosis and Leprosy Control – Cambodia) dan juga ke kantor kesehatan di kabupaten (yang mereka sebut “operational district”) (seperti di gambar ini), ke RS Kabupaten dan juga langsung ke Puskesmas dan bertemu petugas dan juga pasien TB. Kami juga berdiskusi dengan WHO serta USAID yang ada di Kamboja.
Sama juga seperti di negara kita maka orang akan diduga TB kalau ada keluhan batuk (bahasa Kambojanya “kha’ok) berkepanjangan, juga ada “krun kdau” (demam) yang mungkin disertai “srok tomngon” (penurunan berat badan), “bek njeus” (keringat malam). Diagnosis TB di Kamboja dilakukan sekaligus dengan pemeriksaan Gen X Pert (secara populer di kita disebut TCM – tes cepat molekuler) serta foto ronsen, dan regimen pengobatannya juga kurang lebih sama dengan kita.
Yang cukup menonjol adalah peran LSM di Kamboja, seperti Khana dan CHC (“Cambodian Health Committee”). Yang juga menarik, kader yang kami temui di Puskesmas ternyata mendapat insentif dalam tugasnya sehari-hari, kebetulan dia mantan pasien TB.
Pada akhir tahun ini kami akan mengkompilasi semua hasil temuan “landscape assesment” seluruh negara ASEAN dan membuat rekomendasi tentang kegiatan nyata apa yang akan dilakukan oleh proyek AIDP ini untuk mendukung program TB dan kesiapan menghadapi pandemi di negara-negara ASEAN dalam tahun-tahun mendatang.
Prof Tjandra Yoga Aditama
Direktur Pascasarjana Universitas YARSI
Senior Project Leader, AIDP