Tuhan menurunkan kitab sebagai media memberikan umat pedoman dalam menjalani kehidupan. Selain itu kitab menjadi landasan hukum dalam kehidupan individu maupun cakupan lebih luas seperti dalam bernegara.
Seperti diketahui dalam Islam ,Allah telah menurunkan sejumlah kitab diturunkan kepada Nabi-Nya untuk diajarkan kepada umatnya. “Tidak sempurna iman seseorang tanpa mengimani kitab-kitab Allah,” Tegas Ustad. Ali Ma’sum dalam webinar kajian Universitas Yarsi .
Lebih lanjut Ustad Ali mengatakan, mengimani kitab diperlukan sikap tegas kita untuk percaya dan yakin, bahwa apa saja hukum terdapat di dalam kitab tersebut adalah benar. Syariat-syariat terkandung dalam kitab terdahulu seperti taurat, injil, dan zabur sudah tidak lagi berlaku, seiring dengan perubahan-perubahan terjadi dalam waktu ke waktu. Syariat tersebut sudah diperbaharui dalam Al Qur’an. “Maka fokus kita memahami dan memprioritaskan Al Qur’an daripada kitab lainnya menjadi wajib,” ujar alumni Master Pendidikan dari Malaysia.
Kemudian Ustad Ali menambahkan, dalam mempelajari kitabullah ada,manusia mempunyai syahwat akan menimbulkan pertanyaan serta spekulasi diri dapat menurunkan keyakinan terhadap kitab Allah, selain itu dapat berujung mengingkari kitab tersebut. Terhadap syawat ini ,Ustad Ali mengingatkan jangan tenggelam, waspada , hindari jangan sampai mengingkari Alquran , karena masuk dalam kategori kafir .
Allah telah memberi contoh, kepada umat Nabi Sholeh, mengingkari kitab Allah dimana Allah menimpakan azab kepada mereka.
Ali yang juga dosen Universitas Yarsi menerangkan, penurunan Al Qur’an berbeda dengan kitab-kitab lainnya. Kitab suci Al Qur’an diturunkan secara sedikit demi sedikit, seiring dengan kejadian apa yang sedang terjadi pada saat itu. Sedangkan kitab lain diturunkan secara langsung dalam bentuk lembaran-lembaran yang ditulis langsung oleh Allah SWT.
Al Qur’an dijaga langsung keasliannya oleh Allah, salah satu caranya menurunkannya perlahan. Berbeda dengan kitab lain,diturunkan secara utuh dalam bentuk sudah tertulis, dimana kitab tersebut rentan untuk dirubah isinya oleh manusia yang menginginkan hukum dalam kitab tersebut mengikuti syahwatnya. “Jadi mengimani Alquran diperlukan sikap tegas kita untuk percaya dan yakin, semoga Allah menjadi kita hamba-Nya beriman,” tutup Ustad Ali.
Penulis: Dimas