Pendidikan Islam Tujuh Semester , Wujud Cinta UY Pada Perjuangan Intelektual Muslim

Penjajah diIndonesia, Portugis,Spanyol dan Belanda. Kemudian Perancis, Inggris dan Jepang semua mayoritas agamanya Katholik dan Protestan. Saat para penjajah berkuasa, semua simbol,dan warna Islam dilenyapkan. Padahal berdirinya Republik Indonesia tidak bisa dilepaskan besarnya peran ,pengorbanan dan perjuangan umat Islam Indonesia serta ulama.

Merebut kemerdekaan, bahkan mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), ujung tombaknya umat Islam. Para ulama, santri dan kaum intelektuallah punya andil besar dalam membangun karakter bangsa dan mengarahkan perjalanan bangsa ini.

Itulah kutipan Prof. Ahmad Mansur Suryanegara,pakar sejarah nasional dan Guru Besar Sejarah Universitas Padjadjaran(Unpad) saat memberikan kuliah umum di Universitas Yarsi, Jumat, 3 September 2021.

Saat Prof Ahmad Mansur Suryanegara berbicara,selain para mahasiswa dan dosen, hadir juga petinggi Yarsi, Rektor Universitas Yarsi Prof. Fasli Jalal, dan Ketua Yayasan Yarsi Prof. H. Jurnalis Uddin.

Selanjutnya Prof Ahmad Mansur menerangkan, terkait 76 tahun Indonesia Merdeka, sejarah masih dibuat oleh pemerintah ,tampaknya peran ulama dan umat Islam masih saja menghilang , begitu juga nama-nama organisasi Islam ditenggelamkan.

Contoh, detik-detik jelang pembacaan proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia oleh Soekarno di kediamannya Jalan Pegangsaan Timur No. 56. Pada waktu itu butuh kerja keras, pengorbanan, dan perjuangan bisa sampai di momen itu, Soekarno berbincang dengan ulama seperti Abdul Mukti tokoh Muhammadiyah ,KH Hasyim Asy’ari tokoh Nahdlatul Ulama.

WhatsApp Image 2021-09-05 at 17.31.02
Wakil Rektor V, Dr. dr. Endy Muhammad Astiwara, MA., AAAIJ., CPLHI., ACS., FIIS., CRGP., ASPM.

KH Hasyim Asyari merupakan kakek dari Presiden keempat RI, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), serta ayahdari mantan Menteri Agama, KH Wahid Hasyim. Pahlawan Nasional pendiri Nahdlatul Ulama (NU) dan pendiri Pesantren Tebuireng Jombang Jawa Timur

Anehnya nama KH Hasyim Asyari hilang dalam Kamus Sejarah Indonesia Buku yang diterbitkan oleh Direktorat Sejarah pada Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tersebut, hingga menuai polemik karena tidak adanya sosok pahlawan nasional itu.

Menurut Guru Besar Unpad ,padahal,saat perbincangan itu KH Mohammad Hasyim Asy’ari didampingi beberapa ulama ,meminta Soekarno segera membacakan teks proklamasi sehingga Indonesia resmi merdeka. dan pada saat itu pula Soekarno dijadi presiden Indonesia.

“Ingat ,atas desakan para ulamalah Soekarno membacakan teks proklamasi,” ujar penulis buku Api Sejarah

Jauh sebelum Indonesia merdeka, Kiai Hasyim menjadi tokoh yang ditakuti pihak penjajah. “Justru Kyai Hasyim sempat membuat Belanda kelimpungan, ia memfatwakan bahwa perang melawan Belanda adalah jihad (perang suci) tanggal 22 Oktober 1945.

Setelah keluarnya fatwa resolusi jihad, perlawanan terhadap Belanda muncul dari berbagai daerah. Salah satunya, perlawanan heroik dari arek-arek Suroboyo,10 November 1945, kemudian mengharamkan naik haji memakai kapal Belanda.

Contoh lainnya Diorama di Monas Jakarta , menceritakan beberapa momen penting terjadi di Indonesia,sifatnya hanya menginformasikan inspirasi dan insight kerajaan di Indonesia. Seharusnya kata Prof Amad Mansur, diorama itu menampilkan pula kiprah ulama ,umat Islam dan raja-raja dari kerajaan Islam dalam perjuangan kemerdekaam Indonesia dan mendirikan kota Jayakarta

Terkait Kota pelabuhan Sunda Kelapa. Pada 22 Juni 1527 Pangeran Fatahillah seorang ulama besar menghancurkan Sunda Kelapa dan mengusir keluar penjajah Portugis. Opini sejarah yang beredar di Sunda Kelapa seolah kaum kafir diusir oleh kaum muslim .

Setelah Portugis pergi,lalu Fatahillah mendirikan kota Jayakarta di area tersebut dengan nama Jakarta. Sejak tanggal itulah yang kemudian ditetapkan sebagai tanggal berdirinya kota Jakarta. “Jakarta itu artinya kemenangan paripurna,” terang Sejarahwan Indonesia.

Begitu pula dalam pertempuran Ambarawa berlangsung selama 20 hari, KH Saifuddin Zuhri memimpin Laskar Hizbullah beserta pasukan lain seperti TKR dan rakyat Indonesia berhasil memukul mundur tentara sekutu. Dalam sejarah tidak muncul.

Belanda itu menjajah indonesia itu dimulai dari membeli tanah 900 meter untuk membangun benteng, dari benteng ini mulai penjajah Belanda membuat kerja paksa para petani. Kekejaman Belanda itu lenyap dalam sejarah .
Menurut Prof Ahmad Mansur , selama sejarah diproduksi oleh pemerintah berkuasa, kebenaran sejarah hanya milik penguasa sehingga banyak terjadi pemutar balikkan fakta

Selanjutnya Prof berusia 90 tahun mengatakan, apa yang dilakukan Universitas Yarsi menggelar kuliah umum Peran Intelektual Muslim Dalam Perjuangan Kemerdekaan merupakan salah satu upaya mengangkat dan membesarkan jasa ulama dan organisasi Islam .

“Meluruskan dan memperbaiki sejarah yang keliru caranya dengan melakukan mengubah sejarah itu,”tegas Prof Ahmad Mansur

Seperti Universitas Yarsi lakukan sekarang ini , mengadakan pembelajaran agama 7
semester bagi setiap mahasiswa UY dan saat menulis skripsi dan tesis harus mengaitkan dan mengkaji ajaran islam merupakan wujud Cinta pada perjuangan intelektual muslim

Berikutnya, tujuh semester pendidikan agama di suatu perguruan tinggi merupakan kurikulum indah dan sangat benar , wajib dicontoh perguruan-perguruan tinggi apa yang telah lakukan UY, mengenalkan dunia alquran. Islam di Indonesia ,

“Semoga Universitas Yarsi mempunyai nama besar dan Allah SWT menjadikan Universitas Yarsi memimpin Indonesia,” harap Prof Ahad Mansyur,

Universitas Yarsi mengadakan kuliah umum dengan tema Peran Intelektual Muslim Dalam Perjuangan Kemerdekaan ini terkait perayaan hari ulang tahun Republik Indonesia ke-76.

Menurut Wakil Rektor V, Endy Muh. Astiwara, acara ini perlu dalam rangka membekali dan membina wawasan kebangsaan sivitas akademika Universitas Yarsi.

Kuliah umum ini merupakan salah satu kegiatan Catur Dharma Perguruan Tinggi bertujuan meningkatkan rasa cinta tanah air yang diimplementasikan melalui perbuatan-perbuatan serta memperluas wawasan tentang betapa besarnya peran intelektual muslim bagi kemaslahatan bangsa, sekaligus sebagai penghayatan sivitas akademika tentang sejarah kemerdekaan dan persatuan.

Adapun sasaran kegiatan ini adalah seluruh mahasiswa, tenaga pendidik dan dosen dari UY serta masyarakat umum.