Berdayakan Masyarakat melalui Literasi Digital, LPM-UY Selenggarakan Webinar Nasional dan Call for Paper

Pandemi coronavirus disease 2019 (Covid-19) yang terus merebak di Indonesia, berdampak pada berbagai sendi kehidupan yang hampir lumpuh dan bahkan tidak akan berjalan apabila tidak disertai dengan protokol kesehatan yang ketat dan menggunakan bantuan teknologi digital dan internet. Keterampilan literasi digital sangat penting pada masa pandemi ini dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan positif yang berujung pada pemberdayaan masyarakat. Oleh sebab itu, Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Universitas YARSI (LPM-UY) tertantang untuk melaksanakan Webinar Nasional dan Call for Paper bertema “Merancang Pengabdian Kepada Masyarakat Berbasis Penelitian di Era Digital pada Masa Pandemik” (Rabu, 27/01/2021) secara virtual melalui aplikasi Zoom Meeting.

Kegiatan ini menghadirkan narasumber Ir. Onno Widodo Purbo, M.Eng., Ph.D. seorang pakar teknologi informasi (TI) bertaraf internasional yang pernah mengenyam pendidikan di jurusan teknik elektro Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 1981. Onno mendapatkan gelar MEng dari McMaster University dan gelar Ph.D dari Waterloo University, Kanada. Kemudian, Prof. Dr. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng. (Direktur Pengelolaan Kekayaan Intelektual merangkap Plt. Direktur Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional) sebagai keynote speaker yang diwakilkan kepada Leli Nurlaeli, MT, M.App.Comm (Kepala Subdirektorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan), dan dipandu oleh Intan Tri Annisa, S.E., M.Sc. (Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis/FEB-UY) sebagai moderator.

Call for Paper-2
Searah jarum jam: Prof. dr. Fasli Jalal, Ph.D. (Rektor UY), Prof. dr. H. Jurnalis Uddin, PAK. (Ketua Pengurus Yayasan YARSI), Tuty Kusumawati (Kadis PPAPP DKI Jakarta), dan Leli Nurlaeli, MT, M.App.Comm (Kasubdit PPM, Kemendikbud).

Turut hadir, Prof. dr. Fasli Jalal, Ph.D (Rektor UY), Prof. dr. H. Jurnalis Uddin, PAK. (Ketua Pengurus Yayasan YARSI), Tuty Kusumawati (Kepala Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk/PPAPP DKI Jakarta), Camat Cempaka Putih atau yang mewakili, Kompol Sutrisno (Kapolsek Cempaka Putih), Rahmat Buqhori Muslim (Kepala Desa Ciseeng, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor), Lukmanul Hakim, S.Ag (Kades Bantarsari, Kec. Rancabungur, Kab. Bogor), Semua Wakil Rektor beserta Dekan UY, dan hampir 300 peserta Webinar yang terdiri dari dosen berbagai perguruan tinggi di Indonesia serta masyarakat umum lainnya.

Sementara itu, Wakil Rektor III UY yang sekaligus Kepala LPM-UY, Dr. Himmi Marsiati, M.S. dalam laporan penyelenggara LPM-UY mengatakan, acara webinar ini merupakan rangkaian dari Call for Paper yang sudah dilaksanakan juga secara virtual pagi tadi, dipimpin oleh dr. Hj. Diniwati Mukhtar, M.Kes, AIFM. (Dosen dan Sekretaris Prodi Akademik Kedokteran Umum UY) sebagai ketua pelaksana dan diikuti sekitar 115 peserta yang terdiri dari dosen UY dan dosen perguruan tinggi lainnya.

Kegiatan ini, kata Dr. Himmi merupakan sebagai tindak lanjut Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) No. 36962/MPK.A/HK/2020 tentang Pembelajaran Secara Daring dan Bekerja dari Rumah Dalam Rangka Pencegahan Covid-19, maka kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) maupun penelitian mengalami penyesuaian model pelaksanaan yang tetap diupayakan berjalan dengan memanfaatkan teknologi digital dan internet. LPM-UY sebagai suatu lembaga yang mempunyai tanggung jawab terhadap pengembangan PkM, perlu untuk menyelenggarakan kegiatan seminar nasional pengabdian masyarakat dan call for paper bagi dosen yang telah melaksanakan PkM tersebut.

Call for Paper-3
Ir. Onno Widodo Purbo, M.Eng., Ph.D. (narasumber), Dr. Himmi Marsiati, M.S. (Warek III UY), Intan Tri Annisa, S.E., M.Sc. (Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis/FEB-UY), dan Aya Yahya Maulana, Lc. M.H. (Dosen UY) pembaca doa penutup.

“Hasil PkM yang dilaksanakan perlu disosialisasikan. Oleh karena situasi kita dalam pandemi Covid-19, maka dilaksanakan secara daring kepada masyarakat umum, agar dapat bermanfaat baik bagi masyarakat, maupun dosen yang telah melaksanakan PkM,” kata Dr. Himmi.

“Selain itu, kegiatan ini diharapkan dapat menambah wawasan dan inspirasi dalam menghadapi krisis informasi di tengah pandemi ini,” harap Dr. Himmi.

Dr. Himmi juga menyampaikan, bahwa ke depan acara ini akan dilakukan secara rutin guna merangsang minat para dosen UY untuk melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang berbasis kepada penelitian atau riset yang merupakan bagian dari tri dharma perguruan tinggi.

Rektor UY, Prof. dr. Fasli Jalal, Ph.D dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur dan terima kasih, terutama kepada ketua pengurus Yayasan YARSI Prof. dr. Jurnalis Uddin, PAK. yang selalu memberikan dorongan, dukungan pembiayaan, dan kebijakan sehingga makin lama makin banyak dosen-dosen UY yang terlibat dalam PkM. Makin besar dana yang disediakan oleh yayasan, mudah-mudahan makin keras dan makin jelas upaya yang dilakukan.

“Kita bukan menara gading, kita boleh melakukan pengajaran di gedung-gedung kita, kita boleh meneliti dalam berbagai laboratorium kita, akan tetapi masyarakat banyak menunggu apa yang dilakukan oleh perguruan tinggi untuk membantu masalah mereka,” ungkap Prof. Fasli Jalal.

Selain itu, Prof. Fasli Jalal juga menyampaikan terima kasih kepada dosen-dosen yang terlibat di dalam PkM-UY dan teman-teman dosen dari berbagai perguruan tinggi lain yang sudah menyediakan waktu untuk datang dan berbagi pada kegiatan Call for Paper tadi pagi dan juga hadir pada webinar siang ini.

Selanjutnya, Ketua Pengurus Yayasan YARSI, Prof. dr. Jurnalis Uddin, PAK. dalam sambutannya mengungkapkan, Yayasan YARSI sangat mendorong adanya desa-desa binaan seperti yang sudah dilakukan di Desa Ciseeng, Desa Bantarsari, dan desa-desa di Kabupaten Pandeglang. Oleh karena itu di UY ada sebuah pusat kegiatan yang disebut dengan YARSI Village Empowerment Centre, yang dipimpin oleh Dr. Suhirman Madjid, SE, M.Si.

“Dulu, pernah kita membina desa nelayan yang sudah disediakan anggaran Rp.500.000.000,- (lima ratus juta) per tahun, namun tidak berhasil karena suatu sebab, hampir tiga bulan lamanya para nelayan itu tidak melaut,” kenang Prof. Jurnalis.

“Kita sudah mencoba untuk membantu, akan tetapi pilihan-pilihan untuk melakukan berbagai kreatifitas untuk mereka belum nampak, sehingga kita memutuskan untuk beralih membina pedesaan seperti Desa Ciseeng dan Bantarsari di Kabupaten Bogor,” ujar Prof. Jurnalis.

Prof. Jurnalis mengharapkan dengan webinar LPM-UY ini dapat memberi pencerahan dan arahan-arahan yang lebih efektif dan produktif bagi PkM-UY di masa yang akan datang.

Sebelum memulai pemaparanya, Leli Nurlaeli, MT, M.App.Comm berkesempatan menyampaikan permintaan maaf, sebab Prof. Dr. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng. yang seharusnya sebagai keynote speaker pada acara ini, tidak bisa hadir karena beliau harus mengikuti Rakornas yang tidak bisa diwakilkan.

Dalam pemaparannya, Leli mengatakan bahwa di dalam Tri Dharma perguruan tinggi, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat merupakan satu kesatuan dan itu tidak dapat dipisah-pisahkan. Hal itu adalah amanat dari Undang-undang No. 12 tahun 2012, dimana perguruan tinggi diwajibkan untuk melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi. Diantara keduanya, pengabdian kepada masyarakat dinilai sangat penting, karena berdampak langsung pada masyarakat yang juga sekaligus membantu memecahkan permasalahan pembangunan. Hal tersebut sesuai dengan penekanan program nasional Riset Inovasi Nasional tahun 2020/2021.

“Semuanya telah ditekankan oleh bapak menteri, bahwa kita perlu untuk menghasilkan teknologi tepat guna bagi masyarakat yang saat ini masih banyak tinggal di pedesaan dan hingga kini masih sulit untuk dapat mengakses teknologi,” ungkap Leli.

“Diharapkan dengan adanya pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini, maka masyarakat dapat hidup lebih baik dan dapat mengakses teknologi,” tambah Leli.

Leli juga mengapresiasi Universitas YARSI karena sudah ada Wakil Rektor yang khusus mengurus terkait pengabdian masyarakat. Menurutnya, kebanyakan perguruan tinggi memisahkan antara penelitian dan pengabdian masyarakat. Namun, dengan dipisahkan, diharapkan kemudahan pelaksanaan kegiatan terkait pengabdian masyarakat di Universitas YARSI dapat berjalan baik dan dapat lebih maju.

‘Ngobrol’ adalah Kata Kunci PkM ala Ono

Pembicara utama, Ono W Purbo memulai sesinya dengan menceritakan pengalaman pribadinya bagaimana ia rela melepaskan profesinya sebagai dosen di ITB dan keluar dari zona nyaman, mendapatkan gaji, tunjangan dan segala fasilitas yang cukup sebagai PNS (Pegawai Negeri Sipil). Hal itu dilakukannya karena didorong oleh keinginan untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat dengan sebenar-benarnya. Ono memiliki satu kata kunci dalam PkM-nya, yaitu ‘ngobrol’. Sasarannya adalah masyarakat luas dan dari obrolan tersebut bisa diketahui apa yang menjadi permasalahan atau yang dibutuhkan oleh masyarakat, sehingga mereka bisa keluar dari masalahnya atau menemukan apa yang butuhkannya.

“Medianya boleh apa saja, bisa melalui aplikasi sosial media seperti Whatshapp, Facebook, Twiter, Instagram, YouTube, Telegram, BIP, dan lain sebagainya, yang penting obrolan atau komunikasi kita dengan mereka bisa terjalin,” ucap Ono.

Dari PkM ala Ono ini, dia telah banyak melahirkan karya-karya nyata di bidang teknologi informasi yang sangat berguna bagi masyarakat. Diantaranya seperti Antena Wajanbolic atau dalam bahasa Inggris wokbolic adalah antena yang dibuat dengan bahan utama wajan penggorengan. Wajanbolic yang pertama kali digagas oleh pak Gunadi dan dipopulerkan oleh kang Onno W Purbo memang fenomenal. Paling sering digunakan untuk RT/RW net atau hotspot wifi dengan frekuensi 2,4 GHz yang memang bebas alias free. Namun tak hanya untuk frekuensi 2,4 GHz saja karena antena ini bisa dimodifikasi sebagai penangkap sinyal 3G GSM maupun CDMA. (sumber: https://forum.devilzc0de.id).

Wajanbolic telah banyak diproduksi oleh sebagian orang dan sudah diperjualbelikan di tengah masyarakat. Disamping memberikan solusi komunikasi bagi masyarakat di pelosok-pelosok tanah air yang sulit dijangkau sinyal internet, dapat pula menjadi sumber penghasilan bagi mereka yang memproduksinya.

“Coba lihat di Google, Bukalapak atau situs marketplace lainnya, gunakan kata kunci ‘Wajanbolic’, pasti banyak anda temukan barang-barang tersebut dengan harga yang terjangkau dan beragam,” terang Ono.

Menurut Ono, cara berpikir sebuah pengabdian masyarakat yang sangat sederhana ialah bagaimana memecahkan masalah dan memberi solusi bagi masyarakat. Seorang pembaharu itu memikirkan dan membuat suatu konsep yang langsung diterima masyarakat, kemudian diadopsi dan menjadi solusi buat mereka.

“Sebagai seorang akademisi atau orang yang memiliki ilmu pengetahuan lebih, merupakan sebuah kewajiban untuk berbagi dan memberikan solusi terhadap problema yang ada di tengah masyarakat, itulah PkM yang sesungguhnya,” ujar Ono yang pernah mendapatkan penghargaan ‘Jonathan B. Postel Service Award’ dari Internet Society International di tahun 2020. Internet Society International adalah organisasi intenasional yang mempromosikan penggunaan Internet dan aksesnya. Keanggotaanya terbuka kepada siapa saja, baik pribadi, perusahaan, universitas maupun pemerintah (wikipedia.org). Kata Ono, organisasi ini mirip dengan DPR/MPR-nya internet.

“Jujur saja, tadi sewaktu Prof. Jurnalis bilang bahwa di Univeristas YARSI, dari dosen sampai tingkat pimpinan fokus pada pengabdian masyarakat, bahkan mengalokasikan uang sampai 500 juta adalah sungguh luar biasa. Anda-anda sangat beruntung sekali punya pimpinan seperti itu, kalau sampai nggak jadi apa-apa, keterlaluan ini,” ujar Ono mengingatkan.

Di penghujung pemaparannya, Ono berharap mudah-mudahan apa yang disajikannya bisa memberikan gambaran agar pengabdian masyarakat bukan hanya sekadar pengabdian masyarakat. “Ingat, kita bisa jadi contoh dunia dan kita bisa dengan apa yang ada di Indonesia. Sebetulnya kita itu sangat dahsyat dan banyak orang di dunia belajar pada pengalaman Indonesia. Semoga semua ini bisa jadi masukan buat teman-teman semua, bahwa apa yang kita lakukan bukan sekedar buat buat naik pangkat, namun kita bisa merubah lebih dahsyat dari itu dan saya telah mebuktikan dengan modal nol rupiah,” tegas Ono mengakhiri. (ART)

“Universitas YARSI, Islami dan Berkualitas”