Kader Jumantik Banda Aceh Dilatih Gunakan Aplikasi DBD

Di lansir dari republika.co.id. Terjadinya peningkatan kasus DBD setiap tahunnya berkaitan dengan sanitasi lingkungan dengan tersedianya tempat perindukan bagi nyamuk. Strategi pengendalian nyamuk Aedes aegypti selama ini terus dilakukan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian dengan mengetahui tempat perindukannya dan memutuskan rantai penularan atau siklus hidup nyamuk Ae. aegypti melalui pemberantasan vektor.

Salah satu kegiatan pemberantasan vektor adalah pemantauan jentik nyamuk Aedes Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) DBD. Kegiatan PSN ke rumah-rumah warga selama ini masih mengandalkan tenaga kader Juru Pemantau Jentik (Jumantik) dan pihak Puskesmas yang jumlah dan waktunya sangat terbatas.

Dengan keterbatasan SDM sementara cakupan wilayah kerja kader Jumantik yang cukup luas sehingga kader jumantik belum optimal dalam menjalankan tugasnya. Perkembangan teknologi dan informasi pada saat ini berkembang pesat, terutama perkembangan teknologi media informasi. Salah satu teknologi media informasi adalah aplikasi berbasis sistem operasi Android.

Dengan sistem operasi tersebut dapat dimasukkan aplikasi-aplikasi yang mendukung sebagai media pelaporan pemantauan jentik yang efektif, efisien dan berkualitas. Tim Periset Universitas Indonesia (Dr. Dewi Susanna, MS dan Dr. Tris Eryando, MA), Universitas YARSI (Dr. Kholis Ernawati, MKes), Stikes Mitra Ria Husada Jakarta (Daniah, S.SiT, MKM) dan Poltekkes Banda Aceh (Dr. Hermansyah, MPH. dan Ritawati, S.Kep. MKes) telah membuat aplikasi berbasis mobile untuk membantu kader jumantik dalam kegiatan pemantauan dan pelaporan pemantauan jentik.

Dalam rangka implementasi penggunaan aplikasi pelaporan pemantauan jentik nyamuk DBD yang telah dibuat oleh tim periset, maka diadakan pelatihan pengenalan aplikasi pada tgl 14 september 2019 yang bertempat di Puskesmas Lampaseh, Kecamatan Kutaraja, Banda Aceh.

Sasaran peserta adalah dua orang dari masing-masing Gampong/desa (Gp. Jawa, Gp. Peulanggahan, Gp. Keudah, Gp. Pande, Gp. Lampaseh Kota, dan Gp. Merduati). Sehingga total peserta 12 orang yang diwajibkan membawa ponsel android dengan spesifikasi RAM 2 Giga Byte.

Hadir juga dalam pelatihan pihak Dinkes, Puskesmas, dan Lurah-lurah masing-masing Gampong. Pelatihan selain diberikan materi di dalam kelas juga langsung praktek penggunaan aplikasi di lapangan. Pembuatan aplikasi dan pelatihan disupport oleh tim IT dari Universitas Indonesia yaitu Tiara Mairani, Fresty Cahya Maulina, Rico Kurniawan, dan Adi Putranto.

Semua kader yang menjadi peserta sukses melaporkan hasil pemantauan jentik dengan menggunakan aplikasi. Implementasi aplikasi oleh kader setelah pelatihan disepakati akan dilakukan selama 12 minggu. Pemantauan dan pendampingan selama implementasi tetap diberikan oleh tim periset dan tim IT.

Diharapkan dengan penggunaan aplikasi berbasis mobile untuk pelaporan pemantauan jentik akan membantu tugas kader jumantik dan menghasilkan laporan Angka Bebas Jentik (ABJ) yang berkualitas. Kegiatan pembuatan aplikasi pelaporan pemantauan jentik dan implementasinya ini didanai oleh hibah riset Ristekdikti skema SBK Riset Terapan tahun 2019.

Aplikasi mobile dapat di install dari playstore dengan nama Aplikasi Media Penyuluhan Demam Berdarah Dengue.